Fataya.co.id – Dalam upaya menjaga ketersediaan pasokan dan cadangan beras di tengah tantangan defisit akibat dampak El Nino, Pemerintah Indonesia telah melakukan impor sebanyak 2,5 juta ton beras pada bulan Januari 2024.
Keputusan ini diambil karena stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) tinggal 1,4 juta ton.
Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), menjelaskan, “Mohon maaf harus mengambil keputusan pahit harus mengimpor, tetapi ini importasi yang terukur.
Jadi importasi ini hanya masuk ke gudang Bulog dan ini akan dipakai untuk intervensi pemerintah seperti bantuan pangan, kemudian stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dan kebutuhan-kebutuhan khusus.”
Penjelasan ini disampaikan oleh Arief Prasetyo Adi saat ditemui seusai menghadiri penyerahan bantuan pangan cadangan beras di Gudang Bulog Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada Senin (22/1/2024).
Dari total impor 2,5 juta ton tersebut, sebanyak 2 juta ton beras berasal dari Thailand dan Vietnam, sementara 500.000 ton merupakan susulan impor beras pada tahun 2023 dari Myanmar.
Pemerintah menekankan bahwa impor ini merupakan langkah strategis untuk memastikan ketersediaan beras yang cukup dan mencegah kenaikan drastis harga beras di pasaran.
Bahan pangan tersebut akan digunakan untuk berbagai program intervensi pemerintah, termasuk bantuan pangan dan stabilisasi pasokan.
Dengan langkah ini, diharapkan Pemerintah dapat mengatasi defisit beras yang mungkin terjadi akibat kondisi iklim dan menjaga stabilitas pasokan pangan di tingkat nasional.
Sumber: @investordaily