Fataya.co.id-Kebijakan impor yang diterapkan pada barang-barang branded oleh pengusaha ritel dan pusat perbelanjaan atau mal telah menimbulkan dampak signifikan, memunculkan ketidakpastian di sejumlah sektor dan menyebabkan peluang ekspansi menjadi kabur.
Menurut Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), kebijakan impor tersebut telah mengakibatkan toko-toko yang menjual barang branded kehilangan stok secara signifikan. Banyak rak kosong mulai terlihat di toko-toko, membuat pelanggan kecewa dan menghambat rencana ekspansi peritel ke wilayah-wilayah baru di Indonesia.
“Peluang ekspansi yang tadinya begitu menjanjikan kini menguap karena kebijakan impor ini. Toko-toko kami mengalami kekosongan stok, dan ini menghambat rencana kami untuk merambah ke wilayah-wilayah potensial di Indonesia,” ungkap juru bicara Hippindo dalam konferensi pers hari ini.
Beberapa pengusaha ritel juga menyampaikan keprihatinan mereka terhadap situasi ini, mengingat barang-barang branded memiliki pangsa pasar yang signifikan dalam industri ritel.
Kekosongan stok dapat mengakibatkan penurunan penjualan dan merugikan bisnis mereka secara keseluruhan.
Pemerintah diharapkan segera merespons kekhawatiran dari sektor ritel ini dan mencari solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan para pengusaha serta menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.
Di tengah ketidakpastian ini, pelaku industri ritel menanti langkah-langkah konkrit yang dapat mendukung kembali peluang ekspansi dan pertumbuhan bisnis mereka.
sumber : @kontannews