Fataya.co.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meramalkan lonjakan aktivitas tambang bawah tanah di masa depan, seiring menyusutnya cadangan dekat permukaan.
Dalam pernyataannya, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif, menjelaskan bahwa meski investasi dalam pertambangan bawah tanah lebih tinggi, risiko kerusakan jauh lebih rendah dibandingkan dengan tambang permukaan.
“Namun memiliki peluang pengurangan risiko dampak lingkungan dimana dampak lingkungan yang muncul lebih kecil dari tambang permukaan,” ujar Irwandy Arif, menekankan potensi positif dari tambang bawah tanah.
Menurut Irwandy Arif, biaya operasional tambang bawah tanah diperkirakan dua kali lipat lebih mahal daripada tambang terbuka, sedangkan biaya modal/kapitalnya diperkirakan 3-4 kali lebih mahal. Meskipun demikian, keuntungan dalam pengurangan risiko dan dampak lingkungan membuat tambang bawah tanah menjadi opsi yang menarik bagi industri pertambangan di masa mendatang.
Perkiraan ini menciptakan pandangan baru terhadap keberlanjutan industri pertambangan, di mana tambang bawah tanah menjadi solusi berkelanjutan dan berpotensi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.