Apa itu Tawasul? Tawasul adalah sebuah istilah dalam agama Islam yang merujuk pada upaya seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menggunakan perantara. Perantara dalam tawasul dapat berupa orang yang sudah meninggal dunia, Nabi atau Rasul, para sahabat, orang yang saleh, dan bahkan keluarga atau keturunan Nabi.
Konsep tawasul memiliki dasar dalam hadis-hadis yang mendorong umat Muslim untuk mencari perantara yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Namun, perlu diingat bahwa tawasul bukanlah suatu bentuk penyembahan atau ibadah kepada perantara, melainkan hanya upaya untuk memohon keberkahan dan pertolongan dari Allah SWT.
Terdapat berbagai macam bentuk tawasul dalam praktik keagamaan Islam, seperti tawasul dengan membaca doa yang dilakukan oleh orang yang saleh, tawasul dengan ziarah ke makam orang yang dianggap suci atau saleh, tawasul dengan meminta doa kepada orang yang diyakini memiliki kedekatan dengan Allah SWT, dan sebagainya.
Meskipun tawasul memiliki peran penting dalam praktik keagamaan Islam, namun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang bagaimana seharusnya tawasul dilakukan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, apakah sudah mengerti apa itu Tawasul?
Jika ingin mengetahui lebih dalam tentang Tawasul, simak tata cara berikut ini.
Ada yang menganggap tawasul hanya dapat dilakukan melalui Nabi dan Rasul, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa tawasul dapat dilakukan melalui orang lain selama tidak menyimpang dari ajaran agama Islam.
Table of Contents
Tata Cara Tawassul
Ada beberapa tata cara yang dapat dilakukan dalam tawasul kepada Allah SWT, di antaranya:
1. Tawasul dengan Nama-nama Allah SWT
Salah satu tata cara dalam tawasul adalah dengan menggunakan nama-nama Allah SWT yang masing-masing memiliki arti dan keistimewaan tersendiri. Contohnya, jika seseorang membutuhkan pertolongan dalam hal rezeki, ia dapat mengucapkan “Ya Allah, Ya Razzaq” yang berarti “Ya Allah, Wahai Pemberi Rizki”.
2. Tawasul dengan amal baik
Orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dapat melakukannya dengan berbuat amal baik, seperti shalat, sedekah, atau puasa. Dalam tawasul, seseorang dapat menganggap amal baik tersebut sebagai perantara untuk memohon pertolongan Allah SWT.
3. Tawasul dengan doa para nabi dan orang sholeh
Dalam tawasul, seseorang juga dapat memohon pertolongan Allah SWT melalui doa para nabi dan orang sholeh yang telah terbukti kebenarannya. Contohnya, seseorang dapat mengucapkan “Ya Allah, melalui keutamaan nabi Muhammad, berilah aku pertolongan”.
4. Tawasul dengan makhluk Allah SWT
Ada juga yang menganggap bahwa tawasul bisa dilakukan dengan meminta bantuan makhluk Allah SWT, seperti orang yang masih hidup atau bahkan orang yang sudah meninggal dunia. Namun, pendapat ini masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.
5. Bacaan Tawasul
Doa tawasul yang dapat diamalkan setelah selesai melaksanakan sholat hajat:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ ، وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ ، يَا مُحَمَّدُ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّكَ فَيَقْضِيْ حَاجَتِي هَذِه
Allohumma inni as-aluka wa atawajjahu ilaika bi nabiyyika nabiyyir rohmah. Ya muhammad inni tawajjahtu bika ila robbika fa yaqdhi hajati.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadapkan diriku kepada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad, nabi pembawa rahmat. Wahai Nabi Muhammad, sesungguhnya aku menghadapkan diriku melalui perantaraanmu kepda Tuhanmu agar Dia memenuhi hajatku ini ..(sebutkan hajat yang diharapkan)”
Namun, perlu diingat bahwa dalam Islam, tawasul tidak boleh dilakukan dengan mengesampingkan tawakkal (percaya sepenuhnya kepada Allah SWT).
Jadi, meskipun seseorang memohon pertolongan melalui perantara tertentu, ia tetap harus meyakini bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kuasa atas segala sesuatu dan hanya kepada-Nya-lah kita memohon pertolongan yang sebenarnya.