Title Gekostumeerd bal te Kadipaten bij Madjalengka Shelfmark KITLV 155417 Subject (topical) Costumes Eurasians Women Subject (geographic) Indonesia Jawa Barat Majalengka Language zxx Country xx# Published [Circa 1910]

Pesta Kostum Jaman Penjajahan: Benarkah Identik Belanda?

Diposting pada

Fataya.co.id – Pesta kostum adalah momen orang-orang berkumpul dengan mengenakan kostum yang menggambarkan karakter tokoh yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Pesta kostum jaman penjajahan ini pernah menjadi salah satu cara untuk orang Belanda berfoya-foya.

Kini, kita paling sering menjumpai pesta kostum saat menyambut perayaan Halloween, di mana orang-orang menirukan karakter fiksi apa saja sebagai penampakan hantu.

Siapa sangka, pesta kostum ternyata tidak hanya booming di era global. Budaya ini bahkan sudah masuk ke Indonesia sejak zaman penjajahan.

Seringnya penyelenggaraan pesta kostum oleh orang-orang Belanda pada masa itu, mau tak mau mengidentikkan budaya tersebut dengan mereka pula.

Namun, pertanyaannya kini, apa sesungguhnya hubungan orang-orang Belanda di era kolonialisme dengan budaya pesta kostum? Bagaimanakah orang-orang Belanda berpesta kostum di jaman penjajahan?. Berikut kisah dari pesta kostum jaman penjajahan

Table of Contents

Awal Popularitas Pesta Kostum Jaman Penjajahan

Di masa itu, tidak semua orang Belanda mau hidup di tanah jajahan. Apalagi, kota Batavia saat itu terkesan sebagai kota yang sibuk, kaku, dan membosankan karena tidak adanya hiburan yang memadai.

Mulanya, orang-orang Belanda yang bertugas ke Batavia hanya bekerja dan menabung sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, mereka lebih siap secara finansial untuk kembali pulang ke Negeri Kincir Angin saat masa pension tiba.

Namun, rutinitas hidup yang itu-itu saja ternyata membuat tingkatan stres dan kebosanan terus melonjak. Orang-orang Belanda ini kemudian membentuk dua kelompok.

Kelompok pertama memutuskan untuk coba keluar dari kekosongan hidup di Batavia. Caranya, mengadakan pesta penjajah ala mereka. Sementara itu, kelompok yang lain hanya mengikuti saja.

Perlahan tapi pasti, semakin bertambah jumlah kalangan Belanda yang keluar dari gaya hidup hemat. Beraneka pesta semakin sering terjadi, karena hanya itulah penghiburan yang menurut mereka masuk akal.

Dari sinilah mereka mempraktikkan Pesta kostum jaman penjajah ini, budaya yang sebelumnya hanya ada di Amerika, Kanada, dan sekitarnya.

Orang Belanda pun menyukai pesta kostum. Pesta kostum jaman penjajahan disukai karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut.

  • Merasa bebas menirukan siapapun tanpa terkecuali
  • Merasa hasrat hiburannya terpuaskan
  • Merasa mendapat banyak kesempatan pamer perhiasan, kereta kuda, dan bau termewah

Pelaksanaan Pada Jaman Penjajahan

Pesta kostum jaman penjajahan

Setelah mengubah gaya hidup hemat dengan berfoya-foya, orang-orang Belanda tidak lagi menganggap tinggal di Batavia sebagai masalah.

Harapan hidup yang rendah, lingkungan yang asing, dan warga kota yang pada masa itu masih sedikit, sudah tidak lagi menjadi persoalan yang membuat mereka tak betah.

Justru sebaliknya, mereka mulai menikmati masa-masa di Batavia. Sebab, foya-foya tidak terlalu menghabiskan gaji mereka.

BACA JUGA :   Mengintip Mitos Burung Srigunting: Cerita Ajaib yang Terungkap!

Kebiasaan berpesta terus berkembang di kalangan Belanda, sampai akhirnya pemerintah Hindia-Belanda membangun dua tempat pesta dengan nama Societeit de Harmonie dan Societeit Concordia.

Societeit de Harmonie merupakan laporan utama di Java Gouvernment Gazette.

Deskripsi bangunannya antara lain ruang marmer yang luas dengan tiang-tiang indah, lampu-lampu Kristal yang bergantungan, cermin dindingdan patung-patung perunggu.

Di kedua tempat itu, pestanya cukup variatif, mulai dari  pesta dansa hingga pesta kostum. Dansa pada pukul 21:00, souper (makan larut malam) sebagai selingan.

Hal ini yang menjadi momen melegenda dari pesta kostum jaman penjajahan waktu itu.

Souper menjadi momen ramah tamah dan membangun hubungan akrab antara pejabat Inggris dan Belanda. Selanjutnya, keakraban mereka dengan toast berulang-ulang sebagai simbol.

Pesta dansa dan pesta kostum juga terlaksana setiap tanggal 24 Agustus, hari ulang tahun raja Belanda. Setiap anggota masyarakat Belanda yang terpandang harus hadir dan ikut makan malam bersama di pesta itu. Hal tersebut ada dalam buku Batavia: Kisah Jakarta Tempo Doeloe (1988).

Lebih lanjut, konsep pesta kostum ini juga terjadi di acara ulang tahun, ulang tahun emas pernikahan, kenaikan jabatan, dan juga pesta rutin.

Walaupun telah ada vasilitas lokasi pesta, orang-orang Belanda juga masih ada yang berpesta di rumah pribadi dan berbagai lokasi lainnya.

Tokoh dalam Pesta Kostum

Soal menirukan tokoh dalam pesta kostum, orang-orang Belanda pun sangat serius. Kaum laki-laki biasanya berdandan semirip mungkin dengan Jan Pieterszoon Coen (peletak dasar kolonialisme Belanda di Nusantara) atau Napoleon Bonaparte (Kaisar Prancis).

Agar lebih terkesan menjiwai peran, Mereka pun ber-acting sebagai tokoh tersebut.

Kaum wanita pun mampu menghadirkan konsep-konsep kostum yang belum pernah terlihat. Semuanya demi sukses jadi pusat perhatian seisi gedung pesta kostum.

Ada seorang Carmen, seorang Louis XV yang menggandeng seorang gadis petani Italia, dengan tubuh montok dalam busana rok kotak-kotak dan lislis dari Genoa.

Ada seorang toreador, rombongan rahib, dan sekelompok pelaut Inggris dari kapal perang Royal Navy yang kebetulan sedang singgah, yang oleh tiap orang dikira pakaian aneh-aneh, padahal sebenarnya mereka memakai seragam resmi lengkap,” ungkap Simon Winchester dalam buku Krakatau: Ketika Dunia Meledak, 27 Agustus 1883 (2006).

Itulah artikel terkait pesta kostum jaman penjajahan. Semoga ilmu dapat bermanfaat bagi pembaca

Salam literasi – fataya.media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *