sholat mutlak

Tata cara sholat mutlak yang benar sesuai sunnah

Diposting pada

Table of Contents

Sholat mutlak yang agung manfaatnya

Niat dan tata cara shalat mutlak

 

Sholat mutlak merupakan salah satu amalan ibadah yang besar sekali pahalanya disisi Allah. Dalam ibadah shalat, ada komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Allah, tuhanNya.

Dalam shalat seorang hamba bisa membangun komunikasi efektif tanpa penghalang apapun antara dirinya dengan Allah, Tuhannya.

Dengan berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan ibadah shalat, maka akan menambah rasa cinta dan rindu kita sebagai seorang hamba kepada Allah Subhanahu Watalaa.

Ada beberapa sholat yang mempunyai keutamaan menyempurnakan sholat fardhu. Salah satunya adalah sholat mutlak ini.

 

ada juga sholat yang memiliki keutamaan luarbiasa. Ia adalah sholat rawatib.

Di mana sholat rawatib ini di jalankan mengiringi shalat fardhu 5 waktu.

Mau tau, rahasia dan keutamaan menjalankan sholat rawatib? Yuk, simak artikel berikut ini ya Rahasia Sholat Rawatib, Memperoleh Pahala Melimpah

Definisi sholat mutlak

Definisi shalat

Sholat mutlak merupakan salah satu shalat sunnah yang yang baik sekali dilakukan oleh kita umat Islam. Sholat sunnah mutlak adalah shalat sunnah yang dilakukan tanpa terikat oleh waktu tertentu atau sebab adanya kejadian tertentu. Ini merupakan salat yang bisa dikerjakan sebanyak apapun jumlah rakaatnya oleh umat Islam.

Dalam ilmu fiqih secara umum salat itu dibagi menjadi dua bagian; yaitu shalat muqayyad dan sholat mutlak. Shalat muqayyad adalah salat sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada waktu tertentu, karena sebab kejadian tertentu.

Misalnya Anda menjalankan shalat sunnah Duha karena Anda sedang laugn bertepatan dengan waktu Duha. Atau Anda menjalankan shalat sunnah Kusuf karena telah terjadi gerhana bulan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa shalat sunnah mutlak bisa dikerjakan kapan saja tanpa harus menunggu waktu tertentu dan terjadinya kejadian tertentu. Tanpa ada batasan jumlah rokaat. Selama tidak pada waktu-waktu tertentu yang dilarang untuk menjalankan shalat.

Shalat sunnah muthlak ini sangat berbeda dengan shalat fardhu yang sifatnya ketat bahkan wajib. Mengapa begitu? Karena shalat fardhu adalah salat yang telah ditetapkan waktu, syarat, rukun bahkan jumlah rakaatnya.

 

Shalat fardlu tidak boleh melebihi atau mengurangi jumlah rakaatnya juga tidak boleh dijalankan di luar waktunya. Sedangkan shalat sunnah adalah shalat yang tidak mempunyai kekhususan waktu. Sebaliknya shalat Sunnah memiliki keluasan waktu dan shalat ini biasa disebut dengan salat sunah mutlak.

 

Secara umum salat Sunnah mutlak bisa di artikan sebagai salat sunah yang dapat dikerjakan kapan saja tanpa menunggu waktu tertentu.

Kecuali pada waktu-waktu tertentu yang memang dilarang untuk menjalankan salat. Waktu yang dilarang untuk menjalankan salat adalah sebagai berikut:

  • Sesudah salat subuh saat matahari terbit hingga matahari naik sepenggalah
  • Ketika matahari tepat berada di di atas kepala sehingga mulai Condong
  • Setelah waktu Ashar hingga matahari terbenam
  • Ketika matahari terbenam hingga benar-benar sempurna terbenamnya

 

Sedangkan Sebagian ulama berpendapat bahwa sebaiknya salat sunah mutlak dikerjakan 2 rokaat 2, kemudian  salam.

Ketika anda Takbiratul Ihram, Membaca niat, kemudian Anda menjalankan dua rakaat sampai selesai hingga diahiri dengan salam.

Apabila Anda ingin menambah salat mutlak lagi, Anda bisa menjalankan Takbiratul Ihram mulai awal lagi dan seterusnya sampai selesai salam. Semua dikerjakan tanpa ada batasan berapapun jumlah salat yang ingin anda kerjakan. Mudah, bukan?

 

Hikmah sholat mutlak

hikmah shalat
Hikmah dan keutamaan shalat mutlak

Sholat mutlak memilki begitu banyak manfaat dan keutamaan. Inilah beberapa keutamaan menjalankan salat mutlak:

  1. Dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
  2. Wujud syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
  3. Menyempurnakan salat fardhu 5 waktu

Hikmah menjalankan shalat sunnah mutlak adalah selalu berusaha menjadi hamba Allah dengan sungguh sungguh. Sehingga berusaha mengisi tiap kesempatan yang ada dengan ibadah shalat.

Tata cara sholat mutlak

Tata cara shalat mutlak

 

 

Berikut tata tertib dan  urutan menjalankan salat sunah mutlak:

Niat dan tata cara shalat mutlak

niat shalat mutlak

Niat merupakan kunci utama saat Anda menjalankan salat.  Buakn hanya itu, niat juga sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan shalat yang Anda jalankan. Niat dilafadkan di dalam hati dan Sunnah diucapkan dengan lisan.

Niat dilaksanakan bersamaan dengan Takbiratul Ihram. Yaitu ketika mengangkat kedua telapak tangan. Takbiratul Ihram dijalankan Ketika anda sedang berdiri tegak bila tanpa ada udzur syar’i.

Niat dan tata cara shalat mutlak penting kita perhatikan dengan seksama agar kita bisa memeroleh shalat khusuk secara maksimal.

 

Berikut ini niat shalat sunnah mutlak:

اُصَلِّى سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالٰى

Usholli sunnatan rok’ataini lillahi ta’ala

Artinya :
“Aku niat salat sunah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

 

Membaca Takbiratul Ihram

Takbirotul ihram artinya pernyataan takbir yang menjadi tanda diharamkan segala sesuatu selain shalat . Membaca  takbir cukup didengar oleh kita sendiri.

Kecuali saat Anda Sholat sebagai Imam maka dianjurkan untuk membaca takbir dengan suara yang keras supaya makmum mendengar Takbir yang anda ucapkan.

Berikut lafadz takbir:

ألله أكبر

Allahu Akbar

Artinya:
“Allah Maha Besar”

Membaca doa iftitah

Doa iftitah artinya doa pembuka yang sangat dianjurkan untuk dibaca sebelum membaca surat Al-Fatihah. Hukum membaca doa iftitah adalah sunnah.

Posisi tangan anda ketika membaca doa ini adalah ketika bersedekap di atas pusar dan dada. Di mana tangan kanan posisinya diatas tangan kiri.

Doa iftitah dibaca dengan suara lirik. Cukup didengar oleh diri sendiri.

Inilah lafadz bacaan doa Iftitah:

ألله أكباللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allahu Akbar Kabiira Walhamdu Lillahi Katsiran wa Subhaanallahi Bukratan wa Ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna Shalaati wa Nusukii wa Mahyaaya wa Mamaati lillahi rabbi al-‘aalamin. Laa Syariika Lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa min al-muslimiin.

Artinya:
“Allah yang Maha Besar sebesar-besarnya, dan segala puji yang banyak hanya kepada Allah, dan maha Suci Allah baik di waktu pagi maupun petang.

Sesungguhnya aku hadapkan diriku kepada yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan lurus mengikuti ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As. dan aku bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang menyekutukan Allah.

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan itulah aku diperintahkan, dan saya termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berserah diri.”

Membaca surat Al Fatihah

Surat Al Fatihah dalam salat merupakan salah satu rukun salat. Sehingga membaca surat al-fatihah hukumnya adalah wajib. Seandainya lupa tidak membaca surat Al Fatihah maka shalatnya tidak sah bahkan batal.

Seumpama tidak bisa membaca surat Al Fatihah karena seorang muallaf misalnya, bisa membaca ayat yang lain yang jumlahnya setara dengan jumlah surat Al Fatihah. Yaitu 7 ayat. Misalnya tetap tidak hafal bisa membaca Allah Allah Allah diperkirakan selesai membaca surat al-fatihah.

BACA JUGA :   Duka Mendalam: Ammar Zoni Terbangkan Doa di Rumah Duka, Sehendri Zoni Tutup Usia

Apabila anda sedang menjadi imam dalam salat jamaah maka disunahkan membaca surat al-fatihah dengan suara keras sekiranya bacaan Fatihah Anda didengarkan oleh makmum yang ada di belakang anda bila anda salat sendirian maka surat al-fatihah cukup dibaca dengan suara lirih segera Anda mendengarnya.

Membaca surat dalam Al  Quran

Setelah membaca surat Alfatihah disunahkan membaca surat-surat yang ada di dalam Al Quran. Boleh baca surat-surat pendek ataupun surat panjang sesuai dengan kesukaan kita.

Namun apabila anda sedang menjadi imam salat jamaah, maka disunahkan untuk membaca surat yang tidak terlalu panjang karena khawatir ada di antara makmum Anda ada yang orang tua, manula, ada orang yang sedang sakit atau orang yang sedang tergesa-gesa dengan hajatnya. Maka Bacalah surat yang sedang-sedang saja.

Posisi  Ruku’

Ruko merupakan salah satu rukun dalam salat. Di mana ketika rukuk, Anda membungkukkan tubuh anda membentuk sudut 90 derajat. Di mana tangan Anda bertumpu pada lutut. Ketika rukuk, anda bisa  membaca tasbih. Di mana Tasbih ini dibaca dengan suara pelan, sekira Anda mendengar suara Anda sendiri.

Berikut bacaan ketika rukuk:

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
اللهم لَكَ رَكَعْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ خَشَعَ لَكَ سَمْعِيْ وَبَصَرِيْ وَمُخِّيْ وَعَظْمِيْ وَعَصَبِيْ وَشَعْرِيْ وَبَشَرِيْ وَمَا اسْتَقَلَّتْ بِهِ قَدَمِيْ اللهُ رَبَّ الْعَالَمِينَ

Subhaana rabbiya al-‘azhiimi wa bi hamdihi (dibaca tiga kali)

Artinya:
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya.”

Posisi I’tidal

Iktidal adalah posisi tubuh anda bangkit dari ruku’ kembali tegak berdiri lurus. Bacaan i’tidal adalah membaca tasbih sebanyak 3 kali. Hukum bacaan tasbih ini adalah sunnah. Membacanya cukup dengan suara lirih sekira diri Anda mendengarnya.

Berikut bacaan tasbih ketika dalam posisi i’tidal:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ … رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَالشُّكْرُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Sami’a Allahu liman hamidahu. Rabbana wa laka al-hamdu wa al-syukru hamdan katsiiran thoyyiban mubaarakan fiihi, mil’u ssamaawaati wa mil’u l-ardhi, wa mil’u maa bainahumaa wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du.

Artinya:
“Allah senantiasa mendengar kepada siapa yang memuji-Nya. Tuhanku, kepada Engkaulah segala pujian, segala kesyukuran, pujian yang banyak, baik, lagi berkah di dalamnya.

Pujian dan kesyukuran itu memenuhi seluruh langit, seluruh bumi, diantara keduanya, dan memenuhi siapa saja yang Engkau kehendaki setelahnya.”

Selanjutnya adalah sujud. Di mana posisi i’tidal (berdiri) menuju posisi sujud diiringi dengan bacaan takbir.

Sujud

Sujud adalah meletakkan dahi kita di atas tempat sujud. Kemudian kedua tangan kita letakkan  di atas tanah (tempat sujud).

Di mana posisinya lurus di samping telinga Anda. Sedangkan dahi dan lutut Anda sejajar menyentuh lantai kaki Anda seraya menghadap ke arah kiblat.

Dalam sujud disunahkan membaca tasbih sebanyak 3 kali dengan suara lirih sekira diri Anda mendengarnya.

Berikut bacaan tasbih dalam posisi sujud:

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
اللهم لَكَ سَجَدْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتَ وَبِكَ آمَنَتُ أَنْتَ رَبِّي سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Subhaana Rabbiya al-A’laa wa bi hamdihi (dibaca tiga kali) … Allahumma laka sajadtu, wa laka aslamtu, wa bika aamantu. Anta rabbi sajada wajhii lilladzii khalaqahu wa showwarahu wa syaqqa sam’ahu wa bashorohu tabaaraka Allahu ahsanu al-khaaliqin.

Artinya:
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Suci … Ya Allah kepada-Mu aku sujud, kepada-Mu aku berislam, kepada-Mu aku beriman. Engkaulah Tuhanku. Wajahku bersujud kepada yang menciptakannya, dan membentuknya, dan memberikannya telinga dan mata. Maha Suci Allah, sebaik-baiknya Pencipta.”

Duduk diantara dua sujud

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii

Artinya:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku.”

Sujud

Keadaan sujud dan bacaannya sama persis dengan posisi sujud dan bacaan pada tahap sebelumnya. Di mana perubahan ini selalu diawali dengan bacaan Takbir.

Perubahan posisi dari duduk menuju sujud dibarengi dengan bacaan Takbir.

Inilah rangkaian bacaan shalat Sunnah mutlak pada rokaat pertama. Untuk selanjutnya berdiri tegak melanjutkan rokaat kedua. Di mana bacaan dan tata cara rakaat kedua Sama persis dengan bacaan dan tata cara rakaat pertama tadi.

Yang membedakan adalah posisi duduk terakhir atau biasa disebut dengan nama Tasyahud akhir. Sedangkan posisi duduk Tasyahud akhir adalah Posisi.

Di mana anda meletakkan pantat kiri anda bertumpu ke lantai sedangkan pergelangan kaki kiri anda berada di antara lutut dan ujung jari kaki kanan Anda. Duduk ini biasa disebut dengan duduk tawarruk.

Pada saat Anda duduk akhir ini disunahkan membaca bacaan Tasyahud akhir yaitu dengan bacaan sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidinaa Muhammad. Wa ‘ala aali sayyidina Muhammad Kamaa shollayta ‘ala sayyidina Ibrahim. Wa Baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aali sayyidina Muhammad. Kamaa baarakta ‘ala sayyidinaa Ibrahim, wa ‘ala sayyidina Ibrahim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid.

Dalam bacaan Tasyahud akhir ini ketika sampai pada lafadz Asyhadu disunahkan untuk membuka telunjuk tangan kanan, tegak lurus ke depan.

Mengucap salam

Selanjutnya adalah mengucapkan salam. Di  mana gerakan salam adalah posisi tubuh Anda, duduk seperti pada tahap sebelumnya. Di mana jari telunjuk tangan kanan anda kembali menutup.

Selanjutnya kepala anda menoleh ke arah kanan sambil mengucapkan salam selanjutnya. Kepala kiri anda menoleh ke arah kiri dengan mengucapkan salam. Bacaan salam penutup salat adalah sebagai berikut:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahi wa Barakaatuhu

Keselamatan senantiasa tercurah kepada kalian, juga rahmat Allah dan keberkahan-Nya.

Demikian urutan bacaan salat sunah mutlak yang bisa kita jalankan setiap saat kita menghendakiNya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *