perang ini merupakan salah satu perang dahsyat kaum muslimin untuk mengajak orang kafir agar memeluk Islam. Dalam perang ini pasukan musuh berjumlah 200.000 orang bersenjata. Sedangkan kaum muslimin hanya berjumlah 3.000 orang dan memiliki persediaan senjata terbatas.
Dalam pertempuran ini, Umar bin Abdul Aziz masih menjadi khalifah, namun tentara Islam kalah karena banyaknya tentara muslim yang dijadikan tawanan perang, diantara tawanan-tawanan itu ada tiga orang opsir setingkat komandan yang juga ikut jadi tawanan.
Lalu raja kafir berunding dengan penasehatnya “enaknya tentara muslim ini kita apain?”. Lalu penasihat mengatakan “kita bunuh saja, tapi bagaimana kalau kita rayu dulu kasih harta yang banyak, jabatan yang tinggi, pangkat yang luas. supaya dia mau meninggalkan islam dan ikut masuk ke dalam agama kita”. “wah ide kamu bagus juga, oke besok akan kita coba” kata raja kafir.
Di gelarlah pengadilan, yang dipimpin oleh raja kafir sendiri, pertama tiga orang opsir setingkat yang terlebih dulu dipanggil komandan “obser pertama” teriak raja kafir
Obser pertama pun menjawab “saya tuan raja”
Raja kafir bertanya “kamu tahu sekarang kamu siapa disini?”
“tahu tuhan raja, sekarang saya adalah tawanan perang” jawab obser pertama
Raja kafir bertanya lagi “Apakah kamu mau meninggalkan pemimpinmu Umar bin Abdul Aziz, dan menghianati bangsa negara mu, dan menjual keyakinanmu, nanti saya akan kasih harta yang banyak, jabatan yang tinggi, dan pangkat yang luas, Bagaimana?”
Obser pertama pun menolak dan menjawab “Raja jangan dikira saya berjuang demi mencari tanda jasa, saya disini berjuang lillahita’ala”.
Tuhan Raja boleh saja pelit pada saya tapi jangan mimpi kamu bisa menguasain keyakinan saya. lebih baik saya mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik saya hidup miskin untuk mempertahankan Iman daripada hidup mewah tapi jual aqidah, sampai kapanpun saya ga akan pernah mau pindah agama” tegas obser pertama.
“baik, algojo bunuh dia!” perintah raja kepada algojo.
Lantas dipancunglah kepalanya, lalu putus lehernya dan terpisah dari kepala dengan badan jatuh dan kepala pun menggelinding,
يا آياتوهان لوستول مثمينه ، أرجعي إلي ربيكي رضيعة مرضية ، فضخلي في عبادي ، ود خلي جناتي.
Artinya: “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku” (Surah Al Fajr Ayat 27-30)
di penghujung ayat mata terpejam rapat bibir tersenyum, dan obser pertama pun mati syahid menghadap Allah SWT. selanjutnya raja memanggil opsir kedua dan berkata kepadanya
“ lihatlah teman kamu itu, lalu bagimana denganmu mau hidup saya kasih harta yang banyak jabatan yang tinggi dan pangkat yang luas asalkan kamu mau pindah agama dari Islam lalu memeluk agama saya?”
“sudahlah tuan raja langsung kita bunuh saja dia” ucap penasihat
Opsir kedua pun menjawab “sudahlah tuan raja jangan banyak omong kalau mau potong saya, silahkan potong saja, saya sudah tidak sabar ingin menjemput teman saya yang barusan engkau bunuh, saya sudah tidak bisa membayangkan bagaimana dia disambut baik oleh malaikat di surga, dan juga bidadari surga untuk menggapai ridho Allah ta’ala”.
Tuan raja pun terkujut dengan jawabannya, lantas ia berkata “wauu, Ini lebih gila daripada yang tadi, yang tadi masih mau diajak ngomong, kalau yang ini malah langsung minta disembelih. Hayo algojo, potong dia, potonggg!!
Lalu terpisah lah kepalanya dengan badan, dan jatuhlah kepalanya kebawah menggeluntung,
“وجهوي يوما عدزين نازروه ، إلياء ربيحة نازروه”
Artinya: Wajah mereka pada hari itu berseri-seri, bibirnya senyum, matanya terpejam, dia wafat dengan husnul khatimah, mendapat syahid karena teguh pada keyakinannya, dan Istiqomah dalam perjuangannya.
Lalu dipanggilah opsir ketiga!
Raja kafir pun bertanya “bagaimana? Kamu sudah lihat kedua temanmu kan?”
Opsir ketiga menjawab “Sudah perdana mentri”
Raja kafir bertanya kembali “Matikan? kamu mau seperti mereka kan?”
“Ooo tidak tuan raja, saya tidak ingin mati seperti mereka, dari pada saya mati lebih baik saya hidup saja”.
Raja kafir pun terheran heran, lantas ia bertanya lagi “Kamu mau ikut saya?”
Opsir ketiga menjawab dengan lantang “Mau tuan raja, saya mauu!!”
“Gaji besar, rumah besar, kendaraan besar dan istri besar? Kau mau itu semua?” tanya tuan raja.
Opsir ketiga berkata kembali “Mau tuan raja, saya sangat mau. Dari pada tidak jadi apa-apa, lebih baik jadi apa-apa, dan daripada tidak memiliki apa-apa, kan lebih baik saya punya apa-apa”.
Tuan raja kembali dikagetkan oleh jawabanya “jadi selama ini kamu berjuang hanya untuk mencari apa-apa?”
Raja kafir pun berkata “Bunuh! Bunuh! Bunuh!, Buat apa saya pelihara benalu malah jadi duri dikaki nanti”.
Opsir ketiga pun terkejut dengan perkataan tuan raja, ia pun bertanya “Loh, kok saya mau dibunuh? Katanya kalau ikut agama tuan dan meninggalkan agama Islam, saya akan jadi pejabat tinggi?
Tuan raja berkata “Kamu opsir bejat, kamu tidak punya pendirian sama sekali, bahkan saudaramu sendiri seagama dan sekeyakinan pun kau khianati, apalagi orang lain?, orang sepertimu kalau jadi pejabat, akan rusaakk negara ini!
“Jadi saya mau dibunuh? Kalau begitu saya mau Islam lagilah”. Jawab opsir ketiga dengan enteng.
“terserah, mau kau Islam lagi atau tidak kamu akan tetap dibunuh” jawab tuan raja.
Opsir ketiga pun menjawab “Iya, saya masuk Islam lagi”
Tuan raja berkata “Ayo cepat….”
“Iya tuan, Ashaaa ha haa haakk…” jawab opsir ketiga dengan suara beratt.
Karena lidahnya keluh ketika hendak mengucap syahadat, belum tuntas mengucap syahadat, golok algojor keburu sampai dilehernya lalu Darahnya mancur, terpisahlah kepala dengan badannya itu, mengeluntung kebawah.
“أفامان حقو عليهي جملة” أدزاب. آفا أن تون قدزمان فنار ”
Artinya: orang yang di vonis akan mendapatkan azab, bisakah kau menyelamatkan dia dari neraka?
Sudah bertahun-tahun ia berjuang di bawah bendera Islam, untuk kejayaan agama Islam. namun di akhir hayatnya ia tergoda oleh kedudukan, harta, jabatan dan pangkat yang di tawarkan raja kafir, dan ia sampai rela bergeser, imannya sanagat rapuh, istiqomahnya pun hilang, ia juga meninggalkan agamanya, dan dalam keadaan begitu ia mati dalam su ul khotimah. Na’udzubillah.
Demikian lah kisah pilu tiga panglima perang islam yang jadi tawanan musuh
Wassallammualaikum wr. wb.