Pondok Pesantren merupakan tempat bagi para santri untuk memperdalam pengetahuan agama Islam sekaligus melatih kepatuhan, disiplin, dan kepribadian yang baik. Di Pekalongan, terdapat banyak pondok pesantren, namun beberapa di antaranya sangat terkenal dan memiliki banyak santri. Berikut ini adalah5+ Pondok Pesantren Terbesar dan Terbaik di Pekalongan yang menjadi pilihan utama bagi banyak orang untuk menimba ilmu dan mendalami agama Islam.
Table of Contents
1. Pondok Pesantren Syafi’i Akrom Pekalongan
Terletak di Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51133, Pondok Pesantren Syafi’i Akrom Pekalongan dibangun pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1990 dengan awalnya bernama Pondok Pesantren Buaran. Namun, sebagai penghormatan kepada K.H. Akrom Chasani yang mengusulkan pembangunan dan K.H. Syafi’i yang menyarankan penggunaan tanah wakaf, nama pondok pesantren diubah menjadi Pondok Pesantren Syafi’i Akrom.
Pada tahun 2004, Kementerian Agama RI memilih Pondok Pesantren Syafi’i Akrom sebagai lokasi program sekolah di lingkungan pondok pesantren. Sebagai hasilnya, SMK Syafi’i Akrom didirikan di lingkungan tersebut dan diresmikan oleh Menteri Agama Sa’id Agil Husain Al Munawar.
Selain belajar Ilmu Agama Islam, santri di Pondok Pesantren Syafi’i Akrom juga dapat mengikuti pendidikan formal di SMK Syafi’i Akrom, yang mengajarkan kompetensi keahlian seperti Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), dan Busana Butik. Pada tahun 2012, pondok pesantren untuk putri juga didirikan di sana. Sekitar 80% dari santri di Pondok Pesantren Syafi’i Akrom adalah siswa SMK Syafi’i Akrom.
2. Pondok Pesantren Nurul Huda
Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Simbangkulon Buaran Pekalongan didirikan sekitar tahun 1985 oleh Al-Maghfurullahu KH. HUDLORI TABRI. Setelah beliau wafat pada tahun 2000, kepengasuhan PPNH dialihkan kepada kedua putranya, yaitu K. MAHRUS HUDLORI untuk PPNH BANIN dan Drs. KH. MUSLIH HUDLORI M.Si untuk PPNH BANAT.
Keduanya masih aktif mengasuh PPNH hingga sekarang. Pada tahun ajaran 2009/2010, Pondok Pesantren Nurul Huda membuka pendaftaran santri baru, baik untuk santri pondok atau santri MDA. Selain itu, Pondok Pesantren Nurul Huda juga menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikulerSeperti: Khitobah, Olahraga, Rebana Simtudduror, Musyawaroh kitab, Seni baca Al-Qur’an, Pembacaan Maulid Ad-Diba’I setiap malam Jum’at, Ziarah ke makam KH. KHUDLORI TABRI setiap Jum’at Pagi.
3. Pondok Pesantren Manba’ul Falah Pekalongan
Pondok Pesantren Manba’ul Falah Pekalongan merupakan pesantren yang didirikan oleh KH Hasanuddin dan ayahnya pada tahun 1986, dengan memulai mengaji kitab Al Muwattha. Pada awal pendiriannya, hanya ada dua santri yang bergabung di pesantren ini. Saat ini, pesantren yang berlokasi di tengah pemukiman padat di Sampangan V/27 Pekalongan, telah dihuni oleh ratusan santri putra-putri, banyak di antaranya berasal dari luar Jawa seperti Lampung, Jambi, Sumatera Barat, dan Kalimantan.
Ustaz Hasanuddin tetap menjalankan metode pengajaran salaf, dengan mengajarkan kitab kuning sebagai rujukan utama para ulama ahlus sunnah wal jama’ah, setelah shalat Subuh, Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya.
Pesantren juga membolehkan para santri yang ingin belajar ilmu formal untuk menuntut ilmu di luar pesantren, asalkan mereka tetap mematuhi peraturan pesantren. Pesantren Manba’ul Falah Pekalongan terletak di tengah kota, dikelilingi oleh home industri batik Pekalongan.
4. Pondok Pesantren Ribatul Muta’allimin
KH. Saelan, putra Kiai Abdulloh (Syaih Tholabuddin) bin Kiai Chasan, seorang kiai dari Kerajaan Mataram, mendirikan Pesantren Ribatul Muta’allimin di Landungsari, Pekalongan, juga dikenal sebagai Pondok Grogolan, pada tahun 1921. Ia mulai mengajar murid-muridnya di surau beratap rumbia yang kecil dan sederhana dengan lantai tanah menggunakan metode pengajaran sorogan dan bandungan.
Awalnya, murid-muridnya berasal dari desa Medono. Seiring bertambahnya jumlah santri, H. Abdussalam (Grogolan) membantunya membangun asrama bagi santri pada tahun 1928. Dengan tambahan akomodasi tersebut, pondok pesantren mengadopsi sistem pengajaran berbasis kelas dengan tetap mempertahankan metode pengajaran sorogan dan bandungan.
5. Pondok Pesantren Al Qur’an Buaran
Pondok Pesantren Al Qur’an Buaran didirikan pada 22 September 1975 dengan dukungan tokoh masyarakat dan koperasi. Ulama seperti K.Sonhadji Abu Bakar dan KH.Anwar Fathoni mengajarkan ilmu-ilmu Al Qur’an.
Seiring waktu, kelembagaannya berubah menjadi yayasan dan meluas hingga memiliki asrama, masjid, rumah kiyai, gedung pertemuan, dan sarana olahraga. Dipimpin oleh H.A.Zaky Arslan Djunaid, pondok pesantren ini menjadi seperti Islamic Centre di Pekalongan.
6. Pondok Pendidikan Islam Terpadu Darul Ikhsan
Pondok Pendidikan Islam Terpadu Darul Ikhsan adalah pondok pesantren dan sekolah dengan manajemen modern yang terletak di Jalan Pangeran Antasari No.2, Kelurahan Gamer, Kecamatan Pekalongan Timur.
Menerapkan nilai dasar seperti taat, akhlaq, dan amanah, pondok pesantren ini berhasil mengintegrasikan pelajaran agama dan umum dengan metode aplikatif pada tahun pelajaran 2017/2018. Al Habib Mahdi Bin Abdullah Alatas adalah pengasuh langsung dan tersedia berbagai ekstrakurikuler seperti pembinaan tahfidz dan tanfidz Al-Qur’an, pramuka, dan olahraga.