Kisah Turunnya Taurat sebagai Wahyu Pertama Nabi Musa

Diposting pada

Kitab taurat di turunkan sebagai petunjuk bagi kaum, kitab taurat diturunkan di bukit, kitab taurat diturunkan kepada nabi musa dengan bahasa.

Kisah Turunnya Taurat sebagai Wahyu Pertama Nabi MusaNabi Musa merupakan salah satu nabi atau rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk memberikan petunjuk dan membebaskan kaum Bani Israil yang berada dalam penindasan Raja Mesir, yakni Raja Fir’aun.

Dikisahkan, Saat nabi Musa as melawan raja Fir’aun beliau mendapatkan wahyu dari Allah swt dengan izin  dan pertolongan dari Allah swt saat beliau berhasil keluar dari kerajaan raja Fir’aun.

Saat itu Nabi Musa sedang berlari berusaha untuk melarikan diri ke negeri Madyan. Sesampainya beliau di negeri itu, Nabi Musa berjumpa dengan Nabi Syu’aib  yang kelak kemudian menjadi mertuanya.

Setelah cukup lama beliau bermukim di negeri Madyan, Nabi Musa meminta izin kepada Nabi Syuaib untuk kembali mengunjungi kedua orang tuanya yang berada di negeri Mesir. Saat nabi Musa masih berada di atas bukit yang bernama (bukit Thursina) atau gunung Sinai, Nabi Musa melihat api. Dengan rasa ingin tahunya beliau pun mendatangi api tersebut. setelah sedikit lebih dekat dengan api tersebut beliau melihat sebuah sinar yang sangat terang. Saat itulah beliau menyadari adanya pertanda dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Di sana lah Nabi Musa menjalankan ibadah puasanya selama 40 hari. Dalam keadaan suci, Nabi Musa as mendengarkan firman Allah SWT secara langsung. Lalu beliau di karuniai kitab Taurat yang berisi pedoman hidup dan sebagai petunjuk bagi para umatnya.

Hal ini dikisahkan dalam firman Allah QS. Thahaa ayat 9-14:

“هل وصلتم إلى قصة موسى؟ فلما رأى النار قال لأهله: ابقوا هنا ، الحق أني أرى نارًا ، أتمنى أن أحضر لكم بعضًا منها أو أجد هديًا في النار ذلك “.

Yang artinya: “Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: ‘Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu’.”

Maka ketika ia mendatangi tempat api itu, ia di panggil Allah swt seraya berkata:

“مرحبا موسى. إني أنا ربك فاخلع قسمك. إنك حقًا في وادٍ مقدس ، ثوى. وقد اخترتك ، فاستمع إلى ما سأكشفه (لك). إني أنا الله لا إله إلا أنا فعبدوني وأقموا الصلاة لذكري”

“Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan ku wahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thahaa: 9-14).

Kitab Taurat ini diturunkan oleh Allah SWT untuk Nabi Musa ketika berdakwah kepada kaum Bani Israil agar mereka senantiasa berada di jalan Allah swt (kebenaran). Kitab Taurat menggunakan bahasa Ibrani, yaitu bahasa yang sering di gunakan oleh kaum Bani Israil atau kaum Yahudi untuk berkomunikasi sehari-hari. Selain kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa as, Allah SWT juga menurunkan kitab Zabur kepada nabi Daud as,dan Kitab Injil kepada nabi Isa as, yang diturunkan setelahnya sebagai menyempurnakan kitab Taurat yang di bawa oleh Nabi Musa as.

BACA JUGA :   Mati Syahid : Menyelami Makna Mati Syahid dengan Penuh Keyakinan dan Takwa

Sementara, untuk kitab yang terakhir di turunkan kepada nabi Muhammad SAW yaitu kitab Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab untuk semua kalangan, bukan hanya untuk umat tertentu. Keberadaan kitab suci Al-Qur’an inilah sebagai penyempurna bagi kitab-kitab terdahulu.

Percaya terhadap kitab suci Allah swt merupakan salah satu rukun iman yang ada dalam ajaran agama Islam. Maka, setiap orang yang beriman,  harus meyakini akan adanya kitab-kitab Allah SWT, termasuk Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as.

Dikutip dari buku karya Muhammad Ahsan dan Sumiyati yang berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2014), isi kitab Taurat atau pokok-pokok ajaran Kitab Taurat ada 10 Perintah Tuhan sebagai petunjuk bagi kaum Bani Israil, yaitu:

  • Perintah untuk meyakini ke esaan Tuhan yaitu Allah swt.
  • Perintah agar mereka tidak menyembah berhala (patung) lagi.
  • Perintah untuk tidak menyebut nama Allah SWT dengan sia-sia.
  • Perintah agar mensucikan hari Sabtu dari kegiatan duniawi dan mengisinya dengan kegiatan amal ibadah.
  • Perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua.
  • Perintah atau larangan agar tidak membunuh sesama umat manusia.
  • Perintah atau larangan untuk berbuat zina.
  • Perintah atau larangan untuk mencuri.
  • Perintah atau larangan untuk menjadi saksi palsu.
  • Perintah atau larangan untuk mengambil hak orang lain.

Demikian lah sedikit kisah turunyannya Taurat sebagai wahyu pertama nabi Musa as, semoga dari kisah ini dapat kita ambil hikmahnya. Berikut hikmah dari perintah beriman kepada kitab kitab Allah SWT!:

  • Memberikan petunjuk kepada manusia mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah.
  • Sebagai pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan kebenaran.
  • Memberikan informasi sejarah tentang kehidupan orang-orang terdahulu atau sebelumnya.
  • Dapat menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini.
  • Manusia yang beriman kepadnya akan dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam kitab sudah di jelaskan tentang beberapa perilaku yang baik dan perilaku yang buruk.
  • Mensyukuri segala anugerah dan nikmat yang diberikan Allah SWT, termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
  • Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah SWT selalu memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai orang lain bahkan menghargai pemeluk agama lain.

Sekian dari kami,

Wassalamualaikum wr,wb.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *