Fataya.co.id – Kasus dugaan pencabulan di sebuah TK swasta terkemuka di Kota Pekanbaru menggemparkan masyarakat setelah orang tua korban mengungkapkan pengalaman traumatis anak mereka.
Kejadian ini mencuat setelah perubahan perilaku anak yang mulai terlihat sejak November 2023.
Ayah korban, dalam keterangan Sabtu (13/1), mengungkapkan kekhawatirannya, “Anak saya juga sering mempraktikkan gerakan seperti rukuk. Lalu menyuruh saya berdiri di belakangnya dan mendekat ke bagian belakangnya.”
Anak yang awalnya ceria dan aktif, kini menjadi murung dan sering mempraktikkan gerakan yang dianggap tidak wajar.
Ketika ditanya lebih lanjut, sang ibu korban menceritakan bahwa anaknya mengaku dia diajari oleh teman sekelasnya dengan ancaman akan dimusuhi.
“Anak saya dipanggil ke dapur dekat kamar mandi, dan disuruh buka celana. Temannya bahkan buka celana dan memainkan alat kelaminnya, dan itu sudah terjadi empat kali dalam hari berbeda,” ungkap sang ibu.
Orang tua korban mengadukan kejadian ini ke wali kelas dan bahkan bertemu ibu dari pelaku.
Namun, pihak sekolah tidak menanggapi serius, dan ibu dari pelaku menyangkal tuduhan tersebut.
Kepala Sekolah (PLS) angkat bicara, menolak klaim orang tua korban.
“Kita sudah ke PPA anak juga, jadi sudah di proses semuanya, seharusnya kasus sudah selesai. Namanya umur anak TK itu belum ada hal-hal mengarah ke situ, anak hanya bermain,” tegas PLS pada Sabtu (14/1).
Namun, pihak kepolisian tidak melihat kasus ini selesai begitu saja.
Dirreskrimum Polda Riau menyatakan kasus sedang dalam proses penyidikan, dan mereka bersedia membantu jika diperlukan.
“Kasus yang menyangkut anak menjadi salah satu atensi kami,” ujar Dirreskrimum Polda Riau, menegaskan bahwa mereka akan terus berkoordinasi terkait perkembangan kasus ini.
Sementara kasus ini terus bergulir, masyarakat menantikan kejelasan dari pihak berwenang, dengan harapan agar keadilan dapat ditegakkan untuk melindungi hak dan keamanan anak-anak.
Sumber:@ctd.insider