Kisah Teladan Nabi Adam Alaihissalam – Alhamdulillah, Kita harus senantiasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk bisa belajar dan menambah ilmu pengetahuan. Sebagai umat muslim, kita harus terus belajar dan meningkatkan diri kita agar menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Mari kita sama-sama mengambil pelajaran dan manfaat dari ceramah ini, dan mari kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Semoga dengan demikian, kita semua dapat menjadi lebih dekat kepada Allah dan menjadi umat yang bermanfaat bagi sesama. Amin.
Table of Contents
Kisah Teladan Nabi Adam Alaihissalam
Kali ini akan menceritaan kisah tentang nabi adam.
Nabi Adam adalah nabi yang pertama kali diciptakan oleh Allah. Menurut al-Qur’an, Nabi Adam diciptakan dari tanah dan dijadikan sebagai khalifah atau pemimpin bagi seluruh makhluk yang ada di bumi. Nabi Adam dikaruniai akal dan fitrah, sehingga dia mampu memahami perintah-perintah Allah dan melakukan ibadah kepada-Nya.
Nabi Adam juga dikaruniai istri bernama Hawa yang merupakan keturunannya sendiri. Keduanya diperintahkan oleh Allah untuk tinggal di Jannah (surga) dan tidak diperkenankan memakan buah dari pohon khuldi, yang merupakan pohon yang terletak di tengah-tengah Jannah.
Namun, pada suatu hari, Nabi Adam dan Hawa diyakinkan oleh setan untuk memakan buah tersebut, sehingga keduanya terkena siksa dan dikeluarkan dari Jannah ke bumi.
Nabi Adam kemudian mendapat pelajaran dari kesalahannya dan memohon keampunan kepada Allah. Allah pun mengampuni kedua Nabi Adam dan Hawa, dan menyuruh mereka untuk tinggal di bumi dan menjalankan ibadah sesuai dengan perintah-Nya.
Nabi Adam menjadi nabi yang pertama kali diturunkan ke bumi, dan merupakan bapak bagi seluruh umat manusia yang ada di dunia ini.
Kisah Nabi Adam Alaihissalam Dan Istrinya di Surga
Kisah Nabi Adam bersama istrinya Hawa di surga dapat ditemukan dalam al-Qur’an dan hadis-hadis yang sahih. Menurut al-Qur’an, Nabi Adam dan Hawa diciptakan oleh Allah dan ditempatkan di surga. Mereka diperintahkan oleh Allah untuk tinggal di surga dan tidak diperkenankan memakan buah dari pohon khuldi, yang merupakan pohon yang terletak di tengah-tengah surga.
Di dalam Al-Quran disebutkan:
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
(Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim”. [QS. Al-A’raf ayat 19]
Pada mulanya, Nabi Adam ditimpakan rasa kantuk. Ketika tertidur Allah mengambil salah satu dari tulang rusuk sebelah kirinya dan menambalnya dengan daging, sedangkan Nabi Adam masih tetap tertidur.
Setelah itu, Allah menjadikan tulang rusuknya itu istrinya ,yaitu Hawa, berupa seorang wanita yang sempurna agar Nabi Adam merasa tenang hidup dengannya.
Setelah Allah mengawinkannya dan menjadikan rasa tenang dan tenteram di dalam diri Nabi Adam, maka Allah berfirman kepadanya secara langsung, “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”
Kisah Teladan Nabi Adam Alaihissalam Bertaubat Kepada Allah
Setelah Allah memasukkan Nabi Adam alaihissalam beserta istrinya ke dalam surga serta mempersilahkan mereka berdua untuk menikmati fasilitas di surga, Allah ta’ala memperingatkan kepada mereka berdua bahwa mereka mempunyai musuh yakni Iblis yang patut mereka waspadai karena ia akan berusaha agar Adam alaihissalam beserta istrinya dikeluarkan dari surga.
فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰ
Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. [QS. Thaha ayat 117]
Allah subhanahu wata’ala juga mengabarkan kepada Nabi Adam tentang fasilitas dan nikmat yang ia peroleh di dalam surga agar ia tidak terperdaya Iblis yang menginginkan ia dikeluarkan dari surga. Di dalam Al-Quran disebutkan :
إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَىٰ ﴿١١٨﴾ وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ
Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”. [QS. Thaha ayat 118-119]
Mengetahui nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Adam alaihissalam dan istrinya, Hawa, Iblis merasa dengki dan iri hati. Maka dari itu, Iblis tidak tinggal diam. Dia berusaha menggoda Nabi Adam alaihissalam dan istrinya agar nikmat tersebut lenyap dari mereka berdua.
