Fataya.co.id – Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas dengan beberapa Menteri dan Kepala Lembaga terkait upaya stabilisasi harga pangan dan persiapan menyongsong Lebaran.
Dalam pertemuan ini, dipertimbangkan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi kekurangan stok beras, terutama pada awal tahun ini.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan peringatan serius terkait potensi defisit neraca beras pada bulan Januari-Februari.
“Angkanya kan dekat-dekat 1 juta ton (Produksi) padahal kebutuhan kita satu bulan sekitar 2,5 – 2,6 juta ton. Januari-Februari kita kekurangan sekitar 2,8 juta ton,” ungkapnya.
Dalam mengatasi kekurangan tersebut, Arief menegaskan bahwa solusi utamanya adalah melalui rencana impor beras yang merupakan carry over dari tahun 2023.
Upaya ini diharapkan dapat menutup selisih kekurangan beras di dua bulan pertama tahun ini.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas, juga turut memberikan kontribusi penting dengan mengumumkan keputusan untuk mempercepat importasi beras carry over dari tahun 2023 sebanyak 600 ribu ton.
Zulhas menjelaskan, “Kondisi ini mendesak, dan importasi beras akan dipercepat.” Keputusan ini diambil sebagai langkah cepat dalam menjaga ketersediaan beras dan merespons situasi yang memerlukan tindakan segera.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat mengamankan pasokan beras yang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat, terutama menjelang Lebaran.
Presiden Jokowi menekankan pentingnya sinergi dan koordinasi antar-lembaga dalam menghadapi tantangan ini, sambil memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil akan mendukung stabilitas harga pangan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sumber: @cnbcindonesia