Fataya.co.id – Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan, karunia yang diberikan kepada Allah SWT pada hamba-Nya. Rezeki yang didapatkan secara halal adalah rezeki yang diperoleh atau dicari sesuai dengan ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dipergunakan untuk kebaikan. Rezeki yang berkah akan membawa kebaikan kepada pemiliknya maupun orang lain yang menerimanya. Seperti janji Allah kepada hamba-Nya yang mau bersyukur. Semakin digunakan untuk kebaikan, rezeki yang didapat akan semakin bertambah. Maka, rezeki yang halal dan berkah adalah hal yang harus selalu kita upayakan.
Rezeki datangnya dari Allah SWT, karena Allah SWT merupakan Maha Pemberi dan Maha Kaya. Selain berusaha dengan cara bekerja untuk meraih rezeki, manusia juga harus bertawakal dengan banyak berdoa kepada Allah agar dimudahkan dan dibukakan pintu rezekinya.
Di dalam mushaf Qur’an surat Al A’raf ayat 96 yang berbunyi: “Sekiranya penduduk berbagai negeri mau beriman dan taat kepada Allah, niscaya Kami akan bukakan pintu-pintu berkah kepada mereka dari langit dan dari bumi. Akan tetapi penduduk negeri-negeri itu mendustakan agama Kami, maka Kami timpakan azab kepada mereka karena dosa-dosa mereka.”
Pintu berkah dari langit dan bumi yang dimaksud ialah kebaikan yang di dapatkan dari langit yaitu dengan adanya hujan. Sedangkan kebaikan dari bumi yaitu dengan adanya tumbuh-tumbuhan, hewan ternak mereka dalam kehidupan paling subur, kesejahteraan lahir batin, rezeki yang melimpah tanpa kelelahan, kesusahan, kelebihan dan kesulitan.
Dalam mencari rezeki yang halal dan berkah adalah dengan menjauhi segala larangan-Nya yaitu perkara yang haram. Perkara yang haram, contohnya: mencari rezeki dengan cara yang curang, mencuri, korupsi, berzina, maksiat, berjudi, atau perbuatan menutup diri dari perbuatan yang diajarkan oleh Allah Swt. Perbuatan kufur akan mendatangkan laknat dan kesengsaraan suatu saat nanti di dalam kehidupan.
Table of Contents
Empat Tingkatan Rezeki
Secara garis besar, tingkatan rezeki dapat dibagi menjadi empat. Berikut penjelasannya:
1. Rezeki yang telah dijamin oleh Allah SWT
Setiap makhluk telah dijamin rezekinya. Sebagaimana tertulis dalam Surat Hud ayat 6:
۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”
Rezeki tingkat pertama adalah rezeki yang pasti diberikan oleh Allah SWT kepada semua makhluk-Nya. Rezeki ini merupakan paket yang sudah disediakan oleh Allah SWT bersamaan dengan ditiupkan-Nya roh pada janin.
Secara singkat, rezeki tingkat pertama adalah rezeki yang akan tetap diberikan oleh Allah SWT kepada semua makhluk-Nya. Dia tidak pilih kasih dalam mencurahkan jenis rezeki yang satu ini. Tak peduli kafir atau durhaka terhadap-Nya, maupun kepada orang yang takwa kepada-Nya.
2. Rezeki yang penuh keadilan dan kebijaksanaan
Hal ini sebagaimana yang sudah tertulis di dalam firman-Nya, Surat An-Najm ayat 39
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada yang memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
Jenis rezeki ini juga sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thusi, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Allah SWT memberi rezeki kepada hamba-Nya sesuai dengan kegiatan, kemauan keras, dan ambisinya.”
Jadi, rezeki jenis ini adalah rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sudah sesuai dengan yang diusahakan atau dikerjakannya. Kadar rezeki jenis ini pun sangat ditentukan oleh usaha yang kita lakukan.
Jika usaha yang kita curahkan untuk mencari rezeki sangat maksimal, maka hasil yang akan diperoleh juga maksimal. Tetapi, jika usaha yang kita lakukan hanya batasan minimal, maka hasil yang akan didapatkan juga minimal.
Rezeki jenis ini sangat berbeda dengan jenis rezeki tingkat pertama. Jika rezeki yang pertama sudah pasti dianugerahkan oleh Allah SWT, maka jenis rezeki yang kedua ini masih samar. Samar yang dimaksud adalah bisa saja diberikan dan mungkin juga tidak. Intinya, rezeki jenis ini sangat tergantung pada usaha yang dilakukan manusianya itu sendiri untuk meraihnya.
3. Rezeki sebagai tambahan dari Allah SWT
Terkait hal ini, Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 7
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Jadi, rezeki tingkat ketiga merupakan rezeki tambahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya yang bersyukur kepada-Nya. Ada atau tidaknya rezeki jenis ini sangat bergantung pada rasa syukur seseorang.
Jika ia pandai bersyukur atas nikmat-Nya, maka Dia akan menambah nikmat tersebut. Sebaliknya, jika ia kufur nikmat dan tidak mensyukurinya, maka Allah SWT akan murka kepadanya dan bisa saja mengambil seluruh nikmat yang telah diberikan-Nya.
4. Rezeki yang datangnya tidak terduga
Dalam Surat Ath-Thalaq ayat 2-3, Allah SWT berfirman:
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
Artinya: “Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
Jadi, rezeki tingkat keempat adalah rezeki yang istimewa. karena, hanya orang-orang tertentu yang akan menerimanya.
Mengacu pada ayat tersebut, orang yang akan dikaruniai rezeki yang tak disangka-sangka atau yang tak terduga-duga datangnya adalah orang yang bertakwa kepada Allah SWT secara sederhana. Takwa kepada Allah SWT adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Amalan-amalan Pembuka Rezeki
1. Melaksanakan Salat Dhuha
Muhammad Syafi’ie el-Bantanie dalam buku “7 Amalan Penarik Rezeki menyebut salah satu amalan pembuka rezeki adalah salat Dhuha.”
Dalam sebuah Hadits qudsi Allah SWT berfirman: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (salat Dhuha), niscaya akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada hari akhirnya.” (HR Imam Al-Hakim dan ath-Thabrani)
Orang yang rajin dalam melaksanakan salat Dhuha selama menjalani kehidupannya akan bersikap apa adanya. Dia akan merasa puas dengan apa yang diterimanya. akan tetapi, dia bukanlah orang yang pesimis dan tak berbuat apa-apa. Salat Dhuha bisa dikerjakan setelah matahari terbit hingga menjelang sebelum waktu Zuhur, sekitar 15 menit sebelumnya.
2. Membaca Surah Al-Waqi’ah
Selain salat Dhuha, amalan lainnya yang dapat menarik rezeki adalah dengan beristiqamah membaca surah al-Waqi’ah.
Setiap surat dalam Al-Quran memiliki keutamaan, begitu pula dengan surat Al-Waqiah. Surat ini dikenal dengan keutamaannya yang dapat memperlancar rezeki bagi yang membacanya.
Bukti bahwa rutin membaca surat Al-Waqiah dapat memperlancar rezeki dan dijauhkan dari kemiskinan bagi muslim yang membacanya terdapat dalam Hadist Rasulullah SAW yang berbunyi, “Barangsiapa yang membaca Al-Waqiah setiap malam, maka dia tidak jatuh miskin selamanya.” (HR Baihaqi).
3. Memperbanyak Sedekah
Mengeluarkan sedekah tidaklah membuat seseorang menjadi miskin seketika. Bahkan sedekah menjadi salah satu amalan yang dapat membuka pintu rezeki.
Mengutip dari buku “The Ultimate Power of Shalat Dhuha” karya Zezen Zainal Alim, memperbanyak sedekah akan mengundang rahmat dan membuka pintu rezeki.
Rasulullah SAW bersabda kepada Zubair bin Awwam, “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu di atas Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekedar nafkahnya. Maka siapa yang memperbanyak sedekah kepada orang lain, niscaya Allah SWT memperbanyak baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah SWT menyedikitkan baginya.” (HR Daruquthni dari Anas RA)
4. Memperbanyak Istighfar
Amalan selanjutnya adalah memperbanyak istigfar. Menurut Muhammad Ainur Rasyid dalam buku “Kaya Total dengan Ayat Kursi, memperbanyak istigfar dan bertaubat kepada Allah menjadi salah satu amalan pembuka pintu rezeki.” Istighfar dan taubat termasuk salah satu sebab yang mendatangkan atau melapangkan rezeki seseorang.
Hal ini juga dijelaskan Allah SWT melalui firmannya dalam surah Nuh ayat 10-12, yakni:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ١٠ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ ١١ وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ ١٢
Artinya: “Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepada memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai untukmu.” (QS Nuh: 10-12)
5. Memperbanyak Membaca Sholawat Nabi
Tak hanya memperbanyak dzikir, memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi juga bisa menjadi amalan yang dapat membuka pintu rezeki. Di samping menjadi pembuka pintu rezeki, banyak sekali fadhilah dari bersolawat kepada Rasulullah SAW.
Menurut sebuah hadits, orang yang bersholawat kepada Rasulullah SAW sebanyak satu kali maka Allah SWT akan bersholawat kepadanya sepuluh kali sholawat.
Hal ini diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mengucapkan sholawat kepadaku satu kali, maka Allah mengucapkan sholawat kepadanya sebanyak sepuluh kali.” (HR Muslim)
6. Tadarus Al-Qur’an
Amalan pembuka rezeki lainnya adalah tadarus Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan dalam buku “Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an” karya Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari.
Dikatakan, rezeki dalam pandangan Islam bermakna luas yang tidak bisa diukur dengan uang. Rezeki bisa berbentuk kesehatan dan kebahagiaan.
Abu Hurairah RA berkata, “Nabi SAW bertanya, ‘Apakah salah satu dari kalian senang jika saat kembali kepada keluarga ia mendapati tiga ekor unta betina yang besar dan gemuk?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Tiga ayat Al-Qur’an yang dibaca dalam salat lebih baik baginya dari tiga ekor unta betina yang besar dan gemuk.'” (HR Muslim).
7. Menjaga Silaturahmi
Selain bersedekah, di dalam Islam umat muslim juga diajarkan untuk selalu menjaga hubungan silaturahmi antar sesamanya. Baik dalam keluarga maupun pertemanan. Hal ini sudah dijelaskan sebagaimana mestinya oleh Mohammad Mufid dalam buku “Inilah Jalan yang Lurus, Jalan Hidup Nikmat Dunia-Akhirat bahwa kesempurnaan iman seorang hamba ditentukan tidak hanya baiknya hubungan dengan Allah SWT melainkan dengan sesamanya juga.”
Dalam sebuah Hadits dikatakan, silaturahmi juga menjadi sebab dibukakannya pintu rezeki. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR Bukhari). Silaturahmi dapat membuka pintu rezeki karena Allah SWT memang memberikan kelapangan rezeki dari jalan mana saja yang Dia kehendaki.
8. Memperbanyak Zikir Pembuka Pintu Rezeki
Beberapa zikir dapat membuka rezeki jika diamalkan dengan baik. Hal ini sudah dijelaskan oleh Ahmad Zainal Abidin dalam buku “Cara Kaya.”
Dalam buku tersebut, disebutkan bahwa Nabi Sulaiman menjelaskan beberapa zikir yang dapat dibaca untuk mempermudah datangnya rezeki. Pertama, memperbanyak membaca “Laa haula walaa quwwata illaa billaah.”
Dalam sebuah Hadits dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang lambat datang rezekinya, hendaklah banyak mengucapkan laa haula walaa quwwata illaa billaah.” (HR Thabrani)
Kedua, membaca “Laa ilaaha illallaahul malikul haqqul mubiin.” Dalam sebuah hadits disebutkan, “Barang siapa setiap hari membaca laa ilaaha illallaahul malikul haqqul mubiin, maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penentram dari rasa takut dalam kubur.”
Ketiga, membaca surah Al-Ikhlas, sebagaimana sabda dari Rasulullah SAW, “Barang siapa membaca surah al-Ikhlas ketika masuk rumah, maka berkah bacaan menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya.” (HR Thabrani)
Keempat, membaca “Subhaanallaahi wabihamdihii subhaanallaahil azhiim.”
Perbuatan-perbuatan Penghalang Rezeki
1. Tidur Subuh
Tidur di waktu pagi setelah salat Subuh dilarang dalam ajaran Islam. Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Menurut Dedik Kurniawan dalam bukunya “Dongkrak Rezeki,” tidur di pagi hari dapat menjadi penghambat rezeki seseorang.
Sedangkan dalam Kitab Madarijus-Salikin, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa tidur setelah Subuh hingga matahari terbit termasuk dalam kategori makruh. Menurutnya, waktu tersebut adalah saat utama turunnya rezeki dan datangnya berkah.
2. Memutus Silaturahmi
Firdaus Aden Dalam buku “Bila Rezekimu Sempit Inilah Penyebabnya” menjelaskan bahwa memutus tali silaturahmi dapat menjadi salah satu faktor penghambat rezeki seseorang. Bahkan, dalam sebuah hadis, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjelaskan ancaman bagi mereka yang memutuskan tali silaturahmi. “Tidak ada dosa yang lebih pantas mendapatkan balasan yang cepat bagi para pelakunya di dunia, sekaligus dosa yang disimpan untuknya di akhirat, selain dari perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi.” (HR Abu Dawud)
3. Lalai dalam Beribadah
Mengabaikan kewajiban beribadah karena terlalu sibuk mencari rezeki itu adalah perbuatan yang tercela . Perbuatan itu justru termasuk dalam perilaku yang dapat menjadi penghalang rezekimu terbuka. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan peringatan terkait hal ini dalam firman-Nya di surat Al-Munafiqun ayat 9,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ “Wahai orang-orang yang beriman, jangan biarkan harta dan anak-anakmu menyibukkanmu sehingga kamu lupa mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan hal ini, mereka adalah orang-orang yang merugi.”
4. Durhaka Kepada Orang Tua
Al-Qur’an dan Hadis telah menegaskan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan, terdapat anjuran untuk tetap mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia. Melakukan perbuatan durhaka kepada orang tua juga diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang dapat menghambat rezeki seseorang.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Jika seorang hamba tidak lagi mendoakan (durhaka kepada) orang tuanya, maka rezekinya akan terputus.” (HR Al Hakim dan Ad Dailamy)
5. Melakukan Perbuatan Dosa
Faktor utama yang dapat menghambat datangnya rezeki adalah perbuatan dosa yang dilakukan. Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Seseorang hamba dapat terhalang rezekinya karena dosa-dosanya yang dilakukannya.” (HR Ahmad)
Meskipun seseorang telah berusaha sebaik mungkin untuk tidak melakukan kesalahan apapun dalam hidupnya , tetapi jika ia terus melakukan perbuatan yang menjurus ke dalam dosa, hal ini dapat menjadi penghalang terhadap datangnya rezeki. Dosa-dosa tersebut dapat berupa tindakan tidak jujur dalam pekerjaan seperti korupsi, penipuan, atau pencurian, maupun dosa di luar pekerjaan seperti perbuatan zina, konsumsi minuman keras, berjudi, dan lain sebagainya.
Sekian Informasi yang bisa dijelaskan dalam Artikel ini//Terima Kasih!!
endraa.