Fataya.co.id – Kontroversi besar melanda sebuah restoran di kawasan Thinh Dan, Thai Nguyen.
Terungkap bahwa mereka menggunakan sekitar 300 ekor kucing setiap bulannya untuk membuat sup spesial.
Praktik ini menggemparkan publik karena di Vietnam, daging kucing masih dianggap sebagai hidangan yang relatif populer.
Sebelum ditutup, restoran ini menjadi sorotan aktivis hak-hak hewan karena dianggap melanggar prinsip kemanusiaan dengan menyembelih hewan peliharaan yang dianggap menjadi bagian dari keluarga bagi sebagian besar orang.
Pemilik restoran, yang bernama Doanh, menyatakan bahwa tindakannya ini bukan tanpa alasan.
Menurutnya, ia terpaksa menjual daging kucing, yang dikenal sebagai thit meo, untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Doanh mengungkapkan bahwa sebelum menyembelih kucing-kucing itu, ia akan menenggelamkannya di dalam ember berisi air dengan cara menahan mereka menggunakan tongkat.
Meskipun ia merasa bersimpati pada hewan-hewan tersebut, tetapi ia mengklaim bahwa tindakannya ini dilakukan karena kebutuhan hidup.
Komentar dari Doanh menimbulkan gelombang diskusi di media sosial, dengan pendapat yang terbagi antara mereka yang mengkritik tindakan tersebut sebagai kejam dan tidak berperikehewanan.
Mereka juga mempertimbangkan situasi ekonomi yang mungkin dihadapi oleh Doanh dan keluarganya.
Namun, setelah protes keras dari berbagai kelompok dan masyarakat luas, restoran tersebut akhirnya ditutup.
Kasus ini menyoroti ketegangan antara kebutuhan ekonomi dan etika, memunculkan pertanyaan tentang batasan dalam menjaga keberlangsungan hidup seseorang dalam konteks budaya yang berbeda.
Sumber: @indo_psikologi