Fataya.co.id – Kampung Karya Baru, yang terletak sekitar 20 kilometer di timur Kota Baubau, Pulau Buton, menjadi destinasi unik yang menggabungkan tradisi suku Cia-Cia dengan keajaiban aksara Hangeul Korea.
Dengan populasi mencapai 80.000 jiwa, warga kampung ini, dari anak-anak hingga dewasa, memiliki keahlian menulis menggunakan huruf-huruf Korea.
Menariknya, huruf Korea tersebut, yang dikenal sebagai aksara Hangeul, bukan hanya digunakan sebagai seni tulisan, melainkan juga sebagai petunjuk tempat umum di Kampung Karya Baru.
Meskipun menggunakan aksara Hangeul, warga suku Cia-Cia tetap berkomunikasi dalam bahasa mereka sendiri saat berbicara, dengan yang ditulis menggunakan huruf Korea.
Penyelamatan dan penggunaan aksara Hangeul ini bermula dari upaya melestarikan bahasa Buton Selatan yang digunakan oleh suku Cia-Cia.
Sebelumnya, bahasa ini tidak memiliki aksara, namun dengan kerja sama antara Pemerintah Kota Baubau dan Hunminjeongeum Research Institute dari Korea, aksara Hangeul akhirnya diadopsi untuk melestarikan bahasa Cia-Cia.
Pemerintah Kota Baubau bersama Hunminjeongeum Research Institute telah menyusun bahan ajar kurikulum muatan lokal mengenai bahasa Cia-Cia menggunakan huruf Korea.
Mulai dari tingkat SD hingga SMA, huruf ini menjadi bagian integral dalam pembelajaran bahasa Cia-Cia, menciptakan semangat keberlanjutan budaya dan bahasa.
Sejak adopsi aksara Hangeul, nama suku Cia-Cia menjadi populer tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Korea, Jepang, serta mencapai Inggris dan Amerika.
Inisiatif melestarikan bahasa dan budaya lokal ini tidak hanya menciptakan kebanggaan di tingkat lokal, tetapi juga meraih pengakuan internasional, menjadikan Kampung Karya Baru sebagai destinasi budaya yang menarik perhatian dunia.
Sumber:@suarapembaruanid
