Fataya.co.id – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa pasokan beras nasional sedang mengalami defisit pada awal tahun ini.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dalam wawancara dengan kumparan pada Jumat (9/2), menyatakan, “Januari-Februari 2024 konsumsi vs produksi ada gap 2,8 juta ton seperti proyeksi dari KSA (kerangka sampel area) BPS.”
Menurut Arief, kekurangan pasokan ini disebabkan oleh kejadian El Nino pada tahun sebelumnya.
“Karena kita tidak dapat tanam saat El Nino lalu, kurang air,” jelasnya.
Dampak dari defisit pasokan ini mulai dirasakan di ritel modern.
Pantauan kumparan di toko-toko seperti Alfamidi dan Super Indo mengungkapkan bahwa pembelian beras mulai dibatasi.
Di Alfamidi, pembelian beras premium kemasan 5 kg dan 10 kg dibatasi dua kemasan per orang.
“Pembatasan ini berlaku untuk pembelian beras premium kemasan 5 kg dan 10 kg,” kata seorang pramuniaga di Alfamidi.
Kebijakan serupa juga diterapkan di Super Indo.
Pembelian beras premium dan medium dibatasi dua kemasan per orang.
“Sejak dari akhir tahun lalu,” kata pramuniaga di Super Indo Pasar Rebo.
Manajemen Alfamidi dan Super Indo, sebagai bagian dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan Delhaize Group dan Salim Group, menerbitkan imbauan pembatasan pembelian dengan ukuran yang cukup besar, dipajang di sekitar rak beras.
Pembatasan ini mengindikasikan bahwa situasi pasokan beras yang kritis telah memaksa ritel modern untuk mengambil tindakan proaktif guna menjaga ketersediaan beras bagi konsumen.
Sumber: @undercover.id