fataya.co.id – Pertempuran di Jalur Gaza masih terus berkobar memasuki pekan ke-13, memicu penderitaan yang terus meningkat bagi warga Palestina.
Sabtu lalu, banyak dari mereka mengungkapkan kelelahan yang mendalam akibat terus-menerus berpindah demi menghindari serangan Israel yang tak kunjung reda.
Sejak pertempuran pecah pada 7 Oktober 2023, warga Palestina di Gaza telah mengalami situasi sulit yang memaksa mereka berpindah-pindah tanpa henti.
Mereka berusaha mencari tempat yang aman dari serangan bom Israel yang terus menghujani wilayah tersebut. Warga Palestina kini memusatkan perhatian mereka lebih ke selatan Gaza, khususnya di kota perbatasan Rafah yang berdekatan dengan Mesir.
Salah satu warga, Umm Louay Abu Khater (49), yang meninggalkan rumahnya di Khan Younis, kini mengungsi di Rafah. Dengan raut wajah yang lelah, dia menyampaikan kekecewaannya terhadap situasi yang terus memburuk.
“Cukup dengan perang ini! Kami benar-benar kelelahan,” keluh Umm Louay. Ia menjelaskan betapa sulitnya kondisi mereka yang terus-menerus berpindah dari satu tempat ke tempat lain, terutama dalam cuaca dingin yang melanda wilayah tersebut.
“Bom-bom terus berjatuhan ke arah kami siang dan malam,” tambahnya sambil menyuarakan keprihatinan atas ketidakpastian yang mereka hadapi setiap harinya.
Serangan yang tidak terduga dan kebutuhan untuk terus berpindah menjadi pukulan berat bagi warga Palestina di Gaza yang mencoba bertahan di tengah konflik yang tak kunjung usai.
Dalam keadaan yang semakin mencekik, harapan damai tampak semakin menjauh bagi warga Palestina di Gaza.
Sementara dunia internasional terus memantau perkembangan konflik tersebut, masyarakat global dipanggil untuk lebih peduli terhadap krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
sumber:@beritasatu