Fataya.co.id – Siapa yang merasa tidak asing dengan Hercules si mantan preman? Sewaktu masih eksis di dunia perbanditan, ia yang merupakan pendatang di kota Jakarta berhasil berkuasa di Tanah Abang.
Hercules mengalahkan sejumlah kelompok preman yang sudah lebih dulu berada di sana, dan selalu mengincarnya hari demi hari.
Tanpa disangka, setelah lama tidak terdengar kabarnya, kini nama ia kembali mencuat. Namanya kembali menjadi sorotan publik, setelah menjadi saksi dalam dugaan kasus suap hakim agung.
Pasalnya, ia terang-terangan menunjukkan watak keras yang sudah terkenal sejak dulu, ke awak media yang hendak meliputnya.
Sikap garang tanpa sok jaga image dari sang mantan preman pun mengundang rasa penasaran warganet akan perjalanan hidup nya.
Lantas, seperti apakah perubahan jalan hidup Hercules sebenarnya?
Bagaimanakah ceritanya ia menjadi preman paling berkuasa pada masanya, kemudian pension dan menjadi ahli pada PD Pasar Jaya?
Artikel ini akan menjawab rasa penasaran teman-teman semua.
Table of Contents
Asal-Usul Hercules hingga Tangan Diamputasi di Jakarta
Sebelum menjadi pendatang dan menetap di kota Jakarta, Hercules atau Rosario de Marshall merupakan orang Timor-Timur. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan banyak kehilangan dan pertumpahan darah.
Sebelum pindah ke Jakarta, ia bekerja sebagai seorang porter untuk tenaga bantu TNI-AD di integrasi Timor-Timur.
Kerasnya hidup kian dirasakannya sejak peristiwa pemboman di Ainaro pada tahun 1978.
Peristiwa tersebut menandakan adanya bentrokan antara kelompok pro-kemerdekaan dan pro-integrasi dengan Indonesia.
Meletusnya bom pada masa itu, menyebabkan ia kehilangan orang tuanya. Seolah belum cukup berat ujiannya, satu tangannya juga bermasalah dan harus diamputasi ke depannya.
Bersama sepuluh pemuda Timur Timor lainnya, Hercules dibawa ke Jakar untuk menjadi tenaga bantuan operasional (TBO).
Saat di Jakarta pula, Hurcules mendapat perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Karena luka di tangannya tidak tertolong lagi, ia kemudian merelakan tangannya untuk diamputasi di sana.
Karena alasan tidak betah terlalu lama di rumah sakit, ia pun kabur saat pengobatannya belum selesai. Ia memutuskan untuk membangun hidup di Jakarta.
Hercules tinggal di tempat yang tidak bisa dikatakan layak huni, di kolong-kolong jembatan. Di sana, ia harus siap siaga apabila diserang tiba-tiba oleh kelompok-kelompok preman.
Awal-awal menghuni tempat tinggalnya di Jakarta, ia mengaku tidak disegani. Serangan tiba-tiba sering datang dari preman lain. Untuk berjaga-jaga, ia sampai harus membawa golok ke manapun.
Saat tidur pun, sebuah golok panjang harus ada bersamanya. Saat itu, ia sangat yakin mampu melindungi dirinya, bahkan ia berpendirian lebih baik membunuh daripada mati terbunuh.
A. Menguasai Wilayah Tanah Abang
Hercules mulai berkeliaran di Tanah Abang pada tahun 1980. Tidak seorang diri saja, ia juga membawa kelompoknya yang terbentuk di kolong-kolong jembatan.
Hercules dan kelompoknya ternyata berhasil menjadi yang terkuat di sana. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Hercules yang merupakan pendatang berhasil menguasai Tanah Abang.
Hercules berhasil disegani dan bahkan ditakuti banyak orang di Tanah Abang, termasuk anggota kelompoknya sendiri. Sebab, nyali dan keberaniannya sangat besar.
Selain itu, watak kerasnya seolah mampu membuat semua anak buah preman patuh pada perintahnya.
Hercules pun juga terbukti sering lolos dari maut. Terbacok 16 kali masih membuatnya selamat dan sehat tanpa kekurangan suatu apapun.
Ia sendiri yang menceritakannya dalam sebuah wawancara pada program TV Kick Andy.
B. Pertaubatan : Belajar Bisnis hingga Dijadikan Tenaga Ahli
Hercules sudah tidak menjadi preman sejak tahun 2019 hingga sekarang. Ia pensiun setelah mendapat bonus delapan bulan atas kasus penguasaan lahan.
Pertaubatannya juga diiringi usahanya untuk bekerja di bidang lain. Ia pun memulai belajar bisnis, kemudian diangkat sebagai tenaga ahli PD Pasar Jaya pada tahun 2022.
Terbaru: Sikap Garang Hercules yang Kembali jadi Sorotan
Setelah lama tak eksis sebagai preman, Hercules ternyata masih menunjukkan lagak garangnya saat dipanggil ke gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan.
Saat tiba di gedung Merah Putih, ia mengancam awak media yang ingin mengambil gambar untuk kepentingan liputan berita.
Hal itu sontak mengejutkan awak media dan publik, terlebih mereka yang tak menyangka jika watak keras pria itu masih terbawa setelah lama pensiun.
“Mau dihajar, mau dihajar enggak? Mau dihajar, gue hajar,” ucapnya dengan intonasi tinggi saat itu.
Hercules sudah lama berhenti dari dunia preman, tetapi sifatnya yang keras masih menjadi bagian dari dirinya.
Namun demikian, keluarnya dari lingkaran criminal perlu diberi apresiasi setinggi-tingginya. Tidak semua orang bisa mendapat jalan karir yang lain setelah memutuskan suatu perubahan besar, tetapi ia telah membuktikan dirinya mampu mendapatkan hal tersebut.
Ia bahkan diangkat sebagai tenaga ahli, dipercaya memegang suatu posisi yang besar tanggung jawabnya.
Demikian paparan kami seputar kisah hidup Hercules, mantan preman Tanah Abang yang kini menjadi tenaga ahli PD Pasar Jaya.
Semoga, informasi ini menjawab rasa penasaran teman-teman terkait profil Hercules.
Semoga, teman-teman dapat mengambil pelajaran dari kisah dalam artikel ini.
Salam Literasi-Fataya. Media