Fataya.co.id – Dalam perkembangan terbaru, terungkap bahwa serangan Israel di Jalur Gaza ternyata dibantu oleh kecerdasan buatan (AI).
Menurut SuaraPembaruanID, teknologi yang disebut sebagai “pabrik pembunuh massal” digunakan oleh para tentara Israel untuk memilih target secara efisien.
Penggunaan AI ini merupakan bagian dari operasi yang dikenal sebagai ‘pabrik target,’ yang telah diluncurkan sejak tahun 2019.
Dalam laporan yang diterbitkan, disebutkan bahwa serangan tersebut tidak hanya efektif, tetapi juga berhasil meningkatkan jumlah target yang berhasil disasar oleh Israel.
Kabarnya, serangan terhadap target militer Israel melonjak hingga 70 ribu persen dengan implementasi teknologi AI.
Sistem kecerdasan buatan ini memiliki kemampuan luar biasa dalam menentukan target dengan cepat.
Teknologi ini diklaim lebih superior dalam penentuan target jika dibandingkan dengan saran yang diberikan oleh manusia.
Pejabat Tentara Pertahanan Israel (IDF) menegaskan bahwa mereka menerapkan standar tinggi dalam menentukan target, dengan harapan dapat menyebabkan kerusakan maksimal pada pihak musuh.
Meskipun fokus serangan ini pada awalnya diarahkan pada kelompok Hamas, tidak dapat dipungkiri bahwa serangan tersebut juga berdampak pada banyak masyarakat sipil di Palestina.
Seorang mantan perwira intelijen Israel menegaskan bahwa serangan ini lebih menekankan pada kuantitas daripada kualitas, menunjukkan bahwa target serangan tidak hanya terbatas pada kelompok militan, tetapi juga berdampak luas pada penduduk sipil di daerah tersebut.
Dengan penggunaan teknologi AI yang semakin canggih, isu etika seputar penggunaannya dalam konflik bersenjata semakin meruncing.
Sementara efektivitasnya dalam menentukan target menjadi sorotan, dampaknya pada warga sipil dan kemanusiaan secara keseluruhan juga memunculkan pertanyaan serius.
Sumber:@suarapembaruanid
