Salah satu sifat mulia Nabi Muhammad SAW yang harus kita contoh adalah sifat tolong-menolongnya. Bahkan, beliau tidak enggan memberikan bantuan kepada mereka yang suka mengolok olokan dirinya. Seperti yang ada dalam kisah pengemis yahudi ini:
Di salah satu sudut pasar Madinah Al-Munawarah ada seorang pengemis Yahudi yang buta, dan apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata, “Wahai saudaraku jangan engkau dekati Muhammad. Karena dia itu orang gila, dia juga pembohong, dan dia itu tukang sihir, maka apabila kalian mendekatinya kalian akan di pengaruhinya”.
على الرغم من السخرية والاستهزاء بالنبي محمد ، إلا أنه لم يغضب أبدًا. إذا احتاج شخص ما إلى المساعدة ، يجب أن نساعد. لا يهم من هم وكيف هم جسديًا
“Meski ia mengolok-olok dan mengejek Nabi Muhammad, beliau tidak pernah marah. Jika seseorang membutuhkan bantuan, kita harus membantu. Tidak masalah siapa mereka dan bagaimana fisik mereka”
Setiap hari pengemis Yahudi itu selalu mencela Rasulullah. Kejadian ini berlangsung di pojokan Pasar Madinah. Sebagai seorang Nabi yang diberi wahyu oleh allah swt, Rasulullah tentu tahu apa yang sedang di lakukan pengemis Yahudi buta itu.
Hal ini tidak membuat Rasulullah membencinya, beliau tetap rajin mendatanginya dengan membawa makanan untuknya, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah menyuapkan makanan yang di bawanya itu kepada pengemis yahudi.
Rasulullah selalu menyuapi pengemis Yahudi buta itu hingga sampai menjelang beliau wafat. Setelah kewafatan Rasulullah, tidak ada lagi seseorang yang membawakannya makanan untuk pengemis yahudi itu setiap harinya.
Suatu hari saat Abu Bakar as-shidiq berkunjung ke rumah Aisyah yang merupakan putri nabi muhammad saw namun sudah dianggap seperti anak sendiri oleh abu bakar.
Abu bakar bertanya kepada putrinya, “Anak ku, adakah sunnah nabi yang belum aku kerjakan?” Aisyah pun menjawab “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum pernah ayah lakukan kecuali satu sunnah ini saja”. “Apakah sunah Itu, wahai Aisyah?”, tanya Abu Bakar. “Setiap pagi hari Rasulullah selalu pergi berkunjung ke ujung pasar madinah dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang selalu berada di ujung pasar itu,” jawab Aisyah.
Lalu keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke ujung pasar dengan membawa makanan untuk di berikannya kepada pengemis yahudi itu. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis yahudi itu marah sambil memberontak dan berteriak, “Siapakah kamu?”. Abu Bakar menjawab, “Aku adalah orang yang biasanya”.
“Bukan!, engkau bukan orang yang biasanya mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu dengan sedikit tegas.
“Apabila ia datang kepadaku, tangan ini tidak susah untuk memegang dan mulut ini tidak susah untuk mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tetapi sebelum itu makanannya haluskannya dengan mulutnya. Setelah itu ia berikan padaku,” ucap pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar tidak bisa menahan air matanya, ia menangis histeris sambil berkata kepada pengemis itu
“Aku memang bukan orang yang biasanya mendatangi mu. Aku merupakan salah satu seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah wafat. Ia adalah Nabi Muhammad Rasulullah”.
Setelah pengemis itu mendengar penjelasan Abu Bakar, ia pun menangis sedih dan kemudian berkata, “benarkah demikian? Selama ini aku selalu mengolok-oloknya, menghinanya, memfitnahnya, dan ia tidak pernah memarahi ku sedikitpun, ia masih selalu mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia”. Lantas pengemis Yahudi buta itu akhirnya bersyahadat di hadapan Abu bakar.
Demikian sedikit kisah Rasulullah dengan pengemis Yahudi buta yang begitu menyentuh hati.
Dalam kisah ini Nabi mengajarkan kepada kita betapa besar kelembutan akhlak dan budi pekerti yang baik dapat mendatangkan kebaikan kepada orang lain.
Wassalammualaikum wr wb.