Kemenangan gemilang Nayaka terwujud setelah menghadapi pecatur senior FIDE Master Maksum Firdaus (2183) pada babak sembilan, yang merupakan babak terakhir kompetisi, di Minggu petang.
Pada langkah ke-40, Nayaka berhasil memanfaatkan blunder dari lawannya dengan memakan kuda putih miliknya di F3, membuka peluang besar untuk menguasai jalannya permainan.
“Saya senang turnamen ini dimenangkan oleh pecatur berusia muda yang masih berusia 19 tahun.
Ini berarti regenerasi catur berjalan dengan sangat baik,” ujar Eka Putra Wirya, Dewan Pembina PB.
Percasi dan pemilik SCUA. Ia juga melihat perjalanan Nayaka Budidharma menuju gelar Grand Master (GM) memiliki potensi besar untuk mengikuti jejak GM Utut Adianto.
“Ini merupakan langkah awal Tapi semuanya tergantung kepada dirinya sendiri. Kalo dia mau bekerja keras atau All out
dirinya sendiri dan mewujudkan semua kemampuannya, itu bukan tidak mungkin. Saya juga melihat para pecatur usia muda lainnya sangat berpotensi,” tambahnya.
Kabid Pembinaan dan Prestasi PB.Percasi, Kristianus Liem, menyatakan bahwa turnamen ini memberikan banyak dampak positif bagi pembinaan catur di Indonesia.
“Selain nomor Open yang dimenangkan oleh pecatur muda, di nomor Dwi Tarung juga terjadi pertarungan menarik antara WIM Laesa Latifah dan WIM Dita Karenza, dimenangkan oleh generasi muda, yakni Laesa Latifah. Ini merupakan pertanda baik untuk regenerasi pecatur di masa mendatang,” ungkap Kristianus Liem.
Sumber:@Sportanews.com