fataya.co.id – “Annafsu Tabki” adalah sebuah sholawat yang menarik perhatian dengan pesan kuat mengenai sifat sementara dunia dan pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah mati. Sholawat ini menekankan bahwa setelah mati, tidak ada tempat tinggal lagi bagi manusia kecuali kenangan yang ditinggalkan selama hidupnya. Lirik ini menyoroti pengaruh yang mendalam dari tindakan dan pilihan kita, membentuk keindahan atau kerusakan tempat tinggal abadi kita. Lirik Sholawat Annafsu Tabki ini membangkitkan keinginan yang mendalam dalam jiwa untuk mencari keselamatan dengan melepaskan ikatan dunia. Ia mengingatkan kita bahwa kedamaian sejati terletak dalam melepaskan diri dari kepemilikan dunia dan fokus pada pertumbuhan spiritual.
Lirik Sholawat Annafsu Tabki
لَا دَارَ لِلْمَرْءِ بَعْدَ الْمَوْتِ يَسْكُنُهَا
إلَّا الَّتِيْ كَانَ قَبْلَ الْمَوْتِ بَانِيْهَا
La darun lil mar-i ba’dal mauti yaskunuha
Illal-lati kana qoblal mauti baniha
(Setelah mati, tidak akan ada lagi tempat bernaung bagi manusia. Hanya naungan kenangan semasa hidupnya.)
فَإِنْ بَنَاهَا بِخَيْرٍ طَابَ مَسْكَنُهَا
وَاِنْ بَنَاهَا بِشَرٍّ, خَابَ بَانِيْهَا
Fa-in banaha bikhoirin thoba maskanuha
Wa in banaha bisyarrin khoba baniha
(Maka, jikalau ia membangunnya dengan kebaikan pasti indah tempatnya kelak. Dan jikalau ia membangunnya dengan keburukan pastilah hina dirinya kelak.)
اَلنَّفْسُ تَبْكِىْ عَلَى الدُّنْيَا وَقَدْ عَلِمَتْ
آنَّ السَّلاَمَةَ فِيْهَا, تَرْكُ مَا فِيْهَا
Annafsu tabki ‘alad-dunya wa qod ‘alimat
Annas-salamata fiha tarku ma fiha
(Jiwa ini menangis di atas dunia sebab ia tahu bahwa. Sesungguhnya keselamatan ialah meninggalkan apa-apa yang ada di dalamnya.)
لَا دَارَ لِلْمَرْءِ بَعْدَ الْمَوْتِ يَسْكُنُهَا
إلَّا الَّتِيْ كَانَ قَبْلَ الْمَوْتِ بَانِيْهَا
La darun lil mar-i ba’dal mauti yaskunuha
Illal-lati kana qoblal mauti baniha
(Setelah mati, tidak akan ada lagi tempat bernaung bagi manusia. Hanya naungan kenangan semasa hidupnya.)
فَإِنْ بَنَاهَا بِخَيْرٍ طَابَ مَسْكَنُهَا
وَاِنْ بَنَاهَا بِشَرٍّ, خَابَ بَانِيْهَا
Fa-in banaha bikhoirin thoba maskanuha
Wa in banaha bisyarrin khoba baniha
(Maka, jikalau ia membangunnya dengan kebaikan pasti indah tempatnya kelak. Dan jikalau ia membangunnya dengan keburukan pastilah hina dirinya kelak.)
اَلنَّفْسُ تَبْكِىْ عَلَى الدُّنْيَا وَقَدْ عَلِمَتْ
آنَّ السَّلاَمَةَ فِيْهَا, تَرْكُ مَا فِيْهَا
Annafsu tabki ‘alad-dunya wa qod ‘alimat
Annas-salamata fiha tarku ma fiha
(Jiwa ini menangis di atas dunia sebab ia tahu bahwa. Sesungguhnya keselamatan ialah meninggalkan apa-apa yang ada di dalamnya.)
أَيْنَ الْمُلُوْكُ الَّتِىْ كَانَتْ مُسَلْطَنَةً
حَتّٰى سَقَاهَا بَكَأسِ الْمَوْتِ سَاقِيْهَا
Ainal mulukul-lati kanat musalthonatan
Hatta saqoha bika’sil mauti saqiha
(Di manakah kemegahan-kemegahan yang kita pimpin? Hingga datang sang penjemputnya yang menyiramkan air kematiannya.)
أَمْوَالُنَا لِذَّوِى الْمِيْرَاثِ نَجْمَعُهَا
وَدُوْرُنَا لِخَرَابِ الدَّهْرِ نَبْنِيْهَا
Amwaluna lidzawil mirotsi najma’uha
Wa duruna likhorobid-dahri nabniha
(Harta benda yang kita kumpulkan hanyalah untuk ahli waris kita. Dan pergantian masa kita hanyalah sedang menuju kehancuran masa yang saat ini kita bina [hingga kiamat tiba].)
اَلنَّفْسُ تَبْكِىْ عَلَى الدُّنْيَا وَقَدْ عَلِمَتْ
آنَّ السَّلاَمَةَ فِيْهَا, تَرْكُ مَا فِيْهَا
Annafsu tabki ‘alad-dunya wa qod ‘alimat
Annas-salamata fiha tarku ma fiha
(Jiwa ini menangis di atas dunia sebab ia tahu bahwa. Sesungguhnya keselamatan ialah meninggalkan apa-apa yang ada di dalamnya.)