Doa Iftitah dan Artinya. Keutamaan dan Lafadz bacaannya Lengkap

Table of Contents

Doa Iftitah dan Artinya. Keutamaan dan Lafadz bacaannya Lengkap

Doa iftitah merupakan salah satu doa yang sunnah kita baca dalam sholat. Baik sholat fardhu atau sholat sunnah.

Bunyi doa iftitah adalah Allaahu akbaru Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii dan bacaan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Asal kata Iftitah

Iftitah berasal dari kata dasar fataha artinya membuka. Iftitah adalah masdar dari kata iftahaha artinya pembukaan. Kata Iftitah juga serumpun dengan kata miftah  artinya alat pembuka atau kunci. doa iftitah maksudnya adalah doa kunci sebagai doa pembuka dalam setiap sholat.

membaca Doa Iftitah

santrius.com

 

Doa secara umum berarti permohonan seorang hamba kepada Allah. Sedangkan doa iftitah adalah doa yang dibaca oleh seorang muslim ketika menjalankan shalat, baik salat fardlu ataupun salat sunnah.

Doa iftitah dibaca setelah Takbiratul Ihram. Doa iftitah hanya dibaca pada awal shalat di rokaat pertama. Dalam prakteknya, ada beberapa orang yang membaca doa iftitah dengan cara yang berbeda-beda, dengan bacaan doa iftitah yang berbeda-beda pula.

Di jelaskan di beberapa hadist bahwa terdapat beberapa doa iftitah yang kalimatnya tidak sama tetapi maksud dan tujuannya sama.

Dengan demikian maka tidak menjadi suatu pertentangan yang besar karena semua bersumber dari sumber yang sama yaitu dari hadist Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Baca juga Tata cara iktikaf di masjid sesuai tuntunan rasulullah

Makna doa iftitah

doa iftitah

Doa iftitah adalah doa yang dibaca dalam sholat setelah Takbiratul Ihram. Di mana hukumnya adalah sunnah. Sejak kecil kita dikenalkan oleh orangtua dan guru kita tentang ibadah shalat.

Kita telah diajarkan doa iftitah ini, di mana doa iftitah ini selalu kita baca dalam setiap shalat. Seakan-akan doa iftitah ini menjadi salah satu rukun dalam salat.

 

Sebagaimana bacaan-bacaan lain dalam shalat yang harus kita pahami dan kita mengerti. Doa iftitah juga semestinya kita pahami dan kita mengerti makna dan maksud isinya.

Di jelaskan bahwa doa iftitah adalah kelanjutan dari bacaan takbirotul ihrom yang merupakan awal dalam perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika berjumpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kandungan doa iftitah merupakan ungkapan seorang hamba yang merasa dekat dan sedang berjumpa dengan Allah Tuhannya.

Sedangkan doa iftitah adalah awal perjalanan seorang hamba dalam sholat. Di mana sholat adalah mi’rojnya mukmin. perjalanan seorang hamba menghadap Allah. Sebagaimana nabi melakukan mi’roj dari langit ke 7 menuju sidratul muntaha di arsy.

Nabi Muhammada bersabda kepada para sahabat bahwa “Sholat adalah mi’rojnya seorang mukmin”. Yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang ada dalam fisik dan tubuh kasar manusia menuju Allah Subhanhu wata’alaa.

Doa iftitah lebih terasa sebagai ungkapan batin seorang hamba yang mengalir dari jiwa yang paling dalam.

 

Doa iftitah diawali dengan takbir, tahmid, tasbih kemudian dilanjutkan dengan ungkapan tawajuh “wajjahtu wajhiya” Artinya aku menghadapkan wajahku. Dalam doa iftitah ada kata Hanifan Musliman artinya kepatuhan dan kepasrahan diri.

Ini merupakan ungkapan kepasrahan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan pada bagian akhir dari doa iftitah ini dijelaskan dengan lafadz Wa Ana Minal muslimin artinya aku termasuk golongan orang-orang yang Islam.

 

Keutamaan membaca doa iftitah

Keutamaan membaca doa iftitah
Keutamaan membaca doa iftitah

Pertama, Mendapat pahala dari amalan sunnah

Perlu kita ketahui bahwa doa iftitah merupakan amalan sunnah dalam salat, baik salat yang dikerjakan sendirian atau berjamaah, baik shalat wajib maupun shalat sunnah.

Jika membacanya dalam shalat maka akan mendapatkan pahala yang terhitung masuk dalam amalan-amalan sunnah. Dalam sala satu Hadits Shahih yang diriwayatkan dari sahabat Ammar bin Auf bin Zaid Al muzani bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda:

“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah sunnah dan diamalkan oleh manusia maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun” (Hadist riwayat Ibnu Majah)

 

Dua, mendekatkan diri kepada Allah

Keutamaan membaca doa iftitah adalah lebih mendekatkan diri kita sebagai hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mengapa bisa mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala? Karena kandungan-kandungan doa Iftitah, sebagaimana bacaan-bacaan lain dalam shalat yang harus kita pahami dan kita mengerti.  itulah sebabnya kita juga semestinya kita pahami dan kita mengerti makna dan maksud isinya.

 

Dijelaskan bahwa membaca doa Iftitah membuat kita lebih mendekatkan diri kita sebagai hamba kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Mengapa bisa begitu? Karena kandungan kandungan lafadz yang ada dalam doa iftitah itu sangat lengkap. Di mana di dalamnya mengandung permohonan ampunan kepada Allah, memohon di berikan petunjuk memohon kepadaNya. Di berikan keselamatan dan perlindungan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

 

Tiga, Diangkat doanya oleh para malaikat

Apabila kita membaca doa iftitah dalam salat maka salah satu keutamaannya adalah doa-doa kita akan diangkat dan dikawal oleh para malaikat.

Hal ini telah dijelaskan di dalam salah satu hadist shahih Bukahri yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiallahu Annahu bahwa ketika ada seorang laki-laki muslim membaca salah satu doa iftitah saat ia mengerjakan salat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Aku melihat 12 malaikat bersegera menuju kepadanya laki-laki muslim itu mereka saling berlomba untuk mengangkat doa itu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala” Hadist riwayat Muslim.

Hal ini merupakan salah satu bukti nyata, bahwa kita memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah sehingga apa yang dipanjatkan di dalam doa iftitah oleh seorang hamba maka doa tersebut akan diangkat oleh para malaikat akan mampu membukakan pintu-pintu langit (tentu dengan seijin Allah).

Salah satu keutamaan membaca doa iftitah dalam salat adalah akan dibukakan pintu pintu langit. Di mana pintu-pintu ini tidak akan dibuka kecuali untuk orang-orang pilihan Allah.

Sebuah hadits shahih dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu bahwa Ibnu Umar berkata ketika kamu mengerjakan salat bersama Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ada seorang laki-laki muslim yang membaca doa iftitah saat sholat. Lalu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Aku heran dibukakan baginya pintu pintu langit”.

Lantas ia berkata “Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berkata demikian.

Macam-macam doa Iftitah

macam macam doa iftitah

Doa iftitah adakalanya dengan tulisan arab. Adakalanya doa iftitah latin.

Doa iftitah NU

Doa ifitah biasanya dibaca ileh orang orang NU dan Muhammadiyah. Berikut bacaan doa iftitah yang sering orang NU baca. Biasanya dikenal dengan doa iftitah allahu akbar kabiro:

Pertama,

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu” (HR. Muslim 2/185 – 186)

Doa ini biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam shalat fardhu dan shalat sunnah.

Doa Iftitah Muhammadiyah

Ini adalah redaksi doa iftitah yang sering orang Muhammadiyah baca. Biasanya dikenal dengan nama doa iftitah allahumma baid baini:

Kedua, 

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98)

 

Doa iftitah pendek

ke tiga,

اللَّهِ أَكْبَرُ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ

Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji”. (HR. An Nasa-i, 1/143)

 

Keempat,

إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ

“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada yang dapat menujukkanku kepadanya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari amal dan akhlak yang buruk. Tidak ada yang dapat menjauhkanku darinya kecuali Engkau”. (HR. An Nasa-i 1/141, Ad Daruquthni 112)

 

Kelima,

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10, Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268. Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri)

Doa ini juga diriwayatkan dari sahabat lain secara marfu’, yaitu dari ‘Aisyah, Anas bin Malik dan Jabir Radhiallahu’anhum. Bahkan Imam Muslim membawakan riwayat :

أن عمر بن الخطاب كان يجهر بهؤلاء الكلمات يقول : سبحانك اللهم وبحمدك . تبارك اسمك وتعالى جدك . ولا إله غيرك

“Umar bin Khattab pernah menjahrkan doa ini (ketika shalat) : (lalu menyebut doa di atas)” (HR. Muslim no.399)

Demikianlah, doa ini banyak diamalkan oleh para sahabat Nabi, sehingga para ulama pun banyak yang lebih menyukai untuk mengamalkan doa ini dalam shalat.

Selain itu doa ini cukup singkat dan sangat tepat bagi imam yang mengimami banyak orang yang kondisinya lemah, semisal anak-anak dan orangtua.

 

Keenam,

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ

3x لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

3x اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا

“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah (3x), Allah Maha Besar (3x)” (HR.Abu Daud 1/124)

 

Ketujuh,

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim 2/99)

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’ Anhu, beliau berkata:

بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك

“Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa di atas). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit‘. Ibnu Umar pun berkata:’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian’”.

 

Kedelapan,

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, pujian yang terbaik dan pujian yang penuh keberkahan di dalamnya” (HR. Muslim 2/99).

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, ketika ada seorang lelaki yang membaca doa istiftah tersebut, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لقد رأيت اثني عشر ملكاً يبتدرونها ؛ أيهم يرفعها

“Aku melihat dua belas malaikat bersegera menuju kepadanya. Mereka saling berlomba untuk mengangkat doa itu (kepada Allah Ta’ala)”

 

Kesembilan,

اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau memiliki kerajaan langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau Raja langit dan bumi dan Raja bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkaulah Al Haq. Janji-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, pertemuan dengan-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu membawa kebenaran, dan Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam itu membawa kebenaran, hari kiamat itu benar adanya. Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri.Kepada-Mu lah aku beriman. Kepada-Mu lah aku bertawakal. Kepada-Mu lah aku bertaubat. Kepada-Mu lah aku mengadu. Dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku. Baik yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan. Baik apa yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Al Muqaddim dan Al Muakhir. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau” (HR. Bukhari 2/3, 2/4, 11/99, 13/366 – 367, 13/399, Muslim 2/184)

Doa istiftah ini sering dibaca Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ketika shalat malam. Namun tetap masyru’ juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain.

 

Kesepuluh,

اللهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Ya Allah, Rabb-nya malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui hal ghaib dan juga nyata. Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, kepada siapa saja yang Engkau kehendaki” (HR. Muslim 2/185)

Doa istiftah ini juga sering dibaca Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ketika shalat malam. Namun tetap masyru’ juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain.

 

Kesebelas,

10x الله اكبر

10x الحمد لله

10x لا اله الا الله

10x استغفر الله

10x اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ،وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي

10x اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الضِّيقِ يَوْمَ الْحِسَابِ

“Allah Maha Besar” 10x

“Segala pujian bagi Allah” 10x

“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah” 10x

“Aku memohon ampun kepada Allah” 10x

“Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki, dan berilah aku kesehatan” 10x

“Ya Allah, aku berlindung dari kesempitan di hari kiamat” 10x

(HR. Ahmad 6/143, Ath Thabrani dalam Al Ausath 62/2)

 

Kedua Belas,

اللَّهُ أَكْبَرُ [ثلاثاً] ، ذُو الْمَلَكُوتِ، وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

“Allah Maha Besar” 3x

“Yang memiliki kerajaan besar, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan” (HR. Ath Thayalisi 56, Al Baihaqi 2/121 – 122)

Doa ifititah ini merupakan salah satu bentuk doa iftitah yang sering dibaca oleh rosulullah saat sholat, baik sholat sunnah atau sholat fardlu. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (2/183).

Sebelum membaca doa iftitah ini, ada beberapa hal yang perlu kita pahami agar kita tidak salah dalam membacanya.

Dijelaskan dalam kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi dalam rangka membaca doa iftitah satu disunahkan untuk Menggabungkan beberapa bacaan menjadi satu ketika salat sendirian.

Sedangkan ketika menjadi imam sholat, hendaknya kita melihat kondisi makmum sholat. Jika banyak orang tua yang lemah, sebaiknya membaca lebih yang pendek hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

Baca juga Membedah keutamaan sholat berjamaah dan dalilnya LENGKAP

Doa Iftitah sesuai sunnah

Rahasia doa Iftitah
Rahasia doa Iftitah

Sebagai seorang muslim kita perlu tahu bahwa doa iftitah merupakan ungkapan kefanaan, kepasrahan (disappear/annihilate) seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wata’alaa. Keadaan Fana boleh diartikan keadaan spiritual seorang hamba ketika berada di puncak kesadarannya berjumpa dengan Allah dalam sholat.

Sedangkan dalam ilmu tasawuf, suasana fana sendiri mempunyai beberapa tingkatan:

a. Fana dari ketertarikan pada dirinya sendiri (al-fana’ ‘an al-ta’alluqat al-nafsiyyah). Dia tidak melihat keistimewaan pada dirinya sendiri baik dari segi fisik, kecerdasan dan kekayaan.

b. Fana dari ketergantungan kepada hatinya sendiri (al-fana’ ‘an al-ta’alluqat al-qalbiyyah)

c. Fana dari segala dzat, benda selain Allah (al-fana’ ‘an al-dzati)

Boleh dibilang doa iftitah adalah wujud dari ungkapan seorang hamba yang mengalir dari jiwa terdalam seorang hamba kepada Allah. Doa iftitah biasanya dibaca setelah takbirotul ihram atau sebelum membaca surat Al Fatihah.

Doa iftitah yang paling banyak digunakan biasanya selalu diawali dengan takbir, tahmid kemudian dilanjutkan dengan ungkapan wajjahtu wajhiya (aku menghadapkan wajahku).

Bagi orang orang yang makrifat kepada Allah kata “wajah” disini bukan sekedar wajah, muka kita yang menghadap kiblat di Makkah. tapi lebih dari itu, wajah adalah manifestasi dari jiwa kita yang paling dalam yang menghadap Allah.

Ungkapan yang paling luarbiasa dalam bacaan doa iftitah adalah “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah kepunyaan Allah” Ungkapan luhur ini meniadakan (menafikan) segala urusan, kebutuhan, hajat seroang hamba kepada selain Allah.

Sehinga seluruh perhatian, waktu tercurah hanya kepada Allah. Hidup adalah anuegerah terbesar setelah iman.

Sedangkan kematian adalah sesuatu yang ditakuti oleh banyak orang.

Padahal, mati adalah sesuatu yang pasti, kita tidak perlu takut mati tapi kita harus berusaha penuh kesadaran untuk bersiap diri dengan segala usaha dan upaya menyiapkan diri menjemput kematian.

Dengan apa?

Dengan iman, amal soleh dan menanam kebaikan kebaikan sebanyak banyaknya di dunia ini.

Sehingga dengan pemahaman dan penghayatan terhadap doa iftitah ini, diharapkan setiap muslim akan mampu untuk bercengkerama dengan Allah, tunduk, pasrah dan taat kepada Nya. Disisi yang lain, dia juga mampu mengemban amanat Allah berupa menjadi pemakmur bumi yang amanah.

 

Demikian pembahasan Doa Iftitah Yang Diajarkan Nabi, Keutamaan dan Lafadz bacaannya Lengkap yang bisa penulis sajikan.

Semoga bermanfaat.

asuransi syariah, life insurance, car insurance, student insurance