Fataya.co.id – Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, mengungkapkan bahwa generasi muda perkotaan atau yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih cenderung menyukai gaya berdebat yang dapat memancing pihak lain untuk mengungkapkan gagasan atau bahkan menimbulkan kegeraman.
Menurut Firman Kurniawan, kelompok ini terbiasa mengutamakan kekuatan pikiran dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga gaya debat yang dinamis dan menantang dianggap lebih menarik oleh mereka.
Dalam sebuah komentar di akun Instagram pribadinya, Firman menjelaskan, “Gaya berdebat yang lebih memancing pihak lain untuk bisa lebih mengungkapkan gagasannya atau mungkin menimbulkan kegeraman, menimbulkan kemarahan, hal dinamis seperti itu yang justru akan digemari.”
Dalam era digital ini, generasi muda seringkali terlibat dalam berbagai diskusi online, termasuk di platform media sosial seperti Instagram. Gaya berdebat yang mereka pilih dapat mencerminkan kecenderungan untuk mengeksplorasi ide-ide secara intensif dan membangun argumentasi yang kuat.
Meskipun gaya berdebat yang dinamis ini dapat menciptakan ketegangan, Firman Kurniawan mengungkapkan bahwa hal tersebut justru dianggap sebagai bagian dari dinamika kehidupan digital.
Generasi muda yang terbiasa dengan pola pikir kritis dan analitis cenderung mencari tantangan intelektual dalam berbagai interaksi online mereka.
Dengan tren ini, tampaknya gaya berdebat yang tidak hanya merangsang pemikiran tetapi juga menciptakan interaksi emosional menjadi pilihan utama bagi generasi muda perkotaan dan berpendidikan tinggi.
Hal ini mencerminkan perubahan dinamika komunikasi digital yang semakin kompleks dan menuntut adanya pemahaman yang mendalam terhadap berbagai sudut pandang.
Sumber: @beritasatu