Daulah Ayyubiyah Di Mesir Mengalami Keruntuhan Pada Masa Pemerintahan Khalifah

Daulah Ayyubiyah Di Mesir Mengalami Keruntuhan Pada Masa Pemerintahan Khalifah

Diposting pada

Dinasti Ayyubiyah adalah sebuah kerajaan yang kuat yang berkuasa di Timur Tengah selama abad ke-12 hingga abad ke-13. Walaupun mungkin tidak dikenal oleh banyak orang, dinasti ini memiliki peran penting dalam sejarah Islam, khususnya dalam perang Salib. Salahuddin al-Ayyubi, pendiri dan penguasa pertama dari dinasti ini, memimpin upaya untuk mengalahkan serangan Kristen Eropa dan mempertahankan keberadaan Islam di wilayah seperti Syam, Jazirah, Mesir, dan Afrika Utara.

Turansyah adalah penguasa terakhir dari dinasti ini. Kedudukan Salahuddin sebagai sultan menyebabkan tantangan yang harus dihadapi semakin berat. Namun, dia mampu menunjukkan kemampuan dan keberhasilannya sebagai seorang penakluk yang cakap dan menciptakan dinasti yang berdiri sendiri. Masalah yang muncul setelah kematian Salahuddin juga menjadi topik yang menarik untuk dikaji.

Daulah Ayyubiyah Di Mesir Mengalami Keruntuhan Pada Masa Pemerintahan Khalifah

Table of Contents

Latar Belakang Didirikannya Dinasti Ayyubiyah

Ayyubiyah adalah keturunan dari bangsa Kurdi Azerbaijan yang telah melakukan migrasi ke Irak. Salahuddin al-Ayyubi, yang dilahirkan di Tikrit pada tahun 1137 dan meninggal pada tahun 1193, adalah pendiri pemerintahan ini. Ia dikenal sebagai sultan yang adil, toleran, dan memiliki sifat qana’ah. Ayahnya, Najmuddin Ayyub, adalah gubernur Tikrit yang kemudian pindah ke Moshul dan ke Damaskus.

Najmuddin dan saudaranya Asaduddin Syirkuh menjadi panglima Nuruddin Mahmud atau dikenal dengan Nuruddin Zangi di Mesir. Setelah Asaduddin Syirkuh meninggal, ia digantikan oleh keponakannya, Salahuddin al-Ayyubi, yang menjadi menteri untuk Khalifah al-Adid yang menganut Syiah dan wakil dari Nuruddin Mahmud yang beraliran Sunni.

Salahuddin memiliki dua ambisi besar dalam hidupnya, yaitu menggantikan Islam Syiah di Mesir dengan Sunni dan memerangi orang-orang Franka dalam perang suci. Keberhasilannya dalam mendirikan dinastinya sendiri sangat terkait dengan peran Dinasti Zangkiyah yang telah mendidik Salahuddin menjadi seorang tokoh pejuang panji Islam di Timur Tengah.

Kemajuan Peradaban Pada Dinasti Ayyubiyah

Bidang pendidikan,

penguasa Ayyubiyyah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan dan mendirikan madrasah sebagai pusat pengajaran empat madzhab hukum.

BACA JUGA :   Eksklusif: Softbank Meremehkan GOTO? Fakta Tersembunyi Terungkap!

 

Bidang Arsitektur

dapat dilihat pada monumen bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja, dan istana-istana yang dibangun menyerupai gereja.

 

Bidang Filsafat dan Keilmuan

Juga mengalami kemajuan dengan diterjemahkannya karya-karya orang Arab tentang astronomi dan geometri, serta penerjemahan bidang kedokteran.

 

Bidang industri

Dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang Barat dan adanya pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas.

 

Bidang Militer

Juga mengalami kemajuan, dengan memiliki alat-alat perang yang canggih dan membina kekuatan militer yang tangguh.

 

Bidang Perdagangan

Bidang Perdagangan mengalami kemajuan, dengan kerja sama dengan penguasa muslim di wilayah lain, menggalakkan perdagangan dengan kota-kota di Laut Tengah, lautan Hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur laut dan menghasilkan pengaruh bagi Eropa dan negara-negara yang dikuasainya.

Kemunduran Dinasti Ayyubiyyah

Setelah al-Kamil meninggal, dinasti ini terkoyak oleh pertentangan internal dan serangan Salib keenam. Pada pemerintahan al-Malik al-Salih, pasukan Salib berhasil menguasai Dimyath, namun saat itu al-Malik al-Salih tengah sakit keras. Istrinya, Syajarah al-Durr, mengambil alih kekuasaan dengan memalsukan tanda tangan al-Malik dan membaiat putra mereka sebagai sultan.

Namun, kekuasaan putra mereka hanya berlangsung tujuh tahun sebelum dia dibunuh oleh kaum Mamalik yang marah. Syajarah al-Durr kemudian menjabat sebagai pengganti, namun hanya berlangsung tiga bulan sebelum dia mengundurkan diri. Kekuasaan akhirnya dipegang oleh Izzudin Aybak al-Turkumani yang menggulingkan al-Asyraf dan merebut kekuasaan pusat, mengakhiri era Dinasti Ayyubiyah di Mesir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *