Fataya.co.id – Ilmuwan dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) baru-baru ini mengungkapkan fakta menarik mengenai pergerakan Bulan yang terus menjauh dari Bumi.
Menurut perhitungan yang dilakukan oleh para peneliti NASA, Bulan rata-rata menjauh dari Bumi sekitar 3,8 cm setiap tahun.
Metode pengukuran ini melibatkan penggunaan sinar laser yang dipantulkan dari Bumi ke panel reflektif di Bulan.
Dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk deteksi pantulan sinar laser, para ilmuwan dapat memperkirakan jarak pergerakan Bulan dari Bumi dengan memanfaatkan kecepatan cahaya.
“Kecepatan menjauhnya Bulan hampir sama dengan pertumbuhan kuku manusia,” ungkap ilmuwan NASA seperti dikutip dari Live Science.
Menurut Jean Creighton, Direktur Planetarium Manfred Olson di University of Wisconsin, Milwaukee, fenomena ini akan berdampak signifikan dalam jangka panjang.
Dalam waktu sekitar 50 miliar tahun, rotasi Bumi yang melambat akan menyebabkan Bumi hanya menunjukkan satu sisi ke Bulan secara permanen.
Dosen Astronomi Eric Klumpe dari Middle Tennessee State University menjelaskan bahwa pada saat itu, Bulan akan berhenti menjauh dari Bumi.
Namun, dia juga menambahkan bahwa saat yang sama akan menjadi awal dari berbagai perubahan dramatis dalam sistem Bumi-Bulan.
“Saat itu, sistem Bumi-Bulan akan terdisrupsi dan hancur,” ujar David Trilling, Ketua Departemen Astronomi dan Ilmu Planet, Northern Arizona University.
Tidak seperti kekhawatiran bahwa Bulan akan meninggalkan Bumi dan manusianya, para ilmuwan lebih meyakini bahwa nasib Bulan adalah hancur, terkait dengan perubahan dalam siklus hidup Matahari.
Saat Matahari mulai mati dan membengkak menjadi bintang merah raksasa, sistem Bumi-Bulan akan mengalami akhir yang dramatis.
Meskipun peristiwa ini masih terjadi dalam skala waktu yang sangat lama, penelitian ini memberikan wawasan menarik tentang dinamika hubungan antara Bumi dan Bulan, serta perubahan besar yang dapat terjadi dalam evolusi sistem tata surya kita.
Sumber:@suarapembaruanid