Jakarta, 11 November 2023 – Ketua Advisory Board Universitas Pertamina (UPER) dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menyoroti tantangan utama dalam transisi energi dan program dekarbonisasi untuk keberlanjutan bumi. Dalam sebuah rapat perdana Advisory Board Universitas Pertamina, Nicke mengidentifikasi tiga aspek krusial yang menjadi hambatan, yaitu pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM).
Menurut laporan terbaru dari LinkedIn Global Skills 2023, kebutuhan global akan green skills mencapai 40%, namun hanya 13% dari angkatan kerja dunia yang memiliki green skills yang sedang dicari. Meskipun terjadi peningkatan sebesar 12% dalam jumlah tenaga kerja di bidang keberlanjutan pada tahun 2023, nyatanya belum dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan di bidang tersebut yang meningkat sebanyak 22,7% setiap tahunnya.
Nicke Widyawati mengajukan permintaan khusus kepada Universitas Pertamina untuk mempersiapkan lulusan dengan keterampilan yang berfokus pada keberlanjutan.
“Teknologi dapat bekerja sama dengan pihak lain. Bila ada sumber daya dan pasar, maka pendanaan bisa diperoleh. Namun, SDM tidak dapat tergantikan; harus SDM Indonesia yang kita kembangkan. Di sinilah Universitas Pertamina harus berperan,” ujar Nicke dalam rapat tersebut.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menambahkan, “Sejalan dengan fokus di bidang Keberlanjutan ini, Pertamina melalui Universitas Pertamina mendorong penguasaan praktik keberlanjutan dari para mahasiswa, sehingga dapat berkontribusi dalam mencapai Net Zero Emission (NZE).”
Universitas Pertamina diharapkan menjadi pionir dalam mempersiapkan generasi muda dengan sustainability skills yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan global terkait keberlanjutan energi. Keseluruhan komitmen ini mencerminkan upaya serius dalam mendukung visi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Sumber:@kompascom
