Fataya.co.id – Sebuah terobosan kontroversial dalam bidang euthanasia muncul pada tahun 2021, saat pendiri Exit International, Philip Nitschke, mengembangkan ‘pod bunuh diri’ yang kini telah mendapatkan legalitas dan persetujuan di Swiss.
Pod ini, yang dicetak menggunakan teknologi 3D, menggunakan gas inert seperti nitrogen untuk menginduksi hipoksia serebral dengan cepat.
Dalam hitungan menit, pengguna pod mengalami ketidaksadaran dan dehidrasi. Menariknya, proses ini dapat memberikan passing tanpa rasa sakit dan euforia dalam waktu sekitar 30 detik.
Dalam keterangannya, Nitschke menjelaskan bahwa pengguna pod dapat dengan nyaman berbaring di dalam, menjawab pertanyaan yang mungkin terakhir kali mereka sampaikan, dan mengaktifkan mekanisme pod untuk mengakhiri hidup mereka.
Pendekatan ini dirancang untuk memberikan alternatif terhadap metode tradisional euthanasia, yang sering membutuhkan tenaga profesional untuk memberikan obat.
Walaupun inovatif, pod ini mengundang kontroversi seputar etika dan moralitas, dengan beberapa pihak khawatir bahwa kehadiran teknologi ini dapat menimbulkan penyalahgunaan atau mengubah persepsi masyarakat terhadap kehidupan dan kematian.
Swiss, yang telah lama menjadi pusat perdebatan seputar praktik euthanasia, kini menjadi rumah bagi eksperimen kontroversial ini.
Sejumlah aktivis pro-euthanasia menyambut positif, sementara kelompok-kelompok lain mengingatkan akan risiko yang terkait dengan potensi penyalahgunaan teknologi ini.
Meski demikian, pod bunuh diri ini membawa pergeseran signifikan dalam cara kita memandang hak individu untuk mengakhiri hidupnya sendiri, menciptakan diskusi mendalam di seluruh lapisan masyarakat.
Sumber: @suarapembaruanid