Fataya.co.id – Pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan dalam pendidikan yang menekankan pentingnya kerja sama antara siswa dalam proses belajar.
Berbeda dari metode pengajaran tradisional yang sering kali berfokus pada kompetisi individu dan perolehan nilai personal, pembelajaran kooperatif menekankan kolaborasi dan interaksi sosial sebagai bagian integral dari pembelajaran.
Artikel ini akan membahas mengerjakan pengertian dan konsep dasar, prinsip-prinsip, contoh, manfaat, hingga tantangan dari pembelajaran kooperatif.
Table of Contents
Pengertian dan Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merujuk pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan belajar bersama.
Dalam setting ini, setiap anggota kelompok diharapkan berkontribusi secara aktif dan mendukung satu sama lain.
Tujuan utamanya adalah agar semua anggota kelompok dapat memahami materi dengan lebih baik dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti komunikasi, tanggung jawab, dan penyelesaian konflik.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa prinsip kunci yang mendasari pembelajaran kooperatif:
1. Keterkaitan Positif
Setiap anggota kelompok harus merasakan bahwa keberhasilan kelompok bergantung pada kontribusi mereka masing-masing. Artinya, setiap siswa merasa bahwa kesuksesan mereka terkait erat dengan kesuksesan teman-teman mereka dalam kelompok.
2. Tanggung Jawab Individu
Meski bekerja dalam kelompok, setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap tugas dan peran mereka sendiri. Ini memastikan bahwa setiap individu memberikan kontribusi yang signifikan dan tidak bergantung sepenuhnya pada anggota lain.
3. Interaksi yang Saling Mendukung
Siswa dalam kelompok diharapkan berinteraksi secara positif, saling membantu, dan berbagi pengetahuan serta keterampilan. Interaksi ini tidak hanya membantu dalam memahami materi tetapi juga memperkuat hubungan sosial antara siswa.
4. Kemampuan Sosial
Pembelajaran kooperatif juga menekankan pentingnya keterampilan sosial, seperti kemampuan untuk bekerja dalam tim, berkomunikasi dengan efektif, dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
5. Evaluasi Proses dan Hasil
Evaluasi dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga proses kerja sama. Ini membantu dalam menilai bagaimana kelompok berfungsi dan bagaimana setiap anggota berkontribusi terhadap pencapaian tujuan bersama.
Contoh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
1. Model Jigsaw
Dalam model Jigsaw, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
Setiap kelompok diberikan bagian materi pelajaran yang berbeda. Setiap anggota kelompok kemudian bergabung dengan kelompok “ahli” yang mempelajari bagian materi yang sama.
Setelah mempelajari materi tersebut, mereka kembali ke kelompok asal mereka dan mengajarkan informasi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Contoh penerapannya bisa seperti dalam mata pelajaran sejarah, siswa bisa dibagi untuk mempelajari berbagai aspek dari satu periode sejarah, seperti politik, ekonomi, dan sosial.
Setelah mempelajari bagian masing-masing, mereka kembali ke kelompok asal dan mendiskusikan informasi yang telah dipelajari.
2. Model STAD (Student Team Achievement Division)
Dalam STAD, siswa bekerja dalam tim kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas dan belajar materi pelajaran.
Penilaian dilakukan berdasarkan kemajuan individu dan kontribusi kelompok. Siswa kemudian dinilai berdasarkan pencapaian individu dan tim.
Contoh penerapannya bisa seperti dalam matematika, siswa dapat dikelompokkan untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika.
Setiap kelompok menyelesaikan soal dan mempresentasikan solusi mereka.
Kemajuan individu diukur melalui kuis atau tes, dan tim mendapatkan poin berdasarkan prestasi kelompok.
3. Model TGT (Teams Games Tournaments)
Model TGT melibatkan siswa bekerja dalam tim untuk mempersiapkan diri menghadapi permainan atau kompetisi yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Siswa berlomba dalam turnamen dan mendapatkan poin untuk kinerja individu serta tim.
Contoh penerapannya bisa seperti dalam pelajaran bahasa Inggris, siswa dapat bermain permainan berbasis kosakata atau tata bahasa.
Tim-tim berlomba untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas dengan benar. Poin diberikan berdasarkan akurasi dan kecepatan.
4. Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
Model CIRC dirancang untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis.
Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk membaca teks, mendiskusikan isi, dan menulis laporan atau esai bersama.
-Contoh penerapannya bisa seperti dalam kelas bahasa, siswa dapat membaca sebuah cerita pendek dalam kelompok, mendiskusikan tema dan karakter, dan kemudian bersama-sama menulis ringkasan atau analisis cerita tersebut.
5. Model Numbered Heads Together
Dalam metode ini, siswa dalam kelompok diberi nomor dan harus bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah tugas.
Ketika guru mengajukan pertanyaan, nomor siswa yang dipilih harus memberikan jawaban yang telah disepakati oleh kelompok.
Contoh penerapannya bisa seperti dalam pelajaran sains, siswa dapat dibagi menjadi kelompok dan diberikan pertanyaan tentang topik tertentu.
Setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor, dan ketika pertanyaan diajukan, nomor yang dipilih harus menjelaskan jawaban berdasarkan diskusi kelompok.
Manfaat dan Tantangan Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar lebih efektif dengan meningkatkan keterlibatan, pemahaman materi, dan keterampilan sosial.
Namun, metode ini juga memiliki tantangan, seperti kebutuhan untuk mengelola dinamika kelompok dan memastikan partisipasi aktif dari semua anggota.
Dengan penerapan yang tepat dan bimbingan dari guru, metode ini dapat sangat efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan mendukung.