Pohon Loa

Pohon Loa: Pohon Penahan Erosi yang Kaya Manfaat

Diposting pada

Fataya.co.id – Pernahkah teman-teman mendengar tentang pohon loa? Pohon yang berasal dari Asia Barat, yang memiliki daya serap air tinggi sehingga dikenal sebagai tanaman penahan erosi.

Pohon loa merupakan tanaman jenis ficus yang dapat tumbuh di wilayah beriklim tropis dan subtropis, termasuk di Indonesia.

Mengutip LindungiHutan.Com, pohon loa memiliki akar yang dalam dan mekanisme konduktansi hidrolik sehingga daya serap airnya tinggi.

Masih mengutip LindungiHutan.Com, selain tumbuh secara alami di dataran rendah hutan, pohon ini juga banyak ditemui di sekitar mata air atau di sepanjang pinggir sungai sebagai penahan erosi.

Selain difungsikan sebagai penahan erosi karena daya serap airnya, pohon loa ternyata sangat kaya akan manfaat dan keistimewaan.

Salah satunya, pohon yang sudah dibudidayakan sejak 5000 SM ini dapat beradaptasi di daerah-daerah beriklim kering dan gersang.

Untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang pohon loa, teman-teman disarankan membaca paparan yang kami berikan sampai habis.

Table of Contents

Apa Itu Pohon Loa? 

Pohon loa memiliki nama latin Ficus racemosa. Pohon ini merupakan salah satu dari pohon-pohon yang termasuk dalam genus ficus, yang mana spesies genus ficus terdiri dari semak, pohon berkayu, hemiepiphyte, tanaman merambat, dan epifit.

Ciri-Ciri

Pohon Loa

Pohon ini memiliki ciri khusus pada akar, batang, daun dan buahnya yang membedakannya dengan pohon jenis  ficus yang lain sebagai berikut.

  • Akar pohon loa seperti akar pohon beringin

Jenis akarnya bisa dikatakan hampir menyerupai akar pohon beringin. Akar menyebar ke permukaan tanah dan mencengkeram tanah sangat dalam.

Cengkeraman akar ke tanah juga sangat kuat, sehingga berdampak baik bagi kestabilan tanah.

  • Batang pohon loa memiliki banyak getah

Batang pohon ini memiliki banyak getah pada bagian permukaannya.Batang ini juga ditempeli oleh buahnya.

Pada umumnya, batang dapat mencapai besaran diameter 100 cm, dengan ketinggian pohon yang menyentuh 17-20 meter. Warna batang pohonnya ada yang coklat, ada juga yang putih.

  • Daun pohon loa berbentuk runcing seperti ujung tombak

Daun bertekstur halus, mengkilap, berwarna hijau tua. Akan tetapi, warnanya berubah menjadi kuning menjelang gugur. Posisi daun di batang berselang-seling.

Daun berbentuk runcing menyerupai ujung tombak. Bentuk runcing ini juga dikenal dengan bentuk elips-lanset. Panjang daun biasanya berkisar antara 7-10 cm.

  • Buah loa berbentuk bulat, mirip buah pir

Buahnya biasanya berjumlah banyak. Bentuknya bulat, menyerupai buah pir. Buah loa biasanya berdiameter 4 cm. Tumbuh bergerombol pada bagian batang dan cabang utama.

Buah yang matang akan memiliki warna merah, sedangkan yang mentah berwarna hijau. Walaupun sama sekali tidak beracun, sangat aman dikonsumsi kelelawar, beberapa jenis burung hingga manusia, cita rasa tidak akan menjadi favorit kita karena sangat hambar.

Untuk habitat, pohon ini biasanya tumbuh di tanah lembab. Masyarakat juga sering menanamnya di sekitar mata air atau sepanjang sungai, dan pohon ini tetap berbuah sepanjang tahun.

Hanya, saat musim kering tiba, daunnya banyak yang berubah warna kemudian gugur.

Jika ingin menanam pohon tersebut di sekitar mata air atau sepanjang sungai, perhatikan ketinggian tempat. Cari tempat dengan ketinggian mulai dari 100-700 mdpl.

Selanjutnya, untuk persebaran ada di berbagai negara seperti Indonesia, Vietnam, Cina Selatan, Nepal, Bangladesh, Tailand, India, Shri Lanka, Australia, Arab Saudi, Inggris dan masih banyak lagi.

Taksonomi

Pohon loa tersebar sangat luas di berbagai negara. Persebaran lintas benua membuat pohon ini memiliki banyak nama yang berbeda.

Inggris, misalnya, menamai pohon ini cluster fig tree. Beda lagi dengan Arab yang menyebutnya jameez.

Selanjutnya, ada bangsa Persia yang menyebutnya adamaskidan. Oleh Vietnam, pohon ini disebut cay sung. Lain lagi Cina, negara tirai bambu itu menyebutnya ju guo rong.

Indonesia sendiri punya nama yang bervariasi untuk pohon tersebut yaitu pohon lo/elo, lowa, biraeng, arah, dan ara.

Setelah teman-teman tahu berbagai nama, berikut kami sajikan tabel taksonominya agar informasi yang teman-teman punya semakin lengkap.

Berikut merupakan tabel taksonomi Pohon Loa.

Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Superdivisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Subkelas Hamamelididae
Ordo Urticales
Famili Moraceae
Genus Ficus
Spesies Ficus Racemosa

Nilai Keistimewaan

Pohon loa menyimpan banyak keistimewaan dan keunikan yang mungkin tidak diketahui banyak orang.

Tidak hanya namanya saja yang bervariasi di setiap tempat tumbuh, tetapi nilai gunanya juga beragam.

Siapa sangka, pohon ini memiliki nilai estetika hingga nilai teologi.

BACA JUGA :   Antracol Untuk Cabe: Manfaat, Pengertian, dan Cara Penggunaan

Nilai Estetika dalam Pohon Loa

Contoh nilai estetika pohon loa dapat dilihat melalui penggunaannya untuk bonsai. Akar pohon ini dinilai sangat unik dan estetik bagi siapa saja yang memandang.

Selain itu, warna daun juga dianggap cantik dan estetik, sehingga membawa kesan menarik apabila dijadikan bonsai. Salah satu cara membuat loa bonsai adalah dengan pencangkokan atau stek.

Nilai Teologi dalam Pohon Loa

Ternyata, pohon loa memiliki nilai keagamaan atau teologi bagi umat hindu. Agama Hindu menamai pohon ini pohon udumbara.

Umat hindu menghormati keberadaan pohon tersebut atas dasar simbol-simbol berikut.

  • Simbol kekekalan dan keabadian

Pohon yang selalu bisa bertumbuh dan bertahan hidup sangat lama, bahkan sampai ratusan tahun. Ketahanan ini kemudian dikaitkan dengan simbol kekal dan abadi.

Hal ini juga disimbolkan sebagai siklus hidup yang memiliki kelanjutan, artinya berlangsung terus-menerus.

  • Simbol keberkahan, kesucian dan kesejahteraan

Pohon yang sangat dihormati umat hindu. Tempat peribadatan seperti kuil bahkan dibangun di dekat pohon loa.

Pohon ini juga dipercaya sebagai rumah yang suci bagi dewa-dewi dan roh suci.

Pohon loa dianggap sebagai sumbernya berkah dan kesejahteraan. Selain itu, pohon tersebut juga sering dijadikan tempat berlangsungnya ritual keagamaan yang disebut puja atau persembahan.

Sambil menyerahkan persembahan yang telah disiapkan sebelumnya, orang-orang akan berdoa untuk meminta berkah dan kesejahteraan dari dewa mereka.

  • Simbol koneksi antara alam dan kehidupan

Dalam ajaran Hindu, pohon ini dipercaya memiliki simbol keterkaitan dengan alam dan rohani.

Alam dianggap manifestasi dewa mereka, sedangkan pohon loa disimbolkan sebagai kehidupan di atas bumi milik dewanya.

Manfaat 

Selain istimewa, pohon loa memiliki berbagai macam manfaat. Secara garis besar, pohon ini dapat bermanfaat bagi tiga aspek.

Ketiga aspek tersebut yaitu ekologi, ekonomi, dan etnobotani.

  • Mencega erosi dan banjir

Sebagaimana dibahas di atas, akarnya mencengkeram kuat ke dalam tanah dan memiliki daya serap air yang tinggi.

Oleh sebab itu, penanaman pohon ini dapat menjadi upaya yang preventif untuk menghindari bencana erosi dan luapan air sungai ke daratan.

  • Sumber penghidupan ekosistem hutan

Pohon loa merupakan salah satu tanaman yang disebut spesies kunci bagi ekosistem hutan.

Buahnya dapat dimakan oleh kelelawar, ara-beo, kutilang, merpati, dan burung enggang. Berbagai hewan hutan lainnya juga menjadikan pohon ini sebagai rumah.

  • Sumber nutrient bagi serangga air dan ikan

Buah dan daun loa yang jatuh ke dalam air, akan mengalami proses yang disebut dekomposisi di dalam air pula.

Daun dan buah loa yang telah terproses akan menjadi sumber nutrient bagi jangkrik dan berbagai macam serangga air karena dimakan oleh kedua hewan tersebut.

Jangkrik dan serangga air kemudian dimakan oleh ikan. Di sinilah ikan mendapatkan nutrient tak langsung dari buah dan daun loa.

Secara ekonomis, pohon inj juga dapat digunakan untuk bahan pembuatan pakaian. Setelah melihat-lihat manfaat ekologisnya, berikut kami berikan lebih banyak manfaat ekonomis.

  • Bahan pembuatan kertas (menggunakan kayu loa)
  • Bahan konstruksi sementara (menggunakan kayu loa)
  • Bahan perekat menggantikan karet (menggunakan getah loa)

Selanjutnya, secara etnobotani, pohon ini dapat dijadikan obat-obatan tradisional. Kulit pohonnya yang telah dihaluskan dengan batu atau ditumbuk dan dicampurkan air dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit, misalnya bentol akibat gigitan nyamuk dan bisul.

Air saringan dari daun dan buahnya juga berkhasiat menyembuhkan penyakit diare.

Kesimpulannya, pohon loa merupakan tanaman jenis ficus yang tersebar di daerah tropis ataupun subtropis.

Asal tanaman ini dari wilayah Asia Barat, dan telah dibudidayakan sejak 5000 tahun SM yang memiliki nama yang berbeda-beda di setiap negara.

Cengkeraman akarnya yang kuat ke tanah, menjadikan pohon ini sangat menolong upaya pencegahan erosi.

Daya serapnya yang tinggi juga bisa mencegah luapan air sungai yang menyebabkan banjir.

Pohon ini memiliki manfaat ekologis, ekonomis, dan juga berguna secara etnobotani. Adapun kegunaan lainnya yang termasuk istimewa, yaitu nilai estetika pohon loa dan nilai teologinya.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang pohon loa, pohon penahan erosi yang kaya manfaat. Semoga berguna bagi teman-teman semua.

Salam Literasi – Fataya.Media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *