Fataya.co.id – Ketika debat ketiga pemilihan presiden berlangsung, Ketua Bappilu PPP, Sandiaga Uno, mengungkapkan keprihatinannya terhadap format debat yang cenderung mengarah pada saling serang.
Dalam komentarnya di Instagram pribadinya, Sandiaga menyampaikan harapannya agar format debat dapat lebih mempersatukan pasangan calon, mencerminkan semangat persatuan yang menjadi dasar demokrasi Indonesia.
“Dalam membangun demokrasi, kita perlu memastikan bahwa proses pemilihan pemimpin tidak hanya memecah belah, tetapi juga mempersatukan bangsa,” ujar Sandiaga Uno.
Sebagai alternatif, Sandiaga mengusulkan format debat yang lebih santai dan bernuansa sarasehan, sebagaimana pernah dia usulkan pada tahun 2019.
Ia percaya bahwa melibatkan masyarakat secara langsung dalam mendiskusikan gagasan dan visi-misi tanpa batasan waktu dapat menciptakan suasana yang lebih menghormati dan mendalam.
“Kita bisa menciptakan suasana yang lebih akrab dan mendalam dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses debat. Gagasan ini pernah diusulkan pada tahun 2019, dan saya melihat potensi besar untuk mengembangkannya,” tambahnya.
Sandiaga Uno berpendapat bahwa melalui format sarasehan, pasangan calon dapat lebih fokus pada substansi program kerja dan visi-misi tanpa terjebak dalam dinamika saling serang.
“Sarasehan memberikan ruang yang lebih luas untuk menjelaskan ide-ide secara detail dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat,” jelasnya.
Semangat persatuan dalam demokrasi, menurut Sandiaga Uno, harus senantiasa dijunjung tinggi. “Demokrasi Indonesia dibangun atas semangat persatuan, dan format debat yang membumi, santai, serta inklusif dapat menjadi wahana untuk mencapai itu,” tutupnya.
Sumber: @beritasatu
