Top Hits Hoaks Pemilu: Twitter, TikTok, dan YouTube dalam Sorotan!

Diposting pada

Fataya.co.id – Sejumlah 203 informasi palsu terkait Pemilu yang tersebar di platform media sosial telah berhasil diidentifikasi dan diatasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga Selasa (2/1/2024).

Melalui penyelidikan yang cermat, terungkap bahwa sekitar 2.882 konten terlibat dalam penyebaran berita palsu tersebut.

Budi Arie Setiadi, Menteri Kominfo, menyampaikan hasil identifikasi ini dalam pernyataan resmi pada Jumat (5/1/2024), memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai konsekuensi buruk yang mungkin timbul akibat penyebaran hoaks.

Satu hal menarik yang terungkap adalah temuan hoaks paling banyak terdapat di anak perusahaan Meta, yakni Facebook dan Instagram.

Kedua platform ini melaporkan adanya 1.325 konten hoaks terkait Pemilu. Di posisi tinggi lainnya, platform X/Twitter juga turut serta dengan 947 konten hoaks, diikuti oleh TikTok (342 konten), Snack Video (36 konten), dan YouTube (34 konten).

Dari total 2.882 konten hoaks yang teridentifikasi, hanya 1.399 konten yang telah berhasil diblokir dan ditindaklanjuti.

Budi Arie Setiadi menjelaskan, “Dari keseluruhan 2.882 konten, sudah diajukan untuk dihapus semua, dan yang sudah dihapus sebanyak 1.399 konten, sedangkan sisanya, yaitu 1.483 konten, masih dalam proses penanganan.”

BACA JUGA :   Duka Mendalam Kota Solo: Dr. Lo Siauw Ging, Tokoh Dermawan Tutup Usia di RS Kasih Ibu

Perlu dicatat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada periode November hingga Desember 2023, seiring dimulainya kampanye Pemilu 2024.

Dari total 189 isu hoaks yang ditemukan sepanjang tahun sebelumnya, angka tersebut meningkat secara mencolok selama kampanye politik.

Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi, mengajak semua pihak untuk aktif berperan dalam menjaga keamanan ruang digital selama tahun 2024.

Selain mendesak untuk tidak menyebarkan konten berisi hoaks, ia juga menegaskan perlunya bersama-sama menciptakan suasana damai dalam Pemilu 2024 dengan menjaga integritas ruang digital.

Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat berkontribusi dalam membentuk iklim politik yang sehat dan menyediakan informasi yang akurat.

Sumber: cnbcindonesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *