Tren Greenflation dan strategi Indonesia dalam transisi energi

Greenflation Indonesia: Menelusuri Dampak dan Solusi Transisi Energi!

Diposting pada

Fataya.co.id – Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia telah menyaksikan tren unik dalam perekonomiannya yang disebut sebagai “Greenflation.” Istilah ini merujuk pada kenaikan harga barang-barang ramah lingkungan akibat permintaan yang tinggi namun pasokan yang terbatas. Kondisi ini terjadi sebagai dampak dari transisi energi yang tengah diperjuangkan oleh negara.

Tren Greenflation dan strategi Indonesia dalam transisi energi

Seperti yang dijelaskan oleh berita satu dalam komentar di Instagram pribadinya, Greenflation terjadi karena tingginya permintaan terhadap bahan baku ramah lingkungan, namun pasokannya tidak mencukupi.

Ini mengakibatkan inflasi yang terkait langsung dengan perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin mengutamakan produk-produk berkelanjutan.

Inflasi hijau juga dapat timbul akibat upaya untuk mereduksi penggunaan bahan bakar fosil dengan menetapkan harga yang lebih tinggi. Hal ini membuat energi yang berasal dari bahan bakar fosil yang lebih mahal dapat menjadi salah satu pemicu kenaikan inflasi.

Langkah-langkah seperti ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong transisi menuju energi hijau.

Meskipun Indonesia saat ini masih dihadapkan pada inflasi yang lebih dipicu oleh bahan pangan, terutama selama tahun 2023 yang lalu, fokus transisi hijau tetap menjadi agenda utama.

BACA JUGA :   Kampanye Pertama Anies Baswedan Ke Tanah Merah: Aspirasi Warga Didengar, Perubahan Nyata!

Cuaca ekstrem yang mempengaruhi hasil pertanian, terutama kenaikan harga beras, menjadi faktor utama pendorong inflasi di sektor pangan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia tengah giat mendorong transisi hijau, dengan target net zero emission pada tahun 2060.

Salah satu strategi yang diusung adalah menghentikan pembangkit listrik tenaga fosil dan menggantikannya dengan pembangkit listrik berbahan baku hijau, seperti tenaga surya. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengakselerasi pencapaian target emisi nol.

Dengan begitu, Indonesia berada dalam persimpangan yang menantang antara mengatasi inflasi hijau, memastikan ketersediaan pangan, dan mendorong transisi energi.

Semua pihak diharapkan dapat berkolaborasi untuk mencari solusi terbaik demi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sumber: @cnbcindonesia 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *