Menyingkap Kisah Inspiratif Umar Bin Khattab: Sahabat Setia Nabi yang Penuh Keberanian!

Diposting pada

 

Fataya.co.id – Umar bin Khattab adalah seorang sahabat utama Nabi Muhammad SAW. Sejarah mencatat namanya sebagai amirul mukminin kedua, yakni setelah Abu Bakar ash-Shiddiq, dalam jajaran Khulafa Ar-Rasyidun. Umar bin Khattab berkuasa pada tahun 634 M sampai 644 M.

Selama masa jabatannya, khalifah Umar amat disegani dan ditakuti negara-negara lain. Pada masa kepemimpinannya, kekhalifahan menjadi salah satu kekuatan besar baru di wilayah Timur Tengah. Segala capaiannya menjadikan Umar sebagai salah satu khalifah paling berpengaruh sepanjang sejarah.

Khalifah Umar bin Khattab juga dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana. Umar bahkan memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad SAW yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Table of Contents

Khalifah Umar bin Khattab

Khalifah Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan Khalifah kedua setelah wafatnya Abu Bakar As-Siddiq. Khalifah Umar bin Khattab dilahirkan sekitar 586 M dan terkenal sebagai orang yang tinggi dan kuat, serta piawai menunggang kuda dan bergulat.

Sebelum masuk Islam, dia adalah seorang orator ulung, pegulat yang tangguh, dan selalu diminta sebagai wakil sukunya bila menghadapi konflik dengan suku Arab yang lainnya. Selama masa jabatannya, Khalifah Umar bin Khattab amat disegani dan ditakuti negara-negara lain.

Khalifah Umar bin Khattab dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana. Ia memiliki sifat-sifat yang patut diteladani, seperti adil, penyayang, antusias, cerdas, teguh iman dan selalu sedia membela agamanya. Sifat-sifat tersebut tertanam mantap pada dirinya, tidak tersembunyi bagi orang yang memperhatikannya. (Abbas Mahmoud Al-Akkad, 1978)

Khalifah Umar bin Khattab meninggal pada 25 Dzulhijjah 23 H dan selanjutnya digantikan oleh Utsman bin Affan. Ia adalah salah satu dari sepuluh orang yang dijanjikan masuk surga. Beberapa hadis menyebutkan dirinya sebagai sahabat Nabi paling utama setelah Abu Bakar.

Masa Muda Khalifah Umar bin Khattab

Umar lahir di Makkah dari klan Bani Adi, yang bertanggung jawab atas arbitrase antar suku. Ayahnya adalah Khattab bin Nufail dan ibunya adalah Hantamah binti Hisyam, dari suku Bani Makzhum. Di masa mudanya dia biasa merawat unta ayahnya di dataran dekat Makkah. Meskipun baca tulis tidak umum di Arab Pra-Islam, Umar belajar membaca dan menulis di masa mudanya. Saat masih remaja, Umar mempelajari seni bela diri, menunggang kuda, dan gulat. Dia tinggi, kuat secara fisik dan menjadi pegulat terkenal. Ia juga seorang orator berbakat yang menggantikan ayahnya sebagai penengah di antara suku-suku.

Khalifah Umar bin Khattab Masuk Islam

Pada tahun 610, Muhammad mulai mengkhotbahkan pesan Islam. Namun, seperti banyak orang lain di Mekkah, Umar menentang Islam dan bahkan mengancam akan membunuh Muhammad. Dia memutuskan untuk mempertahankan agama politeistik tradisional Arab. Dia bersikeras dan kejam dalam menentang Muhammad, dan sangat menonjol dalam menganiaya umat Islam.

BACA JUGA :   Kumpulan Dawuh KH Anwar Manshur Lirboyo

Ia juga menjadi salah satu assabiqunal awwalun atau orang yang lebih dulu memeluk Islam. Dihimpun dari buku “Fiqh Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan” karya Dr. Ridwan, S.H., M. Hum., Umar bin Khattab masuk Islam pada usia 27 tahun. Cerita tentang keislaman Umar berawal dari keinginannya untuk membunuh Nabi Muhammad yang dianggap sebagai pencetus peperangan di antara bangsa Arab.

Umar sangat tidak suka jika suku bangsa Arab terpecah belah karena dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Karena itu, Umar selalu berusaha menghalangi siapa saja yang ingin masuk Islam, bahkan tidak segan-segan membunuhnya.
Pada suatu hari, Umar berangkat menuju tempat persembunyian Nabi Muhammad di rumah Arqam. Niatnya untuk membunuh Nabi sempat terhenti ketika ia bertemu Nu’aim bin Abdulullah di tengah jalan. Nu’aim berkata kepada Umar: “Hendaknya engkau melihat kepada rumahmu sendiri terlebih dahulu. Kedua saudara perempuan dan saudara iparmu telah menerima Islam.
Mendengar ucapan Nu’aim, Umar pun naik pitam. Ia akhirnya kembali ke rumah dan tidak jadi pergi ke tempat persembunyian Nabi. Umar bermaksud untuk melihat sendiri perkataan yang disampaikan oleh Nu’aim.
Ketika sampai di rumah, Umar mendengar saudaranya, Fatimah sedang membaca Al-Quran. Umar kemudian bertanya, “Apa yang kau baca?”.
Tidak membaca apa-apa,” jawab Fatimah.
Jangan menyembunyikan apa-apa dariku. Aku telah mengetahui segala sesuatunya. Engkau berdua telah ingkar agama,” ucap Umar sembari memukul Fatimah kuat-kuat hingga mengeluarkan darah.
Tunjukkan kepadaku apa yang kau baca!” seru Umar.
Fatimah kemudian menyampaikan potongan kulit bertuliskan ayat Al-Quran surat Thaha sebagai berikut,
Segala yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah dan Dia Maha Kuasa dan Maha Mengetahui”. Umar membaca sampai pada ayat, “Percayalah kepada Allah dan Nabi-Nya”.
Tak diduga-duga, Umar justru tersentuh ketika membaca potongan ayat tersebut. Tak lama kemudian, Umar bergegas menuju Arqam. Sesampainya di tempat itu, Umar mengetuk pintu. Beliau masuk ke dalam rumah dan menghampiri Nabi sambil berkata, “Aku ingin memeluk Islam.”
Mendengar ucapan Umar, Nabi dan para sahabat serentak bertakbir. Setelah masuk Islam, sikap keras yang selalu ditunjukkan Umar kepada kaum Muslim mulai melunak. Ia menjadi sosok yang lebih ramah dan selalu membela Islam dari gangguan orang-orang kafir hingga diangkat menjadi khalifah.
Sekian Kisah dari Khalifah Umar bin Khattab yang bisa disampaikan, Semoga bermanfaat ya//Terima Kasih!!
endraa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *