1 keluarga bunuh diri karena terlilit utang

“Rahasia Tersembunyi di Cermin: Pesan Terakhir Keluarga WE yang Mengguncang Desa”

Diposting pada

Fataya.co.id – Sebuah tragedi mengejutkan terjadi di sebuah rumah kos pada Selasa (12/12), ketika seorang guru SD berinisial WE (44), bersama istri SU (40), dan anak perempuannya RY (12) ditemukan tewas.

Penemuan itu tak hanya mengguncang lingkungan sekitar, namun juga terungkap adanya pesan wasiat yang ditulis di cermin meja rias kamar untuk sang kakak, AKE.

Tragedi bermula ketika AKE, salah satu putri keluarga, terbangun dan melihat rumah dalam keadaan sepi.

Mencurigai situasi, AKE menuju sebuah kamar yang ternyata terkunci rapat. Usai membuka pintu, adegan mengerikan pun terkuak di depannya.

Aparat Polres Malang segera melakukan penyelidikan mendalam terkait kejadian tragis tersebut.

Motif bunuh diri keluarga ini diketahui berawal dari beban utang yang terus menumpuk. Keterangan saksi mengungkap bahwa WE pernah meminta bantuan ke beberapa orang untuk pinjaman uang.

Salah satu saksi bahkan mengungkap bahwa seminggu sebelum peristiwa tersebut, WE mengeluhkan ketidakmampuannya mengembalikan utang.

“Ya beban keuangan, ada beberapa saksi yang menyampaikan bahwa korban Bapak WE ini sempat memberi tahu bahwa sepertinya ‘saya tidak bisa mengembalikan’,” ujar AKP Gandha Syah Hidayat.

Meskipun motif utang terungkap, polisi belum dapat memastikan sumber utang tersebut.

Dugaan sementara menunjukkan bahwa utang terjadi secara perorangan, bukan melalui layanan aplikasi pinjaman online (pinjol), karena keluarga maupun rekan tidak pernah menerima pesan teror yang umumnya terkait dengan pinjol.

BACA JUGA :   Luhut Panjaitan Pimpin Proyek Nuklir: Revolusi Energi Menuju Emisi Nol!

Selain motif bunuh diri, polisi juga mengungkap kronologi aksi keluarga ini berdasarkan hasil pemeriksaan jenazah dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Ibu dan anak tewas lebih dulu setelah menenggak obat nyamuk, sementara WE meninggalkan pesan di cermin meja rias sebelum menyayat pergelangan tangan kiri yang mengakhiri hidupnya.

Terhadap AKE, anak yang selamat, kini mendapat pendampingan dari Tim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang serta bantuan psikolog untuk mengatasi dampak mental yang mungkin timbul.

“Saudari K (AKE) yang selamat. Itu yang harus kita lindungi. [Kondisinya] relatif stabil, tentunya kemarin pada saat kami datangi juga masih sedih tentunya, namun relatif stabil karena anaknya ini tergolong anak yang berprestasi,” ungkapnya.

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam dan menjadi peringatan akan urgensi mendukung kesehatan mental serta mewaspadai dampak beban finansial yang dapat berujung pada keputusan tragis seperti yang dialami oleh keluarga WE.

sumber:@ctd.insider

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *