Fataya.co.id – Mendekati hari pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 14 Februari, media sosial diramaikan oleh gerakan salam 4 jari yang tengah menjadi viral.
Inisiatif gerakan ini berasal dari Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia, John Muhammad, sebagai bentuk kampanye yang memiliki tujuan khusus.
“Salam 4 jari adalah ekspresi untuk tidak memilih paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024,” ungkap John Muhammad, mengisyaratkan bahwa gerakan ini mengajak masyarakat untuk memilih antara paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Konsep salam 4 jari juga mencerminkan kombinasi dari paslon 1 dan 3.
John Muhammad menjelaskan beberapa alasan di balik kampanye gerakan salam 4 jari.
Pertama, ia meyakini bahwa paslon nomor urut 2 tidak layak untuk dipilih.
Kedua, ia memandang pentingnya solidaritas rakyat yang lebih besar untuk mengalahkan paslon nomor urut 2.
Ketiga, John menyadari potensi memenangkan satu putaran bagi paslon nomor 2.
Keempat, ia menyoroti adanya “invisible hands” yang menghendaki ketidakbentukan koalisi antara paslon nomor 1 dan 3 apabila Pilpres berlangsung dalam dua putaran.
Menanggapi gerakan salam 4 jari, Nusron Wahid, sekretaris Tim Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, merespon dengan humor.
Nusron berkelakar bahwa simbol gerakan 4 jari sebenarnya dapat diartikan sebagai dukungan untuk memilih paslon nomor 2 apabila angka 4 dibagi 2.
“Ya kalau empat dibagi dua kan malah nomor 02. Simbol penolakan gimana? Empat dibagi dua kan jadinya dua. Kalau empat bagi satu, empat. Empat dibagi tiga, satu koma,” kata Nusron di Media Center TKN, Jakarta Selatan.
Dengan munculnya gerakan salam 4 jari, politik Indonesia semakin dipanaskan menjelang Pemilihan Presiden 2024, sementara masyarakat aktif berpartisipasi dalam diskusi seputar arah pilihan mereka.
Sumber: @ctd.insider