Iblis pun memulai tipu dayanya dengan berbisik kepada Nabi Adam dan istrinya bahwa sebenarnya Allah ta’ala melarang mereka memakan buah tersebut karena Allah tidak ingin mereka berdua menjadi malaikat dan kekal di dalam surga. Di dalam Al-Quran disebutkan :
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. [QS. Al-A’raf ayat 20]
Diterangkan di ayat yang lain, Iblis mengabarkan kepada Adam bahwa pohon tersebut merupakan pohon khuldi yang apabila dimakan maka akan kekal abadi di dalam surga :
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” [QS. Thaha ayat 120]
Agar Nabi Adam alaihissalam dan istrinya mempercayai bisikannya, Iblis pun bersumpah dengan nama Allah kepada mereka berdua agar terbujuk dengan tipuannya. Di dalam Al-Quran disebutkan :
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”, [QS. Al-A’raf ayat 21]
Mendengar Iblis berani bersumpah atas nama Allah, maka Nabi Adam dan istrinyapun terperdaya oleh Iblis dan akhirnya mereka berdua pun memakan buah tersebut.
Tatkala mereka berdua baru mencicipi buah tersebut, pakaian merekapun langsung terbuka sehingga aurat mereka tersingkap. Karena mereka merasa malu, merekapun menutupi aurat mereka yang tersingkap dengan dedaunan surga. Di dalam Al-Quran disebutkan :
فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ
maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. [QS. Al-A’raf ayat 22]
Setelah kejadian itu, Allah ta’ala pun memanggil dan menegur mereka berdua. Di dalam Al-Quran disebutkan :
وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” [QS. Al-A’raf ayat 22]
Mendengar teguran dari Allah subhanahu wata’ala, Nabi Adam alaihissalam dan istrinya, Hawa, menyesali perbuatannya. Mereka pun mengakui kesalahan mereka dan memohon kepada Allah agar Allah mengapuni dosa mereka serta merahmati mereka :
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. [QS. Al-A’raf ayat 23]
Kalimat yang mereka ucapan tersebut merupakan kalimat yang Adam terima dari Allah langsung. Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Allah pun menerima taubat mereka, karena Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Di dalam Al-Quran disebutkan :
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Baqarah ayat 37]
Lihatlah bagaimana kisah teladan Nabi Adam alaihissalam tatkala ia berbuat salah. Adam mengakui kesalahannya dan bertaubat kepada Allah ketika berbuat salah. Sementara Iblis justru menyombongkan dirinya di hadapan Allah ketika berbuat salah.
Kisah Nabi Adam dan Hawa di Turunkan ke Bumi
pada suatu hari, setan berupaya mempengaruhi Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah tersebut. Setan menyamar sebagai malaikat dan menyatakan bahwa Allah telah melarang mereka memakan buah tersebut demi menguji kepatuhan mereka. Setan menjanjikan kepada Nabi Adam dan Hawa bahwa jika mereka memakan buah tersebut, mereka akan menjadi seperti malaikat yang dapat terbang ke langit.
Nabi Adam dan Hawa kemudian terpikat oleh janji setan dan memakan buah tersebut. Segera setelah itu, mereka merasa bersalah dan merasa malu karena telah melanggar perintah Allah. Mereka pun diusir oleh Allah dari surga ke bumi, dan dihukum dengan siksa yang berat.
Setelah turun ke bumi, Nabi Adam dan Hawa mulai menjalani hidup di bumi dan memperoleh pelajaran dari kesalahan yang telah mereka lakukan. Mereka memohon keampunan kepada Allah, dan Allah pun mengampuni kedua Nabi Adam dan Hawa. Nabi Adam kemudian menjadi nabi yang pertama kali diturunkan ke bumi, dan merupakan bapak bagi seluruh umat manusia yang ada di dunia ini.
Demikian Kisah Teladan Nabi Adam Alaihissalam, semoga bermanfaat. Salam Literasi, Fataya Pamit Undur Diri.