Fataya.co.id – Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, kembali menyoroti program andalannya yang dinilai mampu mengentaskan kemiskinan dan memeratakan pembangunan ekonomi di pedesaan. Program tersebut dikenal dengan slogan ‘1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana’.
Dalam acara Sarasehan 100 Ekonom yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia beberapa waktu lalu, mantan Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan pentingnya menggabungkan pembangunan infrastruktur fisik dengan pengembangan sumber daya manusia.
“Pembangunan infrastruktur fisik saja tidak cukup, harus dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia,” ujar Ganjar. Ganjar meyakini bahwa program ‘1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana’ dapat memutus rantai kemiskinan. Dengan memberikan kesempatan setiap keluarga miskin untuk memiliki satu sarjana, diharapkan kualitas sumber daya manusia pedesaan meningkat.
“Rantai kemiskinan bisa diputus melalui program ini,” tambahnya. Selain itu, Ganjar menyampaikan keyakinannya bahwa sumber daya manusia yang berkualitas di pedesaan dapat menjadi katalisator bagi perkembangan industri dan infrastruktur desa.
Dengan mengutamakan pembangunan manusia, desa-desa diharapkan dapat mengembangkan potensinya sendiri. Menurut Ganjar, konsep ‘negoro moro toto, desa moro coro’ menjadi landasan programnya. Artinya, pemerintah pusat menetapkan peraturan pembangunan, namun cara dan tujuan pembangunan ditentukan oleh setiap desa.
Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan wilayahnya masing-masing. Seiring pengumuman program ini, muncul beragam tanggapan dari masyarakat.
CNBC Indonesia mengajak netizen untuk berdiskusi melalui kolom komentar, dengan pertanyaan apakah mereka setuju dengan program ‘1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana’.
Diskusi ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk menyampaikan pandangan, saran, dan pertimbangan terkait program ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret dalam upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia, khususnya di lingkungan pedesaan.
Sumber: @cnbcindonesia
