Setelah hampir satu bulan menjalani proses pemulihan pasca-sakit, mantan Panglima TNI menjelaskan alasan mengapa ia memilih Singapura sebagai tempat pemulihannya. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa pengobatan awalnya dimulai di Rumah Sakit Medistra dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD Gatot Subroto) di Indonesia.
Namun, atas tawaran sahabat dan harapan keluarganya untuk memperoleh lingkungan pemulihan yang lebih optimal, ia kemudian dirujuk ke Singapura. Selama masa pemulihan di Singapura, ia ditemani oleh tim dokter, ajudan, serta istri dan anaknya. Masa ini dijalaninya dengan fokus penuh pada pemulihan, dengan keputusan berlandaskan kasih yang mendalam, sebagaimana yang dikatakan oleh istri dan anaknya, “Papa, focus untuk pulih dahulu, sisanya bisa menunggu.”
Hasilnya, pemilihan untuk menjalani pemulihan jauh dari rumah terbukti bijak, karena kondisi kesehatannya berangsur-angsur membaik. Saat ini, ia sudah diperkenankan untuk sejenak menengok urusan pekerjaannya dan menerima kunjungan dari Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, para Menteri, dan teman-teman terdekatnya. Kunjungan tersebut memberikan tambahan energi dan semangat dalam proses pemulihannya.
Dalam menjawab pertanyaan tentang apa yang mendorongnya untuk sembuh, mantan Panglima TNI menjelaskan bahwa ada dua hal utama. Pertama, sikap pantang menyerah yang ia pelajari semasa berdinas di Kopassus. Kedua, dan yang paling penting, adalah kasih dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Ia juga menekankan betapa pentingnya menghargai kesehatan dan hidup sehat, karena seseorang mungkin tidak menyadari betapa berharganya kesehatan hingga mengalami sakit.
Dalam kesimpulannya, ia mengingatkan bahwa manusia tidak boleh sombong dan harus selalu ingat akan kekuasaan Tuhan. Kita hanya adalah sekecil-kecilnya bagian dalam takdir dan kuasa-Nya.