Kan'an Putra Nabi Nuh

Kisah Menyayat Hati Kisah Kan’an, Putra Nabi Nuh yang Durhaka dan Ingkar

Diposting pada

fataya.co.id – Banyak sekali kisah yang ada di ajaran agama Islam. Kisah berguna untuk menjembatani syiar agama Islam kepada setiap penganutnya. Salah satu kisah yang umum kita dengar adalah kisah Kan’an, Putra Nabi Nuh yang Durhaka dan Ingkar

Table of Contents

Keluarga Nabi Nuh AS

Keluarga Nabi Nuh AS merupakan keluarga yang penuh dengan ujian dan tantangan. Nabi Nuh AS adalah seorang nabi yang Allah SWT utus untuk menyampaikan kebenaran kepada umatnya. Namun, di antara anggota keluarganya, terdapat Kan’an, putra Nabi Nuh AS yang durhaka dan tidak taat kepada ajaran Allah SWT. Meskipun demikian, Nabi Nuh AS tetap sabar dalam menyampaikan dakwahnya.

Selain Kan’an, Nabi Nuh AS memiliki tiga anak lainnya, yaitu Yafith, Sam, dan Ham. Meskipun tidak terdapat penjelasan secara detail dalam Al-Qur’an, keluarga Nabi Nuh AS merupakan contoh bagi umat manusia. Berangkat dari keluarga Nabi Nuh AS, kita bisa belajat pentingnya kesabaran, keimanan, dan keteguhan dalam menghadapi cobaan. Meskipun Kan’an durhaka, Nabi Nuh AS tetap berusaha untuk membimbingnya ke jalan yang benar.

Kisah keluarga Nabi Nuh AS mengajarkan kita untuk selalu berusaha menghadapi ujian hidup dengan kesabaran dan keimanan yang kokoh. Meskipun ada anggota keluarga yang durhaka, Nabi Nuh AS tetap menjalankan tugasnya sebagai nabi dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati.

Karakter Kan’an

Karakter Kan’an sangatlah menonjol dengan sifat durhaka dan zalimnya. Kan’an tidak hanya ingkar kepada Allah SWT, tetapi juga tidak taat kepada kedua orang tuanya, termasuk Nabi Nuh AS.

Meskipun berpura-pura menjadi orang beriman, Kan’an sebenarnya menyembunyikan rasa benci yang mendalam pada sang ayah. Bahkan, Kan’an dan ibunya sering menghina dan mencemooh Nabi Nuh AS.

Sikap mereka berduan ini menunjukkan betapa kerasnya hati mereka terhadap kebenaran yang Nabi Nuh AS sampaikan. Tindakan durhaka dan zalim Kan’an terhadap keluarganya sendiri menjadi contoh yang jelas tentang betapa pentingnya kesetiaan, ketaatan, dan penghormatan terhadap ajaran yang benar.

Tindakan Durhaka Kan’an

Kan’an melakukan tindakan durhaka dengan tidak mau taat kepada orang tuanya, walaupun ayahnya adalah seorang nabi yang diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT.

BACA JUGA :   Waktu Bersejarah: Detik-detik Peristiwa Fathu Mekkah yang Menggetarkan

Kan’an bahkan berpura-pura beriman untuk menyembunyikan rasa bencinya terhadap ayahnya. Ketika Nabi Nuh AS memperingatkan umatnya tentang bahaya banjir besar yang akan datang, Kan’an menolak untuk taat dan malah memilih untuk mencari perlindungan sendiri di gunung.

Ia menolak untuk bersama Nabi Nuh AS yang telah Allah SWT utus dengan segala petunjuk dan kebesaranNya. Akibatnya, Kan’an termasuk dalam golongan orang-orang yang tenggelam saat banjir besar tersebut karena durhaka dan tidak taat kepada orang tua dan perintah Allah SWT.

Akibat Perbuatan Kan’an

Kisah Nabi Nuh AS dan putranya Kan’an sungguh menggugah hati. Nabi Nuh dengan penuh kasih sayang terus memberikan peringatan kepada Kan’an agar mau beriman dan naik ke bahtera untuk selamat dari azab Allah SWT. Namun, Kan’an dengan angkuhnya menolak dan memilih berlindung di gunung. Akibatnya, hukuman dari Allah SWT pun menimpa Kan’an.

Peringatan yang Nabi Nuh berikan kepada Kan’an begitu tegas dan penuh kasih. Nabi Nuh AS berusaha meyakinkan putranya bahwa hanya dengan beriman dan taat kepada Allah SWT-lah, mereka bisa selamat dari azab yang akan datang. Namun, Kan’an dengan keras kepala menolak untuk mendengarkan nasehat ayahnya.

Hukuman yang Kan’an terima akibat perbuatannya yang durhaka sangatlah berat. Allah SWT menenggelamkan Kan’an beserta kaum yang ingkar dalam banjir bandang yang dahsyat tersebut. Meskipun Nabi Nuh AS terus berusaha membujuk dan memberikannya peringatan, tetapi Kan’an tetap memilih untuk tidak beriman dan akhirnya mengalami hukuman yang telah menjadi ketetapan baginya.

Kisah ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya mendengarkan peringatan dan nasehat dari orang tua atau orang yang lebih bijaksana. Kita harus selalu merendahkan hati dan bersedia untuk belajar, agar tidak mengalami nasib seperti Kan’an yang durhaka dan akhirnya mendapat hukuman yang adil dari Allah SWT. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran berharga dari kisah Nabi Nuh AS dan putranya ini.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *