Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan

Diposting pada

Nabi Ibrahim AS merupakan nabi yang ke-6 dari 25 nama nabi dan rasul yang wajib kita ketahui. Nabi Ibrahim AS dilahirkan pada tahun 2295 sebelum masehi di tengah-tengah para kaum kafir yang menjadikan berhala sebagai tuhan di negeri Mausul (Babylonia atau Irak).

Kisah Nabi Ibrahim Mencari TuhanSaat Nabi Ibrahim masih kecil pun, kaumnya terbagi menjadi tiga golongan, yaitu Golongan yang menyembah berhala (patung-patung), kemudian golongan penyembah bintang, dan golongan penyembah raja.

Nabi Ibrahim juga merupakan bapak monoteisme, dari keturunan nabi ibrahim ini lahir tiga agama, yaitu yahudi, nasrani, dan islam ketiganya merupakan agama yang mengutamakan monoteisme dalam beragama. Titik temu dari tiga agama ini adalah monoteisme dalam beragama.

Saat kelahirannya nabi Ibrahim pun, Raja Namrud masih berkuasa pada saat itu ia memerintahkan semua masyarakat yang baru saja melahirkan bayi harus segera dibunuh. Namun, saat itu ibunda tidak menuruti perintah dan justru ia menyembunyikan nabi Ibrahim yang baru saja lahir ke dalam hutan.

Bahkan ayahnya sendiri yang bernama Azar pun bekerja sebagai seorang pembuat patung berhala. Ibrahim kecil sering sekali bermain dengan patung-patung yang dibuat ayahnya.

Saatu hari, saat Ibrahim menunggangi punggung patung Mardukh, Ayahnya pun memarahinya, dan meminta Ibrahim segera turun dari punggung patung buatannya itu.

Lalu Ibrahim bertanya kepada ayahnya, “Patung apakah ini ayahku? Mengapa Kedua telinganya besar, dan lebih besar dari telinga kita?.”

Ayahnya pun menjawab, “Namanya Mardukh, tuhan dari para tuhan. Kedua telinganya yang besar, sebagai simbol kecerdasannya yang sangat luar biasa.”

Lantas Ibrahim kembali bertanya lagi, “lalu siapakah yang menciptakan manusia, wahai ayahku?” Ayahnya kembali menjawab pertanyaanya itu, “Manusia?, akulah yang telah membuatmu, wahai Ibrahim dan ayahku lah yang telah membuatku.”

“Lantas, ada berapakah banyak tuhan itu ayah?”tanya Ibrahim

Ayahnya pun mengatakan “Tidak ada jumlahnya Ibrahim.”

“Kalau begitu, jika aku hanya patuh pada satu tuhan, apakah tuhan yang lainnya akan marah? kalau tuhan yang lain marah, aku takut tuhanku akan dibunuhnya, lalu setelah itu aku yang dibunuh.” Tanya ibrahim dengan wajah takutnya.

Lalu ayahnya berkata “Jangan khawatir Ibrahim, tidak akan ada permusuhan sesama tuhan.”

Nabi Ibrahim terus saja berpikir, bagaimana caranya manusia yang berakal membuat patung dengan tangannya sendiri, lantas ia sujud dan menyembahnya. Menyembah apa yang dibuatnya sendiri. “Bukankah ini sangat mengherankan?” tanya Nabi Ibrahim dalam hatinya.

Hari telah berlalu, Ibrahim pun tumbuh besar menjadi pemuda remaja dan ia kembali ke tengah – tengah masyarakat jahiliyah. namun, Kebenciannya pada patung-patung itu, tidak pernah surut.

Sekembalinya beliau kepada masyarakat, Ibrahim dibuat terkejut dan bingung ketika melihat banyak orang termasuk orang tuanya sendiri menyembah patung berhala yang hanya berwujud benda mati. Saat itu, Allah swt memberikan berkah kepada Ibrahim yang berupa pemikiran cerdas hingga Nabi Ibrahim pun berpikir tidak mungkin jika berhala tersebut adalah tuhan karena berhala itu tidak bisa bergerak apalagi memberikan perlindungan bagi umat manusia.

Dalam pikirannya ia bertanya-tanya apa atau siapakah tuhan itu?. Apakah raja Namrud yang berkuasa itu tuhan? Ataukah bintang, bulan dan matahari yang tidak kekal itu adalah tuhan?

Dalam proses menemukan Tuhannya, nabi Ibrahim mengalami beberapa fase, mulai dari mengamati  matahari, rembulan dan bintang-bintang. Nabi Ibrahim mengingkari semua fase itu karena menurutnya secara logika mereka tidak layak untuk di jadikan Tuhan. melewati proses itu nebi Ibrahim dapat menemukan Tuhannya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

BACA JUGA :   Silsilah Keluarga Reborn Rich: Rahasia Sukses Generasi Penerus Kekayaan

Dalam Al-Qur’an surat al-An’am ayat 76 sampai 78, mengabadikan tentang perjalanan Nabi Ibrahim mencari Tuhan  Allah SWT.

و (تذكر) عندما قال إبراهيم: “يا ربي أرني كيف تحيي الموتى”. قال الله تعالى: “أما أنت غير متأكد بعد؟” أجاب إبراهيم: لقد أقنعته ، ولكن ليبقى قلبي ثابتًا (بإيماني) يقول الله تعالى: (ثم) خذ أربعة طيور ، ثم اقطعها جميعًا بواسطتك. قال الله تعالى: {فَبَسِبُوا عَلَى كُلِّ تَّلَّةٍ قَسَمًا مِنْهُمْ ثُمَّ ادعُهُمْ إِنَّهُمْ يَأْتُونَ إِلَيْكُمْ فِي الْحَالِ}. واعلم أن الله عزيز حكيم “

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah: 26)

Pergolakan pemikiran beliau diawali ketika matahari sudah terbit, nabi Ibrahim menyangka bahwa matahari itulah yang menjadi Tuhannya. Karena matahari yang terbit di pagi hari sinarnya dapat menerangi seluruh jagad raya ini tentunya pantas untuk di jadikan Tuhan, namun seiring berjalannya waktu, matahari pun terbenam saat menjelang maghrib, nabiI brahim pun bertanya dalam hatinya ia berdialog sendiri, mengapa matahari ini tenggelam?, berarti ia bukan Tuhan karena ia tidak bisa bersinar lagi di waktu malam hari.

Kemudian rembulan pun muncul menggantikan matahari untuk menerangi kegelapan malam yang gelap gulita. Cahaya rembulan yang sangat terang malam ini pun mengalihkan pemikiran nabi Ibrahim untuk mengganti Tuhannya. Mungkin ini adalah Tuhanku yang mampu menerangi kegelapan saat malam menjadi terang. Seiring dengan pergantian waktu cahaya rembulan itu pun hilang.

Dari Kisah ini kita bisa belajar bahwa proses mengenal Tuhan itu sangat memerlukan mujahadah yang terus menerus. Namun kita tidak boleh terlena dengan godaan-godaan yang dapat memberikan kita kepuasan sementara. Karena salah satu kelemahan manusia adalah mudah tergoda dengan hal-hal yang sifatnya hanya sementara.

Setelah nabi Ibrahim melakukan perjalanan mencari tuhannya itu, Nabi Ibrahim pun mulai sadar bahwa satu-satunya tuhan yang wajib di sembah ialah Allah SWT. Untuk meneguhkan keimanannya kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim pun memohon kepada Allah swt. agar beliau dapat diperlihatkan kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali makhluk yang telah mati.

Setelah Allah SWT membuktikan kekuasaanya, Nabi Ibrahim AS semakin meningkatkan imannya kepada Allah SWT.

Berdasarkan kisah singkat nabi Ibrahim AS dalam mencari tuhannya tadi, di harapkan kita bisa semakin mengukuhkan keimanan terhadap Allah SWT serta juga meyakini ajaran tauhid bahwa Allah SWT adalah dzat yang maha esa dan patut untuk kita sembah.

Wassalamualaikum wr wb

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *