Fataya.co.id – Warga Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, melakukan unjuk rasa di dua lokasi wisata, Setigi (Selo Tirto Giri) dan Kebun Pak Inggih (KPI), dengan tujuan meruntuhkan patung mantan Kepala Desa Abdul Halim.
Kekecewaan warga terhadap patung mantan kepala desa dianggap sebagai simbol keangkuhan dan otoritas yang tidak diinginkan.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, warga menggunakan pengeras suara untuk mengajak warga sekitar merobohkan patung di Setigi dan KPI.
Selain itu, mereka juga menghapus nama “Desa Miliarder” yang terpampang di neon box, menyuarakan ketidaksetujuan atas status “miliarder” desa yang sebenarnya memiliki banyak hutang.
Orator yang memimpin aksi ini menyuarakan ketidaksetujuan masyarakat terhadap otoritas yang otoriter, dengan teriakan, “Tidak sampai desa kita ini miliarder, tapi hutangnya banyak.”
Setelah meruntuhkan patung di Setigi, warga bergerak ke Wisata KPI dan berhasil meruntuhkan patung Pak Inggih, disertai dengan pembacaan sholawat nabi untuk kelancaran proses pengrusakan patung.
Dua patung yang melambangkan mantan Kepala Desa Abdul Halim berhasil dirobohkan menggunakan hammer, disusul dengan aksi mengarak patung tersebut keliling desa menggunakan mobil pickup.
Orator lain menekankan bahwa aksi ini merupakan bentuk perlawanan masyarakat terhadap keangkuhan mantan Kepala Desa yang dianggap otoriter.
Abdul Rofiq, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi tersebut, menyatakan bahwa unjuk rasa ini merupakan ungkapan kekecewaan warga terhadap patung-patung mantan kepala desa yang dianggap sebagai simbol keangkuhan mereka.
Setelah kesepakatan dengan Muspika dan masyarakat, akhirnya diputuskan untuk meruntuhkan patung-patung tersebut.
Aksi penghancuran patung mantan Kepala Desa Abdul Halim disambut riang gembira oleh warga, yang melihatnya sebagai langkah pembebasan desa dari simbol-simbol yang dianggap tidak diinginkan.
Sumber: @undercover.id