Fataya.co.id – Perselisihan geopolitik dan kondisi pendanaan yang ketat menjadi pemicu utama perlambatan pertumbuhan ekonomi global, demikian hasil survei yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) sebelum pertemuan tahunannya di Davos.
Menurut survei yang melibatkan lebih dari 60 kepala ekonom dari sektor swasta dan publik, 87 persen dari mereka memperkirakan bahwa dampak perselisihan geopolitik dan ketatnya pendanaan akan memicu volatilitas dalam perekonomian global. Para ekonom juga meramalkan bahwa kondisi ini akan meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan dunia.
Namun, perhatian tidak hanya tertuju pada faktor-faktor tradisional tersebut. Kecerdasan buatan (AI) juga menjadi sorotan dalam survei ini. Para responden menyatakan keyakinan bahwa AI akan memberikan dampak yang signifikan terhadap produktivitas ekonomi dalam lima tahun mendatang.
Secara keseluruhan, 94 persen ekonom yang disurvei meyakini bahwa kecerdasan buatan akan meningkatkan produktivitas secara mencolok, terutama di negara-negara berpendapatan tinggi. Meskipun demikian, hanya 53 persen dari responden yang memperkirakan dampak serupa akan terjadi di negara-negara berpendapatan rendah.
Dalam konteks ini, sebagian ekonom juga mengkhawatirkan bahwa dampak AI akan meningkatkan kesenjangan ekonomi antara negara-negara berpendapatan tinggi dan rendah. Sebanyak 57 persen responden menyatakan keyakinan bahwa kondisi ini akan memperlebar kesenjangan Utara-Selatan dalam tiga tahun ke depan.
Survei ini memberikan gambaran yang menarik tentang pandangan ekonom terkemuka terkait dinamika ekonomi global yang sedang berubah. Perkembangan geopolitik dan progres AI tampaknya menjadi dua faktor utama yang akan membentuk arah pertumbuhan ekonomi dunia dalam beberapa tahun mendatang.
Sumber: @idx_channel
