Fataya.co.id – Sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang menarik seiring dimulainya musim pemilihan umum (Pemilu) pada akhir 2023.
Menurut Institute for Development of Economics and Finance (Indef), musim pemilu seringkali menjadi pemicu peningkatan kinerja perusahaan FMCG karena aktivitas kampanye cenderung meningkatkan konsumsi masyarakat.
Dalam sebuah seminar di Jakarta pada awal Desember 2023, Ekonom Infed Eko Listiyanto menyatakan, “Sektor-sektor FMCG akan menikmati windfall hajatan lima tahunan.” Listiyanto melanjutkan, “Jika kita bedah dari pemilu sebelumnya, sektor makanan dan minuman, sektor pakaian dan alas kaki, sektor transportasi dan komunikasi, sektor restoran dan hotel, serta sektor perlengkapan rumah tangga memiliki prospek yang lebih baik di tahun pemilu.”
Dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan menutup musim pemilu pada akhir 2024, perhatian tertuju pada perputaran dana pemilu. Analis Saham dari Panin Sekuritas, Andhika Audrey, mengungkapkan, “Kami memperhitungkan perputaran dana pemilu 2024 ini mencapai Rp125 triliun.
Asumsi caleg seluruh dapil berkontribusi sekitar Rp51 triliun, sementara anggaran KPU dan Bawaslu 2023/2024 mencapai Rp71,3 triliun, dan dana parpol serta paslon setidaknya Rp4 triliun.”
Penting untuk dicatat bahwa tahun 2024 menjadi tahun bersejarah karena merupakan pertama kalinya Pileg, Pilpres, dan Pilkada digelar pada tahun yang sama.
Hal ini membuka peluang baru dan tantangan menarik bagi pelaku bisnis di sektor FMCG yang harus cermat menyikapi perubahan dinamika pasar yang mungkin terjadi seiring dengan pergelaran pemilihan umum.
Sumber: @idx_channel