kisah nab i ibrahim

Kisah Nabi Ibrahim Singkat Menyentuh Hati

Diposting pada

Table of Contents

Kisah nabi Ibrahim AS yang tidak mempan api

kisah nab i ibrahim

Sumber gambar: indoprogress

Kisah nabi Ibrahim selalu menarik untuk diceritakan ke generasi muda. Mau tau cerita lengkapnya? Simak ya.

Ayah Nabi Ibrahim

Ayah nabi Ibrahim adalah Aazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau’ bin Falij bin Aabir bin Shaleh. ini merupakan silsilah  nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim lahir di sebuah tempat bernama Faddam A’ram yang termasuk oleh kerajaan-kerajaan rajanya berarti itu dibantah oleh seorang raja yang bernama Raja Namrud.

Raja Namrud adalah  raja yang kejam dan lalim. Dia raja yang haus kekuasaan. Selama berkuasa, dia tidak segan-segan membodohi rakyatnya agar menyembah berhala.

Bahkan puncak kebodohannya, dia mengaku menjadi Tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya.  Begitu banyak kekejaman yang dia lakukan sehingga tidak ada rakyat yang berani mambantah apalagi melawan.

Suatu ketika, Namrud bermimpi ada seorang bocah masuk dalam kamarnya. Si bocal mengambil mahkotanya dan menghancurkannya . Hari itu juga, Namrud memanggil seorang ahli Nujum (tukang ramal). Namrud berkata kepada juru ramal “Berikan aku arti dan makna penting dari mimpiku ini”

Sang juru ramal menjawab bahwa mahkota kerajaan dan kekuaasanya akan runtuh oleh bocah yang ada dalam mimpi itu.

Mendengar jawaban sang juru ramal, raja Namrud murka dan marah besar. dia perintahkan pasukan untuk membunuh tiap bayi laki laki yang lahir.

Sang  juru ramal mengatakan bahwa anak laki-laki dalam mimpi raja Namrud kelak akan meruntuhkan kekuasaannya. Tentu saja raja Namrud marah dan murka besar. Ia memerintahkan semua prajuritnya untuk mencari dan membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.

Ketika Ibrahim lahir, kedua orang tuanya punya inisiatif sembunyi di dalam gua. Sejak bayi hingga menginjak remaja, Ibrahim dibesarkan di dalam gua. Dia tidak pernah melihat dunia luar.

Baca juga Kisah nabi Idris melihat surga dan neraka

 

Kisah nabi Ibrahim mencari Tuhan

Sebagai seorang remaja, tentu Ibrahim sangat rindu dengan alam luar yang bebas bergerak. Dia ingin tahu dan melihat dari indahnya pemandangan di dunia luar. Selama ini, dia hanya bisa melihat bongkahan batu, tanah dalam gua yang sepi.

Suatu ketika ibunya pergi ke kota untuk membeli makanan. Lantas dia berusaha keluar dari gua. Saat menapakkan kakinya keluar gua, Ibrahim benar-benar takjub dan kagum.

Dia kagum melihat alam yang sangat indah, gunung gunung menjulang tinggi, langit biru membentang luas, ombak laut berkejaran. Siang hari ia melihat indahnya sinar matahari. Waktu malam, dia melihat indahnya sinar rembulan menerangi malam.

Di tengah ketakjubannya itu, terbersih dalam hatinya “Siapa gerangan yang menciptakan keindahan sempurna ini”.

Ini proses alamiah nabi Ibrahim mencari Tuhan.

Sejak kecil Ibrahim sudah mendapat petunjuk dari Tuhan. Ia sering merasa heran melihat orang yang menyembah patung dan berhala.

Padahal, patung itu tidak bisa bicara, tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi memberikan pertolongan kepada manusia.

Dia selalu bergumam dalam hati “Mengapa mereka menyembah benda mati” Demikian tanda tanya yang timbul dalam hati kecilnya.

Apabila dia bertemu dengan seekor unta, kambing, domba selalu tergerak pertanyaan dalam hatinya “Siapa yang menciptakan makhluk unik ini”.

Dia selalu berusaha mencari siapa penguasa alam semesta ini. Siapa yang layak dan pantas untuk disembah dan dijadikan Tuhan.

 

Saat siang hari, ia melihat begitu dahsyatnya sinar matahari. Lantas dia betanya apakah ini Tuhan yang layak di sembah? Namun, di kala senja, matahari tenggelam tak nampak lagi. Dia berkta tidak mungkin tuhan hialng walau sesaat saja.

 

Saat malam tiba, ia melihat bulan dan bintang-bintang yang indah sekali.

Namun, bulan akhirnya tenggelam juga, tak nampak lagi.

Dia bergumam dalam hatinya “Aku tidak suka Tuhan yang tenggelam”. Itu ucapnya dalam hati.

Hingga akhirnya, Ibrahim menemukan kesimpulan bahwa Tuhan adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu. Menciptakan alam semesta ini.

Da berkata dalam hatinya “Tuhanku adalah tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tuhanku adalah tuhan yang menciptakan manusia, tumbuhan, hewan dan apa saja yang ada di alam semesta ini”.

Ahirnya nabi Ibrahim mencari Tuhan yang benar benar layak untuk disembah dan mintai pertolongan.

 

Ibrahim hadir di tengah masyarakat

Tatkala Ibrahim beranjak dewasa, ia diizinkan oleh orangtuanya keluar dari goa. Ibrahim ingin hidup bersama masyarakat. Kala itu berita tentang pembunuhan bayi-bayi sudah tidak terdengar lagi.

Ibrahim merasa sangat sedih, ternyata di masyarakat terjadi kebodohan dan kebobrokan mental, akhlak akal pikiran dan spiritual.

Akal pikiran mereka tumpul. Betapa tidak, patung dan batu-batu mereka jadikan patung ahirnya mereka sembah sembah.

 

Bahkan, yang bikin hati Ibrahim lebih sedih lagi, Ayahnya adalah seorang pemahat patung. Lebih disayangkan lagi, ayahnya juga menyembah patung buatannya sendiri.

 

Dalam kesedihan mendalam itu, Ibrahim mengadu kepada Tuhan “Ya Tuhan aku sedang menderita batin. Aku melihat kemungkaran, kesesatan. Aku tidak tau, apa gerangan akal pikiran yang engkau karuniakan kepada mereka? Apakah akal pikiran itu hanya digunakan untuk mencari kekayaan dan berbuat kerusakan di muka bumi. Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku jalan kebenaran. Ya Tuhanku, jika tidak engkau tunjukkan jalan kebenaran, sungguh aku akan menjadi orang yang tersesat dan perbuatannya “.

 

Kemudian Allah menurunkan petunjuk kepada Ibrahim. Ibrahim diangkat menjadi nabi dan rasul yang diberi Wahyu. Sehingga keyakinan tentang Tuhan tidak hanya timbul dari pikiran tetapi berasal dari Wahyu dan ketetapan Allah.

Allah telah mendidik dan mengajarkan kepada Ibrahim rahasia yang ada dibalik alam semesta raya ini. Dibalik alam nyata ini ada alam yang lebih dahsyat lagi.

Di mana setiap manusia akan mati. Setiap manusia yang sudah mati, kelak akan dibangkitkan lagi di akhirat untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan mereka.

Baca juga Kisah nabi Soleh berdakwah pada kaumnya

 

Nabi Ibrahim meyakinkan hatinya

Sebenarnya Nabi Ibrahim sudah percaya akan adanya hari pembalasan di akhirat kelak. Suatu ketika ia memperoleh petunjuk yang nyata dan menyenangkan hatinya. Maka dia berdoa kepada Tuhan “Ya Tuhanku, Perlihatkanlah kepadaku Bagaimana menghidupkan orang-orang mati”

Dan Allah pun menjawab permintaan Ibrahim dengan sebuah pertanyaan “Apakah engkau masih belum percaya Ibrahim”.

“Wahai tuhanku, bukan seperti itu. Tetapi supaya aku semakin yakin kepadamu” Jawab Ibrahim.

Kemudian Allah perintahkan Ibrahim mengambil 4 ekor burung. Burung itu dipotong-potong dan tubuhnya dicerai beraikan. Di pisah-pisahkan potongan kecil burung itu. Lalu di lumatkan.

Kemudian dijadikan 4 onggok. Masing-masing potongan diletakkan di puncak bukit yang letaknya sangat berjauhan.

Lantas, Ibrahim diperintahkan mengambil burung yang sudah hancur tadi. Tiba-tiba saja, burung burung itu hidup lagi seperti sedia kala dan menghampiri nabi Ibrahim dengan  ijin Allah.

 

Melihat kejadian ajaib ini, maka bertambahlah keyakinan Ibrahim akan kekuasaan Allah. Di mana Allah adalah Tuhan yang mampu menghidupkan sesuatu yang sudah mati.

Kemudian Allah berfirman “Demikian pula aku akan membangkitkan manusia yang sudah mati untuk dihidupkan di alam akhirat dan akan dihisab amal perbuatannya selama di dunia dan semua manusia akan menerima balasannya sendiri-sendiri”.

 

Kisah Nabi Ibrahim dan raja Namrud

Raja Namrud adalah raja pertama yang mampu menjadi penguasa besar dunia. Di mana dia menguasai timur dan barat . Namrud adalah anak dari Kausy bin Kanaan bin Ham bin  Nuh.

 

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa dalam masa prasejarah, ada 24 orang yang menguasai timur dan barat pada zaman prasejarah. Siapa saja mereka?

Mereka adalah Raja Namrud, Nabi Sulaiman bin Daud dan Zulkarnain Bakhtansar atau Nebukadnezar.

 

Dari keempat tokoh penguasa ini 2 adalah raja kafir sedangkan dua yang lainnya adalah penguasa muslim. Raja Namrud adalah seorang raja yang memerintah tanpa undang-undang, seorang raja dictator.

Dia adalah seorang raja yang lalilm dan kejam.Kekuasaannya berpusat di Timur sebelum berdiri kerajaan Persia. Begitu bodohnya dia, hingga dia berani mengaku sebagai Tuhan.

 

Suatu hari, kaumnya mengadakan upacara agama. Mereka keluar bersama Raja Namrud. Otomatis, kampung ditinggalkan kosong. Hanya Ibrahim saja yang ada disana. Dia tidak pergi dengan alasan sakit.

Seketika Ibrahim pergi ke rumah tempat berhala. Ibrahim hancurkan dan pecahkan berhala-berhala itu. Dia sisakan satu berhala saja.

Ibrahim tinggalkan berhala yang paling besar. Lantas ia kalungkan kapak pada leher berhala yang paling besar ini lantas dia segera beranjak pergi.

 

Ketika Namrud dan pengikutnya pulang dari acara keagamaan. Di antara mereka ada yang mendatangi rumah berhala. Mereka terkejut bukan kepalang. Betapa tidak, dia melihat semua berhala itu telah hancur lebur.

Mereka menduga Ibrahimlah yang telah menghancurkannya. Mereka punya alasan kuat, hanya Ibrahim saja yang tidak ikut pergi. Seketika Raja Namrud marah besar kepada Ibrahim.

Lantas ia bertanya “Hai Ibrahim Apakah kamu yang menghancurkan berhala ini”

Dengan entengnya, Ibrahim menjawab “Bukan, bukan aku yang menghancurkan berhala ini. Mungkin berhala ini dihancurkan oleh berhala yang paling besar. Buktinya, kampak itu ada di lehernya”.

 

BACA JUGA :   Panduan Aqiqah Sesuai Sunnah Baginda Rasulullah Saw.

Mendengar jawaban Ibrahim, Raja Namrud marah besar. Lantas ia berkata “Mana mungkin berhala ini dapat berbuat sesuatu. Apalagi menghancurkan berhala yang lain”. Mendengar jawaban Namrud yang bodoh ini, Ibrahim membalas “Kalau berhala ini tidak dapat berbuat sesuatu, mengapa engkau sembah”.

 

Ketika mendengar jawaban Ibrahim yang diplomatis ini, Namrud marah besar dan menyeretnya ke pengadilan kerajaan. Lalu Namrud bertanya kepada Ibrahim “Wahai Ibrahim, siapa yang menjadikan alam semesta ini?”

Namrud berharap dengan pertanyaan ini, Inrahim mau mengakuinya sebagai Tuhan.

Tetapi jawaban Ibrahim di luar dugaan yang hadir, apalagi Namrud.

Lantas, apa jawaban Ibrahim?

Dengan pertanyaan cerdas ini, Ibrahim segera menjawab “Yang menjadikan alam semesta ini adalah zat yang dapat menghidupkan dan mematikan. Iya adalah Tuhan yang berkuasa atas segala-galanya”.

Mendengar jawaban diplomatis Ibrahim yang cerdas. Namrud lantas berkata “Aku juga punya kuasa. Barangsiapa yang diperintahkan untuk dibunuh. Maka matilah dia. Dan barang siapa saja yang tidak dibunuh maka dia akan hidup”

Lantas Ibrahim menjawab “Tuhan kami adalah Tuhan yang menerbitkan matahari dari timur. Maka silakan kamu coba memutar matahari terbit dari barat”.

Mendengar jawaban Ibrahim yang cerdas ini, maka Namrud terdiam dan tidak bisa menjawab. Dalam dialog ini, Namrud telah kalah telak.

Dialog Ibrahim dan raja Namrud ini  Allah abadikan dalam Al Qur’an :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

 

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.  (QS. Al Baqarah: 258)

 

Apa yang terjadi setelah nabi ibrahim dibakar oleh raja namrud ?

Langkah terahir, Namrud menyuruh pasukannya mengumpulkan kayu bakar. Menyulut api yang sangat besar. Dan Ibrahim akan segera dibakar hidup hidup. Dalam keadaan genting ini, Ibrahim tetap sabar, tenang dan pasrah kepada Allah Tuhan yang maha kuasa.

Dalam suasana mencekam ini, Ibrahim berdoa.

lantas, doa apa yang di baca oleh nabi Ibrahim As?

dalam shahih Bukhari, imam Buhkari menjelaskan sebagai berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ( حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ) قَالَهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِينَ أُلْقِىَ فِى النَّارِ ، وَقَالَهَا مُحَمَّدٌ – صلى الله عليه وسلم – حِينَ قَالُوا إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“Diriwayatkan dari Ibn Abbas, “Hassbunallah wani’mal wakil” adalah kalimat yang diucapkan Ibrahim saat dilempar ke  bara api yang menyala nyala. Dan kalimat yang diucapkan Nabi Muhammad saat mereka berkata: ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka’, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung” (Surah al-Imron ayat 173)

Maka, seizin Allah. Ibrahim selamat dari kobaran api yang menyala-nyala. Dia terbebas dari panasnya api yang membara.

Inilah jawaban Allah bagi kaum Ibrahim yang ragu dan penasaran dengan kenabian Ibrahim. Ibrahim selamat dari kobaran api neraka yang menyala nyala.

Seketika itu berimanlah Luth bin Haran bin Tarikh anak saudaranya, serta Sarah inti Haran, istri serta anak pamanya yaitu raja Haran.

 

Anak Nabi Ibrahim yang disembelih

 

Anak nabi Ibrahim adalah Ismail. Ketika Ismail kecil ada dalam usia 7 tahun. Di mana dia sudah masuk usia sa’ya. Usia dimana seorang anak mampu bekerja dan mandiri yaitu kisaran usia 7 tahun keatas. Di usia ini, Nabi Ibrahim benar-benar sangat mencintai dan cintai orang tua. Mereka merasa sangat bahagia.

Nabi Ibrahim lantas berkata kepada putranya “Hai anakku, Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu.

Kita perlu tahu dan paham bahwa mimpi para nabi adalah wahyu Allah yang mesti ditaati dan dilaksanakan.

Hal ini sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dalam sebuah hadist “Penglihatan para Nabi dalam mimpi adalah wahyu” (HR. Al Hakim)

 

Ismail ingin berusaha Bersabar. Dengan melaksanakan perintah Allah itu, dia berharap mendapat Ridha Allah. Dia ingin berbakti pada orang tua.

Nabi Ismail meminta ayahnya untuk menjalankan apa yang telah Allah perintahkan kepadanya. Dengan melaksanakan perintah Allah itu, dia akan melihat Ismail sebagai anak yang masuk dalam golongan orang yang sabar dengan izin Allah.

Kesabaran ini karena kehendak Allah Semata, sebagai pelajaran bagi kita yang hidup di masa sekarang ini.

Ketika Ibrahim dan Ismail telah bulat memasrahkan segala urusan kepada Allah. Ibrahim segera menyiapkan diri untuk menyembelih putra satu-satunya. Di mana Ismail adalah anak satu-satunya. Buah hatinya yang paling dicintai.

Tetapi untuk menjalankan perintah Allah, tidak ada yang berat. Tidak ada yang perlu di tunda tunda. Semua harus dilaksanakan. Ibrahim berusaha untuk menjadi orang yang sabar. Dia berusaha pasrah diri dan taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Ibrahim lantas memiringkan Ismail. Dan Ismail pun, siap untuk dieksekusi, disembelih. Segera saja Ibrahim menyembelih Ismail untuk menjalankan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Peristiwa besar ini adalah ujian Allah untuk Ibrahim. Ujian ini untuk membuktikan kecintaan Ibrahim kepada Allah. Cintanya kepada anak, keluarga dan segala sesuatu mengalahkan cinta Allah. Allah  memberi ujian kepada Ibrahim dengan anak yang benar-benar ia cintai untuk disembelih.

Allah mengganti Ismail dengan seekor domba besar untuk dieksekusi. Ibrahim menyembelih seekor domba, bukan menyembelih Ismail.

Ini adalah balasan bagi orang yang benar-benar berserah diri kepada Allah. Balasan bagi orang yang benar-benar mencintai Allah melebihi keluarga dan segala sesuatu yang lain. Mulai dari harta, jabatan, rumah, perhiasan dan lain sebagainya.

 

Mukjizat nabi  Ibrahim

Allah memebri mukjizat kepada nabi Ibrahim dalam rangka untuk melemahkan kekerasan hati kaumnya. Mukjizat ini Allah berikan untuk membuktikan bahwa Ibrahim adalah nabi yang benar benar Allah utus untuk kaumnya agar beriman dan beramal soleh.

 

Mukjizat nabi Ibrahim yang sangat dahsyat adalah tahan api saat di bakar api yang menyala nyala.

Nabi Ibrahim tahan api bukan karena sakti atau punya ilmu, ajimat dan sebagainya tapi nabi Ibrahim tidak terbakar karena mukjizat dari Allah semata.

Ini adalah sebuah pembelajaran bagi kita bahwa jika Allah berkehendak maka tidak ada yang bisa menghalang halangi.

Begitu sebaliknya, bila Allah tidak berkehendak maka tidak akan ada yang bisa terjadi.

Allah berfiman dalam Al Quran:

Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah ilah-ilah kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan itu mereka orang-orang yang paling merugi.”(QS. Al- Anbiya’ ayat 68-70).

Dengan menyimak mukjizat nabi Inrahim ini kan menamah keimanan kita kepada Allah Subhanahu Watalaa.

 

Hikmah kisah Nabi Ibrahim

Dari kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail ini, kita bisa memetik banyak keutamaan, hikmah dan manfaat. Di mana hikmah dan manfaat ini bisa kita ambil pelajaran untuk di terapkan dalam kehidupan kita di masa sekarang ini.

Berikut hikmah, keutamaan dan pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail:

  • Rasa cinta kepada Allah,  mengalahkan rasa cinta kepada anak, istri dan segala sesuatu yang lain
  • Orang beriman akan selalu diuji keimanannya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala
  • Mimpi para nabi adalah wahyu
  • Wajib taat kepada orang tua selama dalam kebaikan dan kebajikan
  • Syariat ibadah qurban
  • Solusi dan jalan keluar Allah berikan di puncak kesulitan
  • Balasan besar bagi orang yang sabar dan taat kepada Allah

Demikin sedikit pembahasan tentang kisah hidup nabi Ibrahim yang bisa penulis sajikan. Semoga kita bisa selalu mempelajari kehidupan beliau yang kaya akan pelajaran dan teladan nyata. Semoga bermanfaat.

 

di tulis oleh:

Abi Daril Hasan 

Santri PP. Raudlatut Thalabah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *