Egi (Ghiyats) Tercepat, Tapi Ditolak Medali di Lomba Renang POPKAB Sleman DIY

Drama Kontroversial: Egi (Ghiyats) Tercepat, Tapi Ditolak Medali di Lomba Renang POPKAB Sleman DIY

Diposting pada

Fataya.co.id  – Sebuah video yang menampilkan seorang bocah bernama Egi (Ghiyats) menangis di pelukan ibunya viral di media sosial setelah ia tidak mendapatkan medali di Lomba Renang POPKAB Sleman DIY, meskipun berhasil menjadi tercepat kedua dalam perlombaan 100 meter gaya bebas.

Dalam unggahan di akun TikTok sang ibu, video tersebut memperlihatkan momen haru saat Egi (Ghiyats) menangis karena hasil pengumuman tidak sesuai dengan prestasinya di lapangan.

Meskipun berhasil meraih finish di urutan kedua, Egi (Ghiyats) tidak mendapatkan medali apapun.

“Anak kami Egi (Ghiyats) baru saja mengikuti lomba Renang POPKAB SLEMAN DIY, pada saat perlombaan Egi (Ghiyats) alhamdulillah berhasil menjadi tercepat kedua di nomor 100M Gaya Bebas. Namun tiba-tiba pas pengumuman hasil Lomba, Egi (Ghiyats) tidak mendapatkan medali apa-apa. Kami sempat mengajukan protes dengan mengajukan video hasil rekaman kami. Tapi panitia tidak mau menerima masukan dan tetap pada keputusannya,” tulis sang ibu dalam caption yang menyertai video tersebut.

Menurut kronologi yang dibagikan oleh ibu Egi, meskipun banyak orang menyaksikan dan mendokumentasikan perlombaan tersebut, panitia tetap tidak memberikan penghargaan pada anaknya.

Hasil akhir yang diterima Egi setelah satu bulan berlatih hanyalah sebuah medali perunggu di kelas 50 meter gaya bebas.

BACA JUGA :   Menteri Agama Beri Imbauan: Agama Bukanlah Alat Politik! Kenali Risikonya di Tahun Politik

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sleman, Agung Armawanta, menjelaskan bahwa panitia sebelumnya memberikan waktu untuk melakukan protes, tetapi sesuai aturan, yang berhak protes adalah official atau ketua kontingen, bukan orang tua atlet.

“Kalau dari tim sudah diumumkan calon-calon juaranya ini-ini. Kemudian diberi waktu 5 atau 10 menit kalau ada aduan tapi juga harus panitia, ketua tim kontingen atau official. Kalau orang tua tidak diperkenankan,” kata Agung.

Kasus kontroversial ini turut mendapatkan perhatian dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo.

Dalam Instagram Storynya, Dito merespon bahwa kasus ini menjadi salah satu contoh alasan mengapa Kementerian Pemuda dan Olahraga fokus pada program pendidikan upgrading SDM.

Hingga saat ini, tengah dilakukan mediasi antara orang tua Egi dengan panitia lomba POPKAB. Belum diketahui hasil dari mediasi tersebut.

Kami akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan informasi lebih lanjut seiring berjalannya waktu.

Sumber:@CTD Insider

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *