Ketegangan kembali melanda ibu kota Ukraina, Kiev, setelah sebuah rudal Rusia menghantam kota pada hari Sabtu. Serangan ini mengakhiri periode relatif tenang selama 52 hari di Kiev. Kepala Administrasi Militer Kiev, Sergiy Popov, mengkonfirmasi serangan tersebut, menyatakan, “Setelah jeda panjang selama 52 hari, musuh memperbaharui serangan rudal ke Kiev,” seperti yang dilaporkan oleh AFP.
Ketegangan antara Ukraina dan Rusia telah lama menjadi isu sensitif, dan serangan ini memperlihatkan eskalasi konflik yang memprihatinkan. Kepala Administrasi Militer Kiev menyampaikan keprihatinan atas kekambuhan serangan, memberikan pernyataan yang menegaskan situasi kritis yang dihadapi oleh negara tersebut.
Sejak beberapa waktu lalu, Ukraina diprediksi akan menghadapi serangan Rusia, terutama saat memasuki musim dingin. Pada tahun lalu, serangan Rusia di musim dingin telah menyebabkan kerugian besar bagi warga Ukraina, dengan ribuan orang terpaksa hidup tanpa listrik dan penghangat ruangan. Ancaman serangan tersebut telah menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran di antara penduduk setempat.
Pemerintah Ukraina, bersama dengan komunitas internasional, kini dihadapkan pada tugas yang mendesak untuk merespons serangan ini dan melindungi keamanan warganya. Seiring dengan itu, harapan untuk menemukan solusi diplomatik yang dapat mengakhiri konflik semakin mendesak, mengingat dampak humaniter yang mungkin timbul akibat eskalasi lebih lanjut dari konflik ini.
sumber:@kumparancom
Leave a Reply