NA (21) Membuang Bayinya ke Sungai karena Tekanan Mental dan Emosi!

Tabir Kelam: NA (21) Membuang Bayinya ke Sungai karena Tekanan Mental dan Emosi!

Diposting pada

Fataya.co.id – Seorang ibu berinisial NA (21) warga Desa Padasuka, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, membuat gempar warga setempat setelah melakukan tindakan mengerikan.

NA diduga telah membunuh dan membuang bayinya yang baru berusia 9 bulan ke Sungai Molong, Dusun Emang, Sumbawa, hanya karena belum bisa merangkak.

Peristiwa tragis ini terjadi setelah NA terlibat dalam cekcok dengan ibu mertuanya.

Kasat Reskrim Polres Sumbawa, IPTU Regi Halili, mengungkapkan bahwa “Karena sedang menyusui, pelaku marah dan ada cekcok mulut dengan ibu mertuanya.”

Dipicu emosi, NA membawa bayinya keluar dari rumah dengan penuh amarah.

Dia lalu membunuh bayinya dengan cara menyayat leher serta pergelangan tangan bayi menggunakan cutter yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Kemudian, mayat bayi tersebut dibuang ke sungai.

“Pukul 13.30 Wita, pelaku sempat mengambil cutter dan dimasukkan ke dalam saku, setelah itu pelaku pergi menggunakan motor ke sungai, dan di situlah pelaku melakukan kejahatannya menyayat leher sebelah kiri dan menyayat urat nadi tangan sebelah kiri anaknya,” ungkap Halili.

Ketika NA mengakui perbuatannya kepada suaminya, suami NA segera melaporkannya kepada pihak kepolisian.

BACA JUGA :   Dibalik Lautan Peran Baru: Bisma Anuger, Ayah Inspiratif dari Jakarta

Polisi menjelaskan bahwa motif pembunuhan tersebut murni karena NA kesal dengan perkembangan bayinya yang tak kunjung bisa merangkak seperti anak pada umumnya.

“Pelaku ini kesal dengan anaknya, karena di usia itu, anaknya tidak seperti anak-anak yang lain, karena adanya keterlambatan masalah pertumbuhan. Jadi motif pembunuhan hanya karena kesal dengan anaknya,” tegasnya.

Dari informasi yang dihimpun, sejumlah warga mengungkapkan bahwa NA pernah mengalami depresi sebelum menikah.

Namun, setelah membina keluarga, kondisi kejiwaannya dinyatakan sembuh.

Namun, seringnya warga membully NA dengan mencela kondisi anaknya yang tidak bisa berjalan, membuatnya kembali stres.

Peristiwa tragis ini telah mengguncang warga Sumbawa, menyoroti pentingnya dukungan mental bagi para ibu yang mengalami tekanan psikologis terkait perkembangan anak-anak mereka.

Sumber: @ctd.insider

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *