Krisis Beras di Wakatobi

Krisis Beras di Wakatobi: Bagaimana Pelaku Usaha Bertahan?

Diposting pada

Fataya.co.id – Harga beras di wilayah Sulawesi Tenggara, khususnya di Wakatobi, terus mengalami kenaikan yang signifikan.

Menurut Lin Haryanti (40), pengelola rumah makan dan penginapan di daerah tersebut, harga beras premium ukuran 50 kilogram kini mencapai kisaran Rp 900.000 hingga Rp 1 juta per karung.

Bahkan, Lin mengungkapkan bahwa harga tersebut bisa mencapai Rp 20.000 per kilogram jika dibeli secara eceran.

“Tadi pagi kami baru belanja di pasar itu dapat harga beras Rp 900.000. Itu kami dapat segitu, mungkin karena ambil di distributor dan dalam jumlah banyak. Kalau ambil di eceran bisa sampai Rp 1 juta per karung dengan harga Rp 20.000 per kilogram,” ujar Lin saat dihubungi dari Kendari, Selasa (27/2/2024).

Lin juga menyampaikan bahwa harga beras premium telah melonjak tinggi selama lebih dari sebulan terakhir.

Sebelumnya, harga beras berada pada kisaran Rp 600.000-Rp 700.000 per karung, namun terus mengalami peningkatan hingga saat ini.

Dampak dari kenaikan harga beras ini turut dirasakan oleh para pengusaha makanan di daerah tersebut.

Salah satunya adalah Leno (41), seorang pengusaha makanan, yang mengaku terpaksa membeli beras kualitas sedang dengan harga yang cukup tinggi.

BACA JUGA :   Amalia Ungkap Fakta Mengejutkan: Indonesia Terinfeksi Dutch Disease

“Harga beras kualitas sedang itu biasanya hanya ada di kisaran Rp 580.000-Rp 620.000 per karung. Sementara itu, beras kualitas premium di angka Rp 720.000 per karung untuk harga paling tertinggi,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Lin pun harus beradaptasi dengan kondisi ini dengan menetapkan harga nasi dalam satu bakul di rumah makannya sebesar Rp 35.000, padahal sebelumnya ia menggratiskan nasi satu bakul untuk pelanggan.

Dia juga menyayangkan bahwa harga beras kini bahkan lebih tinggi dibandingkan masa pandemi, di mana harga beras tidak pernah mencapai kisaran Rp 1 juta per karung.

“Bagaimana dengan harga beras di pulau lain? Kayaknya sudah lebih mahal harga beras dari harga tanah,” katanya.

Dengan kondisi ini, masyarakat dan pelaku usaha di Wakatobi serta wilayah sekitarnya dihadapkan pada tantangan ekonomi yang cukup serius akibat melonjaknya harga beras secara signifikan dalam periode waktu yang singkat.

Sumber: @undercover.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *