Suasana keakraban dan semangat persaudaraan begitu kental terasa di perayaan HUT ke-4 Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Jambi yang digelar secara meriah. Acara ini dihelat dalam kunjungan istimewa ke keluarga besar warga Banyuwangi yang telah berdomisili di Provinsi Jambi.
Salah satu momen puncak dalam perayaan ini adalah tampilnya lebih dari 60 penari gandrung dan jaranan butho, yang kesemuanya adalah perantau Banyuwangi di Jambi. Mereka memukau penonton dengan gerakan yang penuh makna dan membangkitkan kekaguman, membawa nuansa khas budaya Banyuwangi ke tanah Jambi.
Tidak hanya itu, keluarga besar Ikawangi Jambi juga memeriahkan acara dengan memainkan lagu-lagu Banyuwangi yang dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh Maharani Ambyar. Musik dan tarian tersebut menjadi penghubung emosional bagi para warga yang merindukan kampung halaman mereka.
Kemeriahan acara semakin bertambah dengan kehadiran sejumlah anggota Ikawangi dari berbagai daerah di Sumatera. Mereka datang dari Sumatera Selatan, Lampung, Pekanbaru, hingga Padang, membawa semangat persatuan yang memperkuat jalinan kekeluargaan Ikawangi di seluruh Indonesia.
Pak Panut, Ketua Ikawangi Provinsi Jambi, turut berbicara tentang perkembangan positif Ikawangi di daerah tersebut. Meski baru berusia empat tahun, Ikawangi Jambi telah tumbuh dengan pesat. Saat ini, telah terbentuk lima korwil di seluruh Jambi, mencakup Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Muaro Bungo, Muaro Jambi, dan Merangin.
Dalam sambutannya, Pak Panut berharap agar persaudaraan antar warga Banyuwangi terus berlangsung, tetap rukun, dan selalu mengingat pepatah bijak, “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi.” Semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap akar budaya Banyuwangi semakin memperkokoh hubungan di antara mereka, membuktikan bahwa jarak geografis bukanlah penghalang untuk merajut tali kebersamaan.
sumber:@ipukfdni