Mengatasi Krisis Air: Strategi PUPR Bangun Bendungan dan Embung

Mengatasi Krisis Air: Strategi PUPR Bangun Bendungan dan Embung

Diposting pada

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki, menegaskan bahwa pembangunan bendungan dan embung sebagai tampungan air di berbagai wilayah Indonesia merupakan langkah konkret dalam mengatasi ancaman perubahan iklim.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Seminar Internasional Teknik Hidrolika 2023 yang diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) di Kampus Universitas Tarumanegara, Jakarta, pada Sabtu (25/11/2023).

Menteri Basuki menggarisbawahi pentingnya memperbanyak tampungan air, khususnya bendungan dan embung, sebagai strategi untuk menjaga ketersediaan air di tengah ancaman kemarau. Dalam acara tersebut, Menteri Basuki menjelaskan, “Kita sebagai negara kepulauan besar harus juga berpikir besar (think big) untuk terus menambah jumlah tampungan air. Pemerintah China dan Korea Selatan telah mencatatkan jumlah bendungan yang signifikan, sementara kita baru mendekati sekitar 300 bendungan.”

Lebih lanjut, Menteri Basuki menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia harus terus meningkatkan jumlah tampungan air, termasuk embung dan bendungan.

Sebagai ilustrasi, China telah memiliki lebih dari 98.000 bendungan hingga akhir 2022, sementara Korea Selatan memiliki sekitar 18.000 bendungan.

Kementerian PUPR fokus pada pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di berbagai infrastruktur.

Salah satu inovasi yang diimplementasikan adalah pembangkit listrik tenaga surya terapung (floating solar energy), yang memanfaatkan 20% luas permukaan genangan bendungan.

BACA JUGA :   Gibran Rakabuming Raka Dibebaskan dari Tuduhan Libatkan Anak-anak! Bawaslu Buka Fakta Terbaru

Potensi tenaga listrik sebesar 4.800 Megawatt (MW) dapat dihasilkan dari  floating solar energy  di seluruh bendungan yang ada.

Selain itu, Kementerian PUPR telah menggunakan 23 bendungan eksisting sebagai pembangkit listrik tenaga air, dengan kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 9% dari seluruh jenis pembangkit listrik di Indonesia.

Menteri Basuki juga memberikan pesan kepada para ahli di bidang Sumber Daya Air (SDA) yang tergabung dalam HATHI untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Acara tersebut dihadiri oleh pembicara tamu, antara lain, President of International Association for Hydro-Environment Engineering and Research, Phillippe Gourbesville, Yooshin Engineering Corporation South Korea, Hwan Ko, dan Senior Manager Korea Water Resources Corporation, Jongchan Kim.

Seminar ini menjadi wadah bagi para ahli teknik hidrolika untuk bertukar ide dan menjalin kerjasama guna mengatasi tantangan air dan perubahan iklim demi menciptakan ketahanan iklim, ekonomi hijau, dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Sumber: @KemenPUPR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